Bagian estetik ada dibagian rumah panggung. Rumah panggung ini terbagi menjadi 3 bagian. Bagian bawah yang dapat digunakan untuk ruang produktif ataupun santai. Bagian atas yang terbagi lagi menjadi dua bagian. Di dalam ada meja lesehan, sedangkan di depan ada meja dan kursi yang dilengkapi stop kontak. Bagian luar ini bagus dinikmati dengan pemandangan taman dan lebih bagus jika bertepatan dengan waktu senja.
Saat penulis berkunjung, penulis memilih tempat bagian yang bagus ini. Sisi luar taman. Menikmati suasana untuk produktif ditemani segelas teh dan mendoan yang enak dengan harga terjangkau.Â
Tidak lupa ada Wifi yang bisa digunakan dengan bijak oleh penulis dan pengunjung lain yang tersebar di berbagai sudut Warkop Singosari. Saat penulis berkunjung, penulis juga bisa merasakan suasana rumah kuno dengan tetap ada penghuni di sisi selatan tempat penulis berada.
Moment pertama kali penulis ke Warkop Singosari ini sekaligus menjadi moment penulis membuat sebuah Instagram bernama @jelajahruangproduktif untuk mengabadikan hobby penulis yang suka menjelah warung kopi. Selanjutnya pengabadian hobby penulis berada di Kompasiana yang cocok untuk menuangkan ide terkait warung kopi dalam bentuk karya tulis non ilmiah.
Bonus bagus bagi umat Islam yang sedang berkunjung di Warkop Singosari yaitu ada Mushola untuk Shalat. Sebuah mushola yang berada di sebelah selatan rumah panggung tempat penulis berada.Â
Mushola ini bersih dan rapi, sehingga nyaman untuk Shalat. Ini menjadi poin yang bagus untuk Warkop Singosari. Pengunjung beragama Islam tetap bisa melaksanakan kewajiban ibadah meski sedang Produktif.
Harga yang di berikan oleh Managemen Warkop Singosari ini cukup terjangkau karena dimulai dari harga Rp.3.000,-. Menunya memiliki kualitas bagus semua. Menarik untuk berbagai kalangan. Terutama bagi penulis yang kala itu menikmati mendoan yang enak. Tehnya juga enak. Lain waktu ketika berkunjung, penulis ingin mencoba menikmati menu lain agar bertambah pengetahuan dan pengalaman terkait menu yang ada di Warkop Singosari.