Muslim dapat mengalami kebingungan dan krisis identitas, terutama generasi muda, karena terpapar berbagai budaya dan nilai-nilai yang bertentangan dengan ajaran Islam.
2. Westernisasi dan sekularisasi:Â
Pengaruh budaya Barat yang dominan dapat mendorong sekularisasi di kalangan Muslim, yaitu memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari.
3. Terpengaruh ideologi ekstrem:Â
Muslim yang tidak memiliki identitas yang kuat lebih mudah terpengaruh ideologi ekstrem, seperti radikalisme dan terorisme.
4. Lemahnya persatuan umat Islam:Â
Umat Islam yang tidak memiliki identitas yang kuat akan mudah terpecah belah dan tidak mampu bersatu dalam menghadapi berbagai tantangan.
5. Hilangnya nilai-nilai Islam:Â
Nilai-nilai Islam seperti keadilan, kasih sayang, dan toleransi dapat terkikis jika identitas Muslim tidak diperkuat.
Mempelajari syakhsiyah Islam, atau kepribadian Islam, memberikan banyak manfaat bagi individu Muslim, termasuk menumbuhkan akhlak mulia. Akhlak mulia dalam Islam tercermin dalam konsep-konsep seperti shiddiq (kejujuran), amanah (kepercayaan), tabligh (menyampaikan), dan fathanah (cerdas).
Shiddiq, atau kejujuran, adalah salah satu nilai utama dalam Islam. Seorang muslim yang memiliki akhlak mulia akan selalu berbicara dan bertindak dengan jujur, tanpa menyembunyikan kebenaran atau memanipulasi fakta. Contoh nyata dari akhlak shiddiq adalah ketika seseorang mengakui kesalahan atau kekurangan dirinya tanpa rasa malu atau takut. Seorang yang jujur tidak hanya dilihat dari perkataannya, tetapi juga dari perbuatannya yang selaras dengan nilai-nilai kejujuran yang dia anut.