Mohon tunggu...
Nur Winoto
Nur Winoto Mohon Tunggu... Freelancer - Merujuk pada harmonisasi semesta raya.

bike messenger yang ingin menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

XVII Non VIXI

20 Juli 2014   20:48 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:47 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kultur berwajah nomeklatur simbolik,

Ia berbedak opresi dan bergincu hirarki.

Hukum sekuler-pun tertinggal-terbiaskan jaminan - jaminan janji demokrasi,

Bayangan absolutisasi nilai terpantul di permukaan cerminnya pengendalian politik.

Keniscayaan akan ketertiban sosial imaginer berbuih ...

Di kubangan lumpurnya kleptokrasi kebudayaan.

Kuasa kedap argumen dinaikkan ke tiang tertingginya harapan politik ...

Yaaa ... obsesi tentang hidup paripurna, keunggulan entitas dan kepastian akan kebenaran,

Adalah isi pandora yang timbul tenggelam di ruang hampa diskursus jubah penampilan publiknya.

Kompas opini publik tidak lagi berpedoman utara ....

Multikultur mata anginnya di-per-dayakan untuk bermonokultur otoritas elit di politik yang tak berkutub.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun