Mohon tunggu...
nurfadilla
nurfadilla Mohon Tunggu... Guru - Senada Aksara

Yakin usaha sampai

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyikapi Permasalahan Sosial dan Politik di Indonesia

25 Januari 2020   22:43 Diperbarui: 25 Januari 2020   22:41 16520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosial dan politik memiliki keterkaitan yang sangat erat. Seperti yang kita ketahui, bahwa dunia politik pasti berkenaan dengan dunia sosial masyarakat. Masyarakat menjadi penghubung antara sosial dan politik itu sendiri. 

Di dalam kegiatan politik, kita tidak bisa lepas dari partisipasi masyarakat karena masyarakatlah yang menjadi pelaku politik tersebut. Begitu juga sebaliknya, dalam kehidupan sosial kita tidak bisa lepas dari unsure-unsur politik.

Istilah sosial dan politik sudah dikenal oleh bangsa Indonesia sejak lama. Untuk urusan politik, Indonesia sudah melakukan banyak sekali kegiatan politik sejak kemerdekaan Indonesia. Dalam sejarahnya, Indonesia telah mencatat sebanyak tiga fase pemerintahan, yaitu demokrasi terpimpin atau orde lama yang dilaksanakan sejak kemerdekaan Indonesia di bawah kepemimpinan Ir. Soekarno, kemudian Orde Lama yaitu pada masa kepemimpinan Soeharto, dan Era Reformasi yang dimulai sejak lengsernya Soeharto pada tahun 1998.

Seperti yang kita ketahui, banyaknya partai politik yang memilih selebritis tanah air untuk menjadi anggota partainya. Dengan maksud rakyat lebih banyak memilihnya karena kepopuleran. Padahal, kinerja dari para selebritis tersebut tidak bisa dijamin jika hanya mengandalkan kepopuleran. Yang dibutuhkan dalam dunia perpolitikan Indonesia bukanlah sebuah kepopuleran, akan tetapi kinerja optimal yang dapat membangun politik Indonesia menjadi sangat baik. Dan seharusnya, partai politik memilih dengan bijaksana siapa anggota yang mahir pada bidangnya, bukan asal -asalan.

Masalah lain yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di masa sekarang ini adalah adanya persaingan dalam dunia perpolitikan adalah suatu masalah yang masih dirasakan dari dulu hingga sekarang. Persaingan tersebut dilakukan dalam bentuk persaingan sehat dan persaingan yang tidak sehat. Persaingan sehat akan memberikan dampak positif bagi siapapun, dan sebaliknya persaingan tidak sehat akan memberikan dampak negatif bagi pihak manapun. Persaingan tidak sehat ini, biasanya dilakukan dalam bentuk : saling menjatuhkan, menghina, memaki, bahkan saling menyakiti. Hal ini masih sering terjadi sampai sekarang ini. Ada banyak sekali tindakan-tindakan persaingan tidak sehat yang dilakukan antara partai politik yang satu dengan partai politik yang lainnya. Tindakan tersebut dilakukan oleh anggota partai politik, pengurus partai politik, pendukung partai politik, serta masyarakat yang sebenarnya tidak tahu menahu tentang politik tetapi memilih untuk mencoba melakukan tindakan tersebut. Sangat disayangkan jika masalah ini akan terus melanda negara yang kita cintai ini. Banyaknya partai merupakan bentuk dari kemajemukan bangsa yang seharusnya dijadikan pemersatu, bukan pemecah apalagi penghancur.

Sangat diakui, bahwa kondisi politik yang ada di Indonesia saat ini mengalami tingkat 'buruk'. Keterpurukan ini disebabkan perpolitikan Indonesia yang tidak sehat. Banyak politisi di negara ini yang terlibat kasus korupsi. Mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi dan lupa akan tugasnya sebagai pejuang rakyat. Bahkan saat ini, banyak pejabat dan tokoh yang hanya bisa bercuap -- cuap berdiskusi di televise mencaci maki kinerja tanpa mengetahui jalan keluarnya. Bukankah lebih baik bertindak dibandingkan hanya berdiskusi di televisi? dan sebuah diskusi tidak akan berguna jika tidak ada solusinya.

Saat ini, Indonesia tengah mengalami masalah yang cukup serius. Hilangnya nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan dunia perpolitikan telah menimbulkan masalah yang sampai sekarang belum terpecahkan. Nilai -- nilai pancasila sudah tidak lagi menjadi dasar negara yang diamalkan dalam kehidupan sehari -- hari. Nilai pancasila sudah tidak lagi dijunjung tinggi. Dan nilai pancasila sudah tidak dihiraukan lagi oleh masyarakat Indonesia. Pancasila seharusnya dijadikan landasan dalam dunia perpolitikan. Pancasila seharusnya diterapkan dalam segala macam kegiatan yang dilakukan di dunia perpolitikan. Namun yang terjadi sekarang ini adalah sebaliknya.

Hal ini sangat disayangkan, karena pancasila adalah dasar negara yang menjadi simbol dari bangsa ini. Pancasila adalah alat pemersatu bangsa. Dan pancasila adalah pedoman bagi kehidupan bermasyarakat. Seperti yang kita ketahui, sampai sekarang ini masih banyak sekali masalah dalam dunia perpolitikan yang dialami oleh negara yang kita cintai ini. Dengan adanya beragam masalah, sudah seharusnya kita masyarakat Indonesia mulai melakukan perubahan. Kita harus memikirkan solusi dari semua masalah ini. Bukan hanya mampu menjadi pembuat, penyebab, bahkan penikmat dari setiap masalah yang tengah kita hadapi.

Kita tidak boleh menjadi bangsa yang lemah, menjadi bangsa yang hanya memikirkan nasib sendiri tanpa memikirkan orang lain. Kita tidak boleh menjadi bangsa yang hanya bisa ikut -- ikutan dalam membuat masalah, menyebarkan suatu berita yang menimbulkan kerugian bagi orang lain, hanya berkomentar tanpa memberi solusi, bahkan malah menjadi penyebab dari masalah yang timbul.

Kita harus merubah pola pikir yang kita miliki, menjadi manusia yang berpikir kritis untuk kemajuan bangsa, dan harus bisa menemukan solusi, bukan hanya menanggapi. Kita tidak boleh bersikap acuh tak acuh terhadap persoalan yang ada di depan mata. Bukankah lebih baik kita membantu daripada hanya melihat suatu kesulitan yang dialami oleh orang lain?

Keberagaman yang kita miliki, adalah asset terbesar untuk menunjukkan pada dunia bahwa kita mampu bersatu. Dunia perpolitikan merupakan suatu wadah untuk menyalurkan aspirasi kita dalam mewujudkan kemajuan bangsa., dan masalah yang ada harus kita jadikan motivasi untuk menyatukan bangsa ini.

Persaingan tidak sehat dalam dunia perpolitikan sudah seharusnya kita kurangi, karena persaingan tidak sehat hanya akan menimbulkan dampak negatif yang dapat merugikan orang lain. Bukankah kita lebih suka menjalani kehidupan dengan tenang? Tanpa ada perkelahian, tanpa ada pemakian, pemecah belahan, bahkan pembunuhan.

Pemilihan selebritis menjadi anggota partai sebenarnya tidak ada masalah. Namun dalam pemilihan anggota, sebagai partai politik yang bijak sudah seharusnya kita tidak hanya memikirkan kepopuleran yang ada tanpa memikirkan kinerjanya. Menang karena kepopuleran tanpa memiliki kinerja yang baik, justru akan terasa sia -- sia.

Sebagai anggota politisi yang baik, kita tidak boleh memikirkan kepentingan pribadi daripada kepentingan orang lain. Kita harus berpikir, bahwa tindakan korupsi akan menimbulkan banyak kerugian bagi siapa saja. Kesenangan yang kita alami jika melakukan korupsi hanya bersifat sementara.

Pancasila yang telah dibuat dengan darah dan air mata oleh para pejuang bangsa sejak dahulu harus kita jadikan landasan dalam berkehidupan. Pancasila harus menjadi pemersatu, bukan penghancur. Mulailah berpikir kritis sejak dini. Memang tidak mudah untuk merubah sesuatu yang sudah rusak, namun bukankah semuanya masi bisa diperbaiki? Kita tidak akan mampu merubah pola pikir orang lain, apalagi sifat orang lain. Namun kita mampu untuk merubah pola pikir kita sendiri. Semuanya dimulai dari diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun