Mohon tunggu...
nur sriyanti
nur sriyanti Mohon Tunggu... Perawat - sportif dan bijaksana

Blogger adalah seorang wanita karir yang saat ini sedang menempuh studi S2 Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai salah satu bentuk ibadah dalam mengumpulkan amal jariyah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kepemimpinan Siti Walidah dalam Memperjuangkan Pendidikan Islam dan Hak Asasi Perempuan

2 Mei 2022   07:50 Diperbarui: 2 Mei 2022   07:51 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam perputaran bumi dan seluruh keseimbangan yang ada didalamnya, semua tidak terlepas dari peran salah satu hamba Allah SWT yaitu para perempuan. Safitri dan Haryanto pada tahun 2020 dalam jurnalnya yang berjudul Nyai Walida As a National Education Figure. 

Islamic and Muhammadiyah Studies menyatakan bahwa peran wanita dalam masyarakat dan lembaga sosial sangatlah penting karena pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan asumsi dari para perempuan untuk mengaktualisasikan dirinya dalam bermasyarakat.

Menurut pandangan Islam yang dapat dikaji melalui kita suci Al Qur’an, laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba dan khalifah di bumi. Dalam firman Allah SWT melalui Surah Al-Adzriyat ayat 56 yang artinya “Dan aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku” adalah salah satu ayat diantara beberapa ayat lainnya yang menjelaskan tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan di hadapan Allah SWT. 

Yang berbeda di “mata” Allah SWT adalah ketaqwaan para hambanya (Laki-laki dan perempuan) yang dapat kita lihat dan baca pada surah An-Nahl 97 yang artinya barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan

Istri dari seorang pelopor dan pendiri Muhammadiyah; salah satu organisasi besar berbasis agama di Indonesia K.H. Ahmad Dahlan merupakan salah satu tokoh wanita yang mampu menggeser persepsi “kuno” para tetua pada masa perjuangan beliau. 

Siti Walidah atau yang biasa disebut Nyai Walidah/Nyai Ahmad Dahlan, adalah perempuan muslimah yang memperjuangkan kesetaraan dan hak-hak perempuan. Beliau tidak hanya aktif dalam dunia pendidikan, keagamaan, sosial, namun juga memiliki peranan yang sangat penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Siti Walidah merupakan salah satu tokoh perempuan yang memiliki peran penting dalam mengembangkan dan memajukan kaum perempuan meski dalam perjuangannya mengalami perjalanan hidup yang amat sulit, mengorbankan segala pemikiran, harta benda untuk kepentingan pendidikan dan dalam membela hak perempuan.

Organisasi ‘Aisyiyah yang  resmi berdiri pada tanggal 22 April 1917 adalah organisasi yang lahir dari pemikiran kritis sekaligus perjuangan hebat Siti Walidah. 

Dalam memperjuangkan hak wanita, beliau mnentang praktik kawin paksa dan kawin di usia muda, sebagaimana biasa terjadi di masyarakat. 

Hal tersebut juga dilatarbelakangi oleh pengalaman beliau terhadap anak-anak suaminya yang berasal dari isteri-isteri lainnya yang relatif sangat muda ketika dinikahi dan akhirnya tidak memiliki konsep matang dalam mendidik anaknya kelak

Gerakan ‘Aisyiyah menjadi wadah yang memberikan pencerahan bagi kaum perempuan dalam bidang pendidikan. Pada tahun 1922, organisasi ini secara resmi menjadi bagian dari Muhammadiyah dan sampai saat ini Aisyiyah sangat maju perkembangannya dan mampu menjadi program pendidikan percontohan dalam mengelola taman pendidikan kanak-kanak se Indonesia.

Tidak dapat dipungkiri bahwa peran wanita yang mampu bersaing dengan eksistensi pria pada “panggung” politik, sosial, pendidikan dan agama, sampai saat ini sangat diperhitungkan dan memberikan pengaruh yang luar biasa pada masyarakat yang secara langsung berdampak pada kesuksesan pembangunan suatu negara.

Nyai Ahmad Dahlan telah ikut menanam benih dan menjadi pelapor kaum perempuan untuk meninggalkan keyakinan dan kebiasaan yang kolot dengan melakukan pergerakan untuk maju dan berjuang supaya tidak tertinggal dari kaum laki-laki. 

Sebagai salah satu wanita Indonesia yang kagum dan terinspirasi dengan kegigihan beliau, penulis merasa mempunyai tanggung jawab untuk meneruskan perjuangan beliau dengan terus belajar sehingga mampu berfikir kritis dan mengaplikasikan hasil pemikiran yang bisa dimulai dari menjadikan diri sebagai madrasah yang mampu mengantarkan para anak-anaknya menjadi generasi penerus bangsa yang beriman, bertaqwa dan bermanfaat bagi manusia, lingkungan dan generasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun