Mohon tunggu...
Nur Faizah
Nur Faizah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMAN 1 SANGKAPURA

Menulis adalah hobi saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mekanisme Survival Kaum Urban di Bantaran Rel Kereta Api, Kawasan Wonokromo-Surabaya

22 Oktober 2022   11:27 Diperbarui: 22 Oktober 2022   11:29 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengenai isu-isu tentang penggusuran terhadap masyarakat yang bertempat tinggal di bantaran rel kereta api. Mereka semua sudah tahu tentang itu. Anehnya mereka tidak ada rasa untuk memberontak atau menolak akan kebijakan yang seperti itu. Mereka semua sadar bahwa tanah yang ditempati sekarang ini memang bukan hak mereka sepenuhnya. Kalaupun memang akan terjadi penggusuran sebagaimana isu-isu yang ada, mereka akan pergi dan akan menerimanya. Tetapi dari dalam diri masyarakat itu sendiri sebenarnya kalau ada yang mendukung untuk meminta ganti atas bangunannya, mereka mau menerima. Tetapi itupun kalau diganti rugi, kalaupun tidak diganti rugi mereka juga tidak apa-apa. Darisinilah terlihat bahwa masyarakat di bantaran rel kereta api ini hanyalah bisa menerima begitu saja tentang kebijakan-kebijakan yag seperti ini. Mereka yakin akan kebaikan mereka sendiri tanpa harus ada rasa penolakan yang hanya akan mempersulit keadaan itu.

Melihat fenomena yang ada di masyarakat Bantaran rel kereta api Wonokromo-Surabaya yang terdiri banyak masyarakat di sekitar bantaran tersebut adalah pendatang yaitu kaum urban yang terdiri dari banyak kota yaitu dari Nganjuk, Lumajang, Gresik, Madura, Bojonegoro dan lain-lain. Banyak perbedaan alasan mengapa mereka ingin pindah dari desanya ke kota Surabaya, dinulai karena alasan tekanan ekonomi, kurangnya lapangan pekerjaan di desanya, adanya kecemburuan sosial dan lain sebagainya. Tetapi yang menjadi prioritas utama kenapa mereka memilih ke Surabaya karena alasan ekonomi dan ingin mencari pekerjaa di Surabaya, dengan hanya berbekal keberanian dan sedikit kemampuan untuk bekerja di Surabaya. mereka lebih memilih tinggal di bantaran rel kereta api Wonokromo karena tempat tersebut tidak terlalu mahal untuk di tempati,dengan murahnya tempat tinggal tersebut mereka memilih untuk tinggal di bantaran rel kereta api Wonokromo. Lagipula mencari rumah kontrakan yang layak untuk di tempati untuk masyarakat urban harus dipikirkan secara matang karena melihat biaya yang cukup mahal untuk satu rumah saja untuk tinggal di kota Surabaya. Selain mengenai murahnya sewa tempat tinggal di bantaran rel kereta pai, masalah biaya hidup juga sangat dikatakan efisien dan hemat. Karena untuk kebutuhan sehari-hari mereka cukup berbelanja di daerah rumah yang ada di sekitar rel kereta pai tersebut.Mungkin manfaat bagi mereka kenapa memilih untuk tinggal dan melakukan urbanisasi adalah karena ingin memperbaiki perekonomiannya, manfaat urbanisasi misalnya bisa juga dilihat dalam konteks migrasi internasional. Contohnya Malaysia, negara tetangga ini bisa merayakan ulang tahun emas kemerdekaannya dengan gagah karena pembangunannya ditopang salah satunya oleh arus migran asal Indonesia. Dan dikarenakan lapangan pekerjaan di Indonesia sendiri sangat terbatas bahkan semakin melonjaknya angka pengangguran maka sebagian penduduk melakukan urbanisasi ke Negara lain demi mendapatkan kesejahteraan hidup yang makmur. Tidak heran jika banyak para TKI sendiri lebih berminat melakukan urbanisasi ke luar Negara dengan berbagai macam iming-iming bahwa mereka akan mendapatkan kehidupan dan pekerjaan yang layak dengan penghasilan yang lumayan. Itulah sebabnya banyak masyarakat yag tergiur akan fenomena urban di Negara tetangga dengan angka kemakmuran yang menjamin kehidupan mereka.

Mengenai dampak negatif yang akan terjadi akaibat Urbanisasi ini bisa dihendel dengan Cara mengurangi dampak nigatif urbanisasi tersebut. Masalah urbanisasi ini dapat ditangani dengan memperlambat laju pertumbuhan populasi kota yaitu diantaranya dengan membangun desa, adapun program-program yang dikembangkan diantaranya:

  • intensifikasi pertanian.
  • mengurangi/ membatasi tingkat pertambahan penduduk lewat pembatasan kelahiran, yaitu program Keluarga Berencana.
  • memperluas dan mengembangkan lapangan kerja dan tingkat pendapatan di pedesaan.
  • program pelaksanaan transmigrasi
  • penyebaran pembangunan fungsional di seluruh wilayah.
  • pengembangan teknologi menengah bagi masyarakat desa.
  • pemberdayaan potensi utama desa.
  • perlu dukungan politik dari pemerintah, diantaranya adanya kebijakan seperti reformasi tanah.
  •  
  • Berdasarkan kebijakan tersebut, maka yang yang berperan adalah pemerintah setempat dalam penerapannya. Pemerintah daerah perlu berbenah diri dan perlu mengoptimalkan seluruh potensi ekonomi yang ada di daerah, sehingga terjadi kegiatan ekonomi dan bisnis yang benar benar berorientasi pada kepentingan warganya. Tapi bukan berarti pemerintah daerah saja yang berperan, di tingkat pusat, pemerintah juga perlu membuat kebijakan lebih adil dan tegas terkait pemerataan distribusi sumber daya ekonomi. Dampak urbanisasi yang biasanya menjadi perhatian adalah masalah kemiskinan kota. Potret ini umumnya terekam melalui wajah perkotaan, dengan sudut-sudut pemukiman kumuh. Hal ini, dikarenakan sebagian besar kaum urban adalah tenaga tak terdidik yang biasanya menjadi buruh kasar dan memperoleh penghasilan minim. Akibatnya, mereka hanya mampu tinggal di kawasan kumuh dengan segala permasalahan yang di hadapinya.

Oleh karena itu banyaknya pemukiman kumuh yang ada di Bantaran rel kereta api Wonokromo-Surabaya ini menjadi masalah bagi pemerintah kota, dan jika kalau memang ingin di gusur nasib mereka harus di perhatikan karena mereka hanya bergantung pada rumah tersebut.

Mengenai strategi pengendalian tingkat urbanisasi yaitu:

  • Pertama tentu peran pemerintah pusat sangat tinggi dalam menciptakan lapangan kerja yang lebih terencana dan permanen di desa, terutama desa tertinggal, lewat menteri yang terkait.
  • Peranan bupati kepala daerah, pemda, kepala desa sangat dibutuhkan dalam memberi prioritas pembangunan pedesaan terutama dalam pengurangan kemiskinan dan peluang penciptaan tenaga kerja.
  • Perlu adanya insentif bagi pemuda yang mau membantu atau berperan dalam pembangunan pedesaan.
  • Perlunya penggalanan dana baik dari pajak, zakat dan shodakoh untuk membangkitkan peluang usaha baru.
  • Perlu ada komunikasi kota desa sehingga untuk setiap pemuda yang meninggalkan desa harus berkonteribusi dalam pembangunan desa.
  • Hindari profokasi yang berlebihan terhadap enaknya hidup di kota.
  • Perlu adanya transmigrasi apabila terjadi urbanisasi yang sangat meluap.

Isu-isu penggusuran yang akan terjadi di bantaran rel kereta api Wonokromo memang sudah sejak dulu menjadi wacana, telah banyak tau masyarakat yang tinggal di situ tetapi masyarakat hanya memandang sebelah mata karena hal tersebut hanyalah isu semata atau wacana saja maka dari itu masyarakat yang ada di sekitar bantaran rel kereta api Wonokromo menganggapnya hanya biasa dan seperti biasa melakukan aktifitasnya. Tetapi wacana sekarang memang benar-benar akan terjadi yaitu akan adanya penggusuran di bantaran rel kereta api Wonokromo-Surabaya, dengan adanya hal tersebut masyarakat di sekitar bantaran rel kereta Wonokromo telah siap kalau memang adanya penggsuran, menurut informan yang kami teliti bahwa dia telah siap rumahnya untuk di gusur tetapi harus ada wacana yang jelas agar masyarakat bisa siap-siap dan pihak PT. Kereta api tidak menggusur seenaknya saja, dan kalau memang beneran di gusur harus ada ganti rugi yang setimpal atas penggusuran tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun