Mohon tunggu...
nur hanifah ahmad
nur hanifah ahmad Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Freelance, Alumni S1 Studi Agama-agama UIN Sunan Kalijaga

Penulis bebas yang sedang belajar di dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Keindahan Tersembunyi Embung Tambakboyo Yogyakarta

23 Juli 2023   02:29 Diperbarui: 23 Juli 2023   02:57 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis 

Embung yang berada di dekat kota Jogja ini pertama kali aku kunjungi pada Jum'at, 14 Juli 2023 usai dari suatu penerbit daerah Maguwoharjo. Saat itu aku berniat mencari tempat untuk menulis berbentuk Warung Kopi. 

Namun di Google Map menunjukkan lokasi terdekat dari tempatku yang berada di samping Stadion Maguwoharjo ini ada di Embung Tambakboyo. Ini membuat aku sangat penasaran. Akhirnya aku memilih mengobati penasaranku dengan pergi ke Embung Tambakboyo yang harus melalui jalan memutar.

Mengikuti petunjuk Google Map melalui jalan ramai, hingga masuk di daerah pemukiman warga. Ini membuatku ragu pada awalnya. Sebab biasanya sebuah tempat wisata bertema alam itu jalan masuknya khas dengan alam. 

Ini penuh perumahan padat penduduk. Namun Google Map menunjukkan arah ke Embung Tambakboyo. Ya sudah aku ikuti jalur. Hingga sampai dijalanan menurun yang ada penjaga untuk membayar parkir sekalian sebesar 2 ribu untuk motor. Setelah itu masuk mengikuti jalan menurun dan sampailah di Embung Tambakboyo yang free masuknya selain parkir.

Hamparan air di Embung Tambakboyo dengan jalan kecil dipinggir dan pembatasnya yang berwarna biru ini tampak sangat mempesona. Sungguh ini nyata wisata alam yang jalan masuknya melalui perumahan padat penduduk. Kebetulan waktu itu jam 3 sore hari. 

Jadinya sepanjang pembatas lumayan banyak orang yang menikmati keindahannya. Sebab aku pertama kali berkunjung, maka aku memutuskan untuk berkeliling Embung Tambakboyo yang luasnya 7,8 Hektar menggunakan motor.

Motor melaju pelan ke arah kanan memutari Embung Tambakboyo. Di sisi lain Embung berderetan di sisi utara angkringan dan warung kopi. Ini yang aku cari. 

Bisa ngerjain tulisan di tempat mempesona ini. Namun aku harus tetap mengelilingi Embung Tambakboyo dahulu sebagai perkenalan pertama dari warga Jogja yang baru pertama kali berkunjung. 

Aku pun berkeliling. Menemukan pacuan kuda, orang yang memancing ikan, orang berpacaran, orang menikmati alam, sungai, jembatan yang ada tulisan Embung Tambakboyo, pepohonan dan berakhir di sebuah angkringan sisi utara Embung Tambakboyo untuk menulis.

Sumber : Dokumen Pribadi Penulis
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

Jam 15:30 an tepatnya aku mulai berproses di dunia kepenulisan dari sebalik angkringan rasa cafe. Temanku yaitu Es Teh dan Mendoan dengan harga wajar. Es Teh 3 ribu, ini harga wajar di sebuah angkringan menurutku. 

Aku pun memulai proses membaca buku, menulis dan menikmati keindahan alam yang tersaji di hadapanku. Saat berproses sekitar jam 4 an, jalan di depanku mulai ramai warga berolahraga. 

Beberapa memarkir kendaran di depan angkringan tempatku berada. Aku perhatikan menyenangkan sekali bisa olahraga tanpa kendaraan mengelilingi Embung yang sangat luas ini. Menjadi ingin melakukannya juga di kesempatan lain.

Sumber : Dokumen Pribadi Penulis
Sumber : Dokumen Pribadi Penulis

Tak terasa waktu senja tiba. Aku yang masih berhadapan dengan dunia kepenulisan ini menikmati sambil menghabiskan mendoan yang tersisa 1 biji di senja itu. 

Kuperhatikan warga yang berolahraga sudah berkurang banyak. Berganti angkringan tempatku beranjak ramai orang. Aku tetap tinggal untuk menyelesaikan hal yang seharusnya aku selesaikan. Hingga jam 6.30. Teh yang sudah tidak ada Esnya aku habiskan. Lalu bersiap pulang.

Kegelapan malam membuat aku pulang melalui jalur kiri dan keluar lingkungan Embung Tambakboyo melalui jalur lain yang berbeda dari jalur saat masuk. 

Dari jalan keluar sudah tampak perumahan padat penduduk. Ku telusuri jalur keluar lurus lalu belok ke arah UPN Veteran. Sungguh itu perumahan padat penduduk semua. Jalannya juga sudah aku kenal. Disitu baru aku tau ternyata aku selama ini pernah melewati jalan menuju wisata gratis seindah itu. Tidak disangka sebelumnya. Mengejutkan. Perumahan padat penduduk itu yang membuat Embung Tambakboyo menjadi tersembunyi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun