Cognitive Behavior Modification (CBM) merupakan teknik menggabungkan kognitif dan bentuk modifikasi perilaku. Menurut CBM, individu yang akan bertindak, sebelumnya didahului adanya proses berpikir. Selanjutnya bila individu ingin mengubah suatu perilaku yang tidak adaptif, terlebih dahulu harus memahami aspek-aspek yang berada dalam pengalaman kognitif dan berusaha untuk membangun perilaku adaptif dengan mempelajari keterampilan-keterampilan yang terdapat pada terapi perlakuan. Setelah individu menguasai keterampilan yang diajarkan, diharapkan ia mampu mengaplikasikannya pada kehidupan sehari-hari. Menurut Meichenbaum (dalam Aryani, 2008) bahwa modifikasi perilaku kognitif dilakukan berkenaan untuk menolong siswa mendefinisikan problem kognitif dan perilakunya, dengan mengembangkan kognisi, emosi, perubahan perilaku dan mencegah kambuh kembali. Adapun asumsi yang mendasari modifikasi perilaku kognitif adalah :
1. Kognisi yang tidak adaptif mengarah pada pembentukan tingkah laku yang tidak adapttif pula.
2. Peningkatan diri yang adaptif dapat ditempuh melalui peningkatan pemikiran yang positif.
3. Klien dapat mempelajari peningkatan pemikiran mengenai sikap, pikiran, dan tingkah laku.
Jadi, dari penjelasan yang telah diungkapkan secara singkat modifikasi perilaku kognitif dapat diartikan sebagai suatu teknik yang secara simultan berusaha memperkuat timbulnya perilaku adaptif dan memperlemah perilaku yang tidak adaptif (maladaptif) melalui pemahaman proses internal yaitu aspek kognisi tentang pikiran yang kurang rasional dan upaya pelatihan keterampilan coping yang sesuai, tentunya dengan menggunakan teknik yang sesuai untuk permasalahan yang terjadi pada siswa yakni masalah stres belajar.
Konseling Cognitive Behavior Modification (CBM) melibatkan berbagai aspek yang berkontribusi pada efektivitas proses konseling. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam CBM:
- Aspek Kognitif
- Pola Pikir : menyoroti pentingnya pola pikir dalam memengaruhi perasaan dan perilaku
- Distori Kogmitif : mengidentifikasi dan mengatasi distorsi kognitif, seperti pemikiran hitam-putih, generalisasi berlebihan, atau meminimalkan hal positif.
- Aspek Perilaku
- Perubahan Perilaku : fokus pada pengubahan perilaku maladaptif melalui teknik-teknik perilaku, seperti penguatan positif atau penghindaran.
- Latihan Keterampilan: mengajarkan keterampilan sosial dan teknik pengendalian stress untuk membantu konseli menghadapi situasi yang sulit.
- Aspek Emosional
- Pengelolaan Emosi: membantu konseli memahami dan mengelola emosi mereka, termasuk kecemasan, depresi dan kemarahan.
- Regulasi Emosional: mengajarkan teknik untuk mengatur respon emosional agar lebih adaptif.
- Aspek Sosial
- Interaksi Interpersonal: mengembangkan keterampilan komunikasi dan hubungan interpersonal yang sehat.
- Dukungan Sosial: mendorong konseli untuk membangun jaringan dukungan sosial yang positf.
- STRATEGI KONSELING CBM
- Berikut adalah beberapa strategi yang digunakan dalam konseling Cognitive Behavior Modification (CBM) :
- Assesment Awal
- Melakukan assessment awal untuk mengetahui atau memahami masalah yang dialami konseli, termasuk mengidentifikasi pikiran negatif dan perilaku maladaptif yang sedang dialami.
- Penetapan Tujuan
- Konselor membantu konseli untuk menetapkan tujuan yang spesifik dan terukur yang ingin dicapai melalui proses konseling. Pastikan tujuan tersebut realistis dan dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu.
- Edukasi tentang Proses CBM
- Menjelaskan kepada konseli tentang hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku dan berikan pemahaman kepada konseli mengenai distori kognitif dan bagaimana mngidentifikasinya.
- Identifikasi Pikiran Negatif
- Konselor mengajak konseli untuk mencatat pikiran otomatis yang muncul dalam situasi tertentu dan diskusikan contoh-contoh spesifik dari pikiran negatif tersebut.
- Reframing dan Evaluasi Pikiran
- Melatih konseli untuk menggantikan pikiran negatif dengan alternatif yang lebih positif dan realistis. Gunakan teknik Socratic Questioning untuk mendorong refleksi kritis.
- Pengembangan Keterampilan
- Ajarkan keterampilan koping pada konseli, seperti teknik relaksasi, pengendalian stress dan keterampilan sosial. Latih konseli untuk menerapkan keterampilan ini pada situasi nyata.
- Eksperimen Kognitif
- Rencanakan eksperimen yang memungkinkan konseli menguji keyakinan mereka dalam situasi yang sebenarnya. Â Bantu konseli untuk menganalisis hasil eksperimen dan menarik kesimpulan.
- Monitoring Kemajuan
- Memintalah kepada konseli untuk mencatat perubahan dalam pikiran dan perilaku mereka selama sesi dan diskusikan kemajuan yang telah dicapai dan tantangan yang dihadapi.
- Penyesuaian Strategi
- Berdasarkan kemajuan dan umpan balik konseli, sesuaikan strategi konseling jika diperlukan.
- Penyelesaian dan Pemeliharaan
- Setalah tujuan sudah tercapai, diskusikan cara konseli dapat mempertahankan perubahan positif dan rencanakan sesi tindak lanjut untuk memastikan keberlanjutan kemajuan yang dicapai.
- TEKNIK-TEKNIK CBM
- Corey (2005) mengemukakan teknik-teknik dan coping skill yang digunakan dalam modifikasi perilaku kognitif (cognitive behavior modification) diantaranya:
- Intruksi Diri (self instruction)
- Merupakan salah satu teknik yang diadaptasi dari modifikasi konseling kognitif perilaku yang dikembangkan oleh Meichenbaum pada tahun 1997 untuk latihan meningkatkan control diri sebagai rangsangan penguatan. Pelatihan intruksi diri ini berfokus pada membantu konseli lebih sadar dengan pembicaraan mereka Meichenbaum (dalam Mashita, 2013)
- Restrukturisasi Kognitif
- Merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam teori kognitif perilaku, tujuannya membentuk ulang pola-pola kognitif, asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan dan penilaian-penilaian yang irasional, merusak dan mengalahkan diri sendiri. Dalam hal ini mencoba untuk mengubah distori kognitif dengan menguji ulang keyakinan konseli dengan berbagai teknik persuasi, Edelson (dalam Aryani,20080.
- Problem Solving
- Merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesainnya, DeVito (dalam Purwanto,2014) merupakan suatu proses kreatif dimana individu menilai perubahan yang ada pada diri dan lingkungannya, membuat pilihan-pilihan baru, keputusan dan penyesuaian yang selaras dengan tujuan dan nilai hidupnya.
- Relaksasi
Â
Cormier (dalam Abimanyu,2009) memberi pengertian relaksasi otot sebagai usaha mengajari seseorang untuk relaks, dengan menjadikan orang itu sadar tentang perasaan tegang dan perasaan relaks kelompok otot utama seperti tangan, muka, dan leher, dada, bahu, punggung, perut dan kaki.- ModellingÂ
- Modelling merupakan strategi atau teknik di dalam konseling yang menggunakan proses belajar melalui pengamatan terhadap model dan perubahan perilaku yang terjadi karena peniruan. Teknik modelling dibagi lagi menjadi modelling langsung, modelling simbolis, modelling diri sendiri, modelling partisipan dan modelling kognitif.
- Role Playing
- Humalik (2004) memberi pengertian role playing (bermain peran) adalah model pembelajaran dengan cara memberikan peran-peran tertentu kepada peserta didik dan mendramatisasikan peran tersebut ke dalam sebuah penampilan.
- Time Management
- Philips (dalam Aryani,2008) menjelaskan bahwa time management merupakan kemampuan untuk dapat memprioritaskan, menjadwalkan, serta melaksanakan tanggung jawab individu demi mencapai tujuan yang diharapkan.
      Tujuan Konseling dengan Pendekatan CBM     Â
      Menurut  Aaron T. Beck (1967) ada beberapa tujuan tujuan konseling dengan pendekatan Cognitive Behavior Modification (CBM) diantaranya:
- Membantu individu mengenali dan menyadari pola pikir negatif yang berkontribusi terhadap masalah emosional
- Mengajarkan individu untuk mengganti pikiran yang tidak rasional dengan pikiran yang lebih realistis dan positif
- Membantu individu belajar cara mengelola dan mengatur emosi dengan baik
- Mengembangkan keterampilan untuk memecahkan masalah dan menghadapi tantangan dengan cara yang lebih adaptif
- Mengurangi gejala gangguan mental seperti depresi dan kecemasan dengan fokus pada perubahan pola pikir dan perilaku.
- Manfaat Konseling dengan Pendekatan CBM
Manfaat Konseling dengan Pendekatan Cognitive Behavior Modification (CBM) sangat beragam dan mencakup banyak aspek kesejahteraan psikologis individu. Berikut adalah penjelasan secara rinci mengenai manfaat dari pendekatan ini:
- Mengubah Pola Pikir
- Manfaat utama: Dapat mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang tidak realistis atau irasional. Pola pikir ini sering kali menjadi penyebab atau pemicu dari kecemasan, depresi, atau perilaku maladaptif.
- Contoh: Seseorang yang selalu berpikir, "Saya tidak pernah bisa sukses," dapat dibantu untuk mengganti pikiran ini dengan pemikiran yang lebih realistis, seperti, "Saya mengalami kegagalan, tetapi itu adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang."
- Meningkatkan Pengelolaan Emosi
- Manfaat utama: CBM membantu individu untuk mengenali dan mengelola emosi mereka dengan cara yang lebih sehat. Dengan memahami hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku, klien dapat mengubah cara mereka merespons situasi emosional.
- Contoh: Seseorang yang merasa cemas atau marah bisa belajar untuk mengidentifikasi pemikiran yang memicu perasaan tersebut, dan kemudian menggantinya dengan pemikiran yang lebih menenangkan atau rasional.
- Mengurangi Perilaku Maladaptif
- Manfaat: CBM mengarahkan individu untuk mengganti perilaku yang merugikan atau destruktif dengan perilaku yang lebih adaptif dan positif. Misalnya, jika seseorang memiliki kebiasaan buruk seperti merokok atau makan berlebihan karena stres, konseling ini membantu mereka untuk menemukan cara yang lebih sehat dalam mengatasi perasaan tersebut.
- Contoh: Jika seseorang menggunakan alkohol untuk mengatasi kecemasan, konseling CBM akan membantu mereka mengganti respons tersebut dengan strategi pengelolaan stres yang lebih efektif, seperti teknik relaksasi atau olahraga.
- Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah
- Manfaat: Meningkatkan pengembangan keterampilan pemecahan masalah yang lebih baik, dengan memfokuskan individu pada cara berpikir yang rasional dan objektif.
- Contoh: Individu yang merasa kewalahan dengan masalah hidup atau pekerjaan bisa dilatih untuk membagi masalah besar menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan lebih dapat dikelola, serta mencari solusi yang lebih praktis.
- Mengurangi Stres dan Kecemasan
- Manfaat: CBM sangat efektif dalam mengurangi gejala kecemasan dan stres. Melalui pendekatan ini, individu diajarkan cara untuk mengenali dan mengubah pemikiran yang memicu kecemasan atau stres berlebihan.
- Contoh: Seseorang dengan gangguan kecemasan sosial mungkin memiliki pemikiran seperti, "Orang akan menilai saya jika saya membuat kesalahan." Konseling CBM dapat membantu individu tersebut untuk mengganti pemikiran tersebut dengan pemikiran yang lebih rasional, seperti, "Setiap orang bisa membuat kesalahan, dan itu adalah hal yang normal."
- Meningkatkan Kepercayaan Diri
- Manfaat: Salah satu dampak positif dari mengubah pola pikir negatif adalah peningkatan rasa percaya diri. CBM membantu individu untuk melihat diri mereka secara lebih realistis dan positif, serta lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan hidup.
- Contoh: Seseorang yang merasa tidak mampu mencapai tujuan kariernya karena sering merasa gagal, bisa diajarkan untuk merumuskan tujuan yang lebih realistis, serta memfokuskan pada langkah-langkah kecil yang dapat dicapai.
- Mengatasi Gangguan Psikologis Seperti Depresi dan Fobia
- Manfaat: CBM sangat efektif untuk membantu mengatasi berbagai gangguan psikologis, seperti depresi, fobia, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), dan gangguan kecemasan lainnya. Dengan mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang negatif atau distorsi kognitif, individu dapat mengurangi gejala yang mereka alami.
- Contoh: Seseorang dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) bisa dibantu untuk mengubah pemikiran yang berulang-ulang dan tidak rasional, serta menggantinya dengan pola pikir yang lebih logis dan fungsional
- Meningkatkan Kualitas Hubungan Interpersonal
- Manfaat: Dengan mengubah pola pikir dan perilaku yang negatif, individu dapat memperbaiki cara mereka berinteraksi dengan orang lain. Pendekatan ini juga membantu mereka lebih empatik, komunikatif, dan bijaksana dalam hubungan sosial.
- Contoh: Seseorang yang cenderung menjadi defensif atau mudah marah dalam hubungan interpersonal, seperti hubungan keluarga atau pasangan, dapat belajar untuk lebih sabar dan berpikir lebih rasional sebelum bereaksi.
- Meningkatkan Kualitas Hidup Secara Keseluruhan
- Manfaat: Konseling CBM secara keseluruhan dapat membantu individu merasa lebih bahagia, lebih puas dengan hidup mereka, dan lebih terampil dalam menghadapi tantangan hidup.
- TAHAP PROSES KONSELING CBM
- Pada setiap pertemuan, yang dirancang secara bertahap untuk membantu klien (konseli) mengidentifikasi dan mengubah pola pikir serta perilaku yang tidak sehat.
- Pertemuan 1: Pengantar, Pembentukan Hubungan Terapeutik, dan Identifikasi Masalah
- Tujuan Sesi: Membangun hubungan terapeutik yang kuat, memahami masalah klien, dan menetapkan tujuan terapi.
- Langkah-langkah:
1. Pembukaan dan Pengenalan (10-15 menit)