Mohon tunggu...
Nur HalimatusSakdiyah
Nur HalimatusSakdiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa uin suka

kaum intelegensia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Critical Review Keharusan Zaman dan Masalah Keadilan Umat dan Bangsa

3 Maret 2021   06:02 Diperbarui: 3 Maret 2021   06:16 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

pemateri : Siti Dalilah Candrawati

Pendidikan Karakter yang dibina dapat dikategorikan menjadi 3 hal, yaitu :

1. Pendidikan Formal

pendidikan yang berjenjang secara runtut, seperti SD, SMP, SMA

2. Pendidikan Informal

pendidikan yang mengembangkan bakat dan skill keterampilan

3. Pendidikan non-formal

pendidikan paling dasar yaitu keluarga inti. 

keluarga inti atau muklir family yaitu pendidikan yang sedari dini mulai diajarkan melalui seorang ibu. mulai dari mengandung sampai melahirkan anak tersebut selalu intens berkomunikasi dengan ibunya. karena memang fitroh perempuan adalah mengandung, melahirkan , dan menyusui. selebihnya lelaki ridak bisa melakukan itu. perempuan bersifat multitasking dimana bisa  melakukan dua/lebih kegiatan dalam satu waktu karena memiliki otak yang ada diantara otak kanan dan kiri. demikian itu yang bisa menjadi salah satu alasan berkembangnya hormon estrogen pada perempuan yang mempengaruhi perannya. hingga sikapnya menjadi feminim.

tergerusnya zaman, yang tentunya akan membangun peradaban yang akan mempengaruhi bangsa.Tidak bisa dipersatukannya (inkompatibilitas) antara keharusan pembaruan dan integrasi ialah kenyataan bahwa bila suatu inisiatif pembaruan telah diambil oleh sebagian umat, maka sebagian yang lain akan mengadakan reaksi kepadanya ( Nurcholis. Islam: Kemodernan dan Keindonesiaan, 204-14, 1987 .

bahkan, Desain Induk Pembangunan Karakter bangsa (2010) dapat di identifikasi sebagai berikut;(1), Disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa;(2), Keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai esensi pancasila;(3), Bergesernya nilai-nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;(4), Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa;(5), Ancaman disintegrasi bangsa;(6), Melemahnya kemandirian bangsa. itu kata Nurdin Dosen Jurusan Dakwah STAIN Sultan Qaimuddin Kendari dalam jurnalnya  pendidikan karakter. Pendidikan karakter membagi menjadi fokus utama dalam belajar adalah strategi dan metode belajar.Kemendiknas, 2010, Seri pendidikan Karakter: Teori dan Aplikasinya Jakarta: Kemendiknas RI. hal ini tak mudah jika dilakukan oleh masyarakat, namun jika nilai tersebut dilakukan mustahil jika tidak bisa mengikuti perkembangan zaman.

Laporan penelitian Toniy Dicken sheets (AS) dalam pengajaran pembentukan karakter yang di teliti di Jepang. Sementara di Amerika Serikat dan beberapa negara maju lainnya, sekarang ada gerakan''back to family'', karena pembinaan akhlak dan karakter dalam keluarga mencakup keseluruhan yang tentunya itu bagian dari perkembangan zaman aspek pembinaan; interaksi, komunikasi, intervensi, habituasidan jeteladanan, (Ma'ruf, 2010: 2-4).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun