Mohon tunggu...
Nur Hayati
Nur Hayati Mohon Tunggu... Administrasi - Jurusan Kimia Universitas Negeri Surabaya

pengajar, peneliti, mengabdi kepada masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dosen Kimia Unesa Melatih Pembuatan Hand Sanitizer Kepada Ibu PKK Loceret, Nganjuk

2 Desember 2022   08:16 Diperbarui: 2 Desember 2022   08:31 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta pelatihan secara berkelompok praktek membuat hand sanitizer dibawah arahan tim pelaksana PKM (Dokpri)

Oganisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa pandemi covid- 19 dikategorikan sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat secara Global (Global Public Health Emergency). Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang menyerang saluran pernafasan pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit covid-19. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.

Berbagai daerah di Indonesia telah terdampak dari adanya pendemi covid-19. Salah satunya masyarakat di wilayah Loceret Kabupaten Nganjuk. Untuk mengatasi masalah covid- 19 di Indonesia pemerintah menghimbau masyarakat untuk bekerja dan sekolah dari rumah serta rajin mencuci tangan dengan sabun atau rajin menggunakan handsanitizer untuk mencegah virus menempel pada tubuh yang kemungkinan berada di tangan seseorang. Seperti diketahui, Covid-19 di Indonesia dewasa ini kian melandai. 

Pertambahan kasus dan angka kematian akibat virus corona ini juga semakin menurun tiap harinya. Fakta ini membuat Indonesia bersiap transisi dari pandemi menjadi endemi. Namun hand sanitizer ini sendiri masih sangat diperlukan karena sangat efektif digunakan ketika jauh dari tempat cuci tangan, ketika kesulitan mencari air bersih dan ketika saat bepergian.Hand sanitizer mampu membersihkan dan mengurangi kuman yang ada di tangan. 

Dalam hal ini kebutuhan mereka untuk mencuci tangan dengan sabun atau untuk menggunakan hand sanitizer sangat besar, dan jika dilakukan dengan membeli hand sanitizer di toko, disamping sudah mulai langka ketersediaannya harga hand sanitizer sangatlah mahal. 

Dari hasil survei ke toko-toko maupun supermarket, hand sanitizer dengan ukuran 100 ml saja sudah dihargai 50 ribu bahkan lebih. Hal ini tentunya akan sangat memberatkan keuangan masyarakat. Sebagai cara mengatasi kelangkaan hand sanitizer seiring tingginya permintaan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mempublikasi cara membuat hand sanitizer yang mudah dilakukan. WHO telah merilis formulasi untuk membuat hand sanitizer sendiri. Dengan bahan kimia dan alat tertentu, setiap orang dapat mencoba membuat hand sanitizer sendiri di rumah. Namun, penting untuk dipahami bahwa pembuatan hand sanitizer harus dilakukan orang yang memiliki pengetahuan dasar yang memadai.

Salah satu upaya untuk mengurangi pemakaian bahan kimia berupa alkohol dan triklosan yang terkandung dalam produk antiseptik handsanitizer, maka dilakukan inovasi produk antiseptik handsanitizer dengan menggunakan ekstrak tanaman yang ada di alam dan yang ramah lingkungan yang mengandung sifat antibakteri . Ada banyak tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan alami pembuatan handsanitizer, salah satunya yaitu jeruk nipis. 

Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia S.) merupakan salah satu tanaman yang mudah didapatkan di lingkungan masyarakat dan banyak digunakan sebagai ramuan tradisional atau campuran sebagai perisa atau aroma. Selain digunakan sebagai aroma, jeruk nipis juga mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bemanfaat, seperti minyak atsiri yang mempunyai fungsi sebagai antibakteri yaitu flavanoid yang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aereus (kuman pada kulit) dan juga memiliki aroma yang khas (Dewi, 2012). 

Pada penelitian (Lauma, 2015) menyatakan bahwa perasan air jeruk nipis memiliki efek antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, hal ini ditunjukan dengan terbentuknya zona hambat perasan air jeruk nipis terhadap Staphylococcus aureus sebesar 14,22 mm. Hal ini menunjukkan bahwa ektrak jeruk nipis dapat digunakan sebagai bahan pengganti alkohol pada handsanitizer yang lebih sehat dan ramah lingkungan.

Peserta pelatihan secara berkelompok praktek membuat hand sanitizer dibawah arahan tim pelaksana PKM (Dokpri)
Peserta pelatihan secara berkelompok praktek membuat hand sanitizer dibawah arahan tim pelaksana PKM (Dokpri)

Ekstrak daun sirih (Piper betle L) memiliki aktivitas antibakteri dengan kandunganutamanya eugenolyang bersifat sukar larut dalam air. Ekstrak daun sirih merupakan alternatif bentuk sediaan yang sesuai untuk mencegah tumbuhnya Streptococcus mutans bakteri penyebab timbulnya plak. Disisi lain, sirih merupakan salah satu tanaman yang diketahui berkhasiat sebagai antiseptik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun