Mahasiswa adalah sekumpulan individu yang menempuh proses perkuliahan disebuah institusi resmi milik pemerintah maupun swasta. Metode perkuliahan yang diberikan oleh dosen menentukan tercapainya target penilaian dan kepuasan serta pengalaman belajar bagi para mahasiswa. Seperti halnya pengalaman belajar yang diharapkan oleh para mahasiswa keperawatan, mereka sangat mengharapkan adanya metode belajar yang mampu meningkatkan rasa percaya diri dalam melakukan komunikasi efektif karena hal tersebut adalah bagian yang sangat penting dalam melakukan interaksi dengan klien (pasien) ketika telah mengabdikan diri di masyarakat sebagai seorang perawat profesional.Â
Dilansir dari krakataumedia.com pada tanggal 17 desember 2022, komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat sasaran dan mencapai tujuan. Komunikasi dikatakan efektif jika, informasi, ide atau pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga terbentuk kesamaan persepsi, perubahan perilaku atau saling mendapatkan informasi atau menjadi paham.
Menurut Parry RH & Brown K (2009) Pembelajaran berdasarkan pengalaman dapat meningkatkan keterlibatan mahasiswa keperawatan melalui pengajaran dan pengembangan keterampilan komunikasi. Dari kutipan Parry dkk diatas dapat kita simpulkan bahwa dalam memberikan pengalaman belajar mengenai komunikasi efektif, baik itu dalam konsep teori maupun praktik, seorang dosen sebaiknya mencari metode belajar yang dianggap mampu membangun rasa percaya diri bagi para mahasiswa dalam melakukan komunikasi efektif.Â
Metode training team building adalah salah satu metode yang dianggap mampu memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan memiliki paket lengkap dalam proses belajar. Thamhain & Wilemon (1987) mendefinisikan bahwa team building adalah kegiatan yang mengumpulkan individu dengan kebutuhan, latar belakang, dan keahlian yang berbeda dan mengubahnya menjadi unit kerja yang terintegrasi dan efektif. Sementara itu, Kreitner & Kinicki (2008) menyimpulkan bahwa Team building merupakan proses pembelajaran dengan pendekatan eksperimental untuk meningkatkan proses internal kelompok seperti komunikasi antar individu, kolaborasi, dan mengurangi konflik yang mampu menghalangi pencapaian tujuan dalam satu kelompok.
Training team building biasanya dilakukan untuk para karyawan dan manajer dalam satu perusahaan dengan tujuan meningkatkan kekompakan dan performa kerja tim sehingga terjadi peningkatan produksi, namun telah terdapat beberapa penelitian yang mengaplikasikan konsep training tersebut dalam proses pembelajaran dalam kelas atau perkuliahan yang dimana sasarannya adalah pelajar dan mahasiswa. Adapun metode belajar team building dapat berupa; presentasi, diskusi atau sharing pengalaman, bermain peran dan games. Berbagai metode diatas dapat dijabarkan dalam rencana pembelajaran pada setiap tahapan pertemuan ketika perkuliahan dilaksanakan. Tidak jarang untuk metode games, dilaksanakan dalam kegiatan outbond sehingga pembelajaran dalam hal kekompakan tim, keseruan belajar serta perasaaan senang dan bahagia dapat dirasakan oleh pelajar atau mahasiswa meski tersebut masih dalam konteks suasana belajar.
Training team building secara utuh dipandang sebagai salah satu strategi pelatihan, namun seorang dosen dapat mengubah konsep pelatihan menjadi satu struktur pembelajaran atau bentuk perkuliahan tanpa mengubah kurikulum. Di era merdeka belajar saat ini, seorang dosen dituntut untuk kreatif dalam mendesaign metode pembelajaran sehingga menghasilkan luaran sesuai target pencapaian kompetensi pada setiap mata kuliah dan menjadikan mahasiswa sebagai pelajar yang kreatif, inovatif dan komunikatif. Ketika training team building akan diaplikasikan dalam satu kerangka pembelajaran, maka dibawah ini adalah tahapan /proses dari training team building  tersebut, yaitu :
- Tahap 1 : Permintaan untuk membangun tim (berdasarkan dari analisis masalah belajar yang ada )
- Tahap 2 : mengembangkan kontrak dengan siswa/mahasiswa pada tahap awal pembelajaran (orientasi program)
- Tahap 3 : melakukan pengumpulan data yang relevan dengan situasi mahasiswa dengan menggunakan tekhnik ; wawancara, kuesioner, fokus grup
- Tahap 4 : mengolah dan menganlisis data yang diterima dan merumuskan rekomendasi untuk kegiatan belajar selanjutnya
- Tahap 5 : berikan umpan balik kepada siswa/mahasiswa dan tentukan bagaimana / jika selama proses belajar/perkuliahan, metode team building diaplikasikan dan menggunakan model intervensi sesuai konsep team building dan mahasiswa harus terlibat secara penuh
- Tahap 6 : desain dan implementasi intervensi
- Tahap 7 : evaluasi dan tindak lanjut
Setelah melihat metode belajar dari training team building ini, tentunya sudah dapat kita simpulkan bahwa metode mengajar konservatif seperti ceramah atau pemberian tugas praktikum pada umumnya dapat digantikan dengan metode belajar dari training team building, karena memberikan suasana kelas yang berbeda, lebih variatif, tidak kaku dan memberikan kesempatan kepada pelajar atau mahasiswa untuk lebih mengeksplorasi kemampuan berkomunikasi dengan para rekannya satu sama lain karena mahasiswa adalah pusat belajar. Jika komunikasi antar sesama tim telah terlaksana dengan baik, tentunya komunikasi efektif kepada pasien, rekan sejawat atau rekan antar profesi akan dapat terlaksana dengan baik karena selama keterampilan komunikasi terus diasah dalam setiap metode pembelajaran maka secara tidak langsung kemampuan komunikasi efektif para mahasiswa keperawatan akan dimiliki oleh setiap mahasiswa. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H