Mohon tunggu...
Nur Rahmah Ghariziyah AR
Nur Rahmah Ghariziyah AR Mohon Tunggu... -

Hamba ALLAH swt. Umat Nabi Muhammad saw.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Syarat Menjadi Shalihah (Berhijab)

27 Januari 2017   12:04 Diperbarui: 27 Januari 2017   12:29 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kak, kalau kita cinta sama ALLAH berarti kita harus taat pada-NYA.. Berhijab sebagai bukti cinta kita loh, Kak..”ujar Milah, Hanah mengiyakan.

“Hilyah, setiap muslimah wajib berjilbab karena itu adalah kewajiban, perintah dari ALLAH. Jilbab bukan se-musim, yang hanya dipakai pada waktu tertentu saja. Syarat menjadi shalihah adalah berhijab, tidak mungkin kita meraih predikat shalihah sebelum menutup aurat sesuai perintah-NYA. Jika berjilbab ikhlas karena ALLAH Ta’ala, niscaya akan hadir perisai iman dan taqwa yang membentengi kita dari perbuatan yang tak pantas dilakukan. Ingat, kita tak pernah tahu kapan ajal menemui kita, jadi jangan pernah menunda kebaikan ya? Terlebih lagi kalau kebaikan itu berstatus kewajiban,”jelas Hanah lemah lembut, membuatku jadi tersadar sendiri.

Berhari-hari, aku jadi sering termenung. Duh.. Bagaimana jika sebelum istiqamah berjilbab, malaikat maut lebih dulu menjemutku untuk menemui-NYA, kemudian DIA meminta pertanggungjawaban atas segala perbuatanku selama di dunia, lalu apa yang akan kukatakan? Tubuhku selalu gemetar membayangkan betapa panasnya api neraka dan pedihnya adzab yang akan kuterima.. Tapi aku belum siap berhijab.. Aku belum siap, berontak pikiranku pada hatiku yang sepertinya mulai meronta agar aku segera istiqamah.

✿✽✿✽✿

Ddrrt... Dddrrtt... Ponselku bergetar. Nama “Ukhti Hanah” tertera di sana. Tanpa membuang-buang waktu, aku pun menjawabnya.

“Halo... Assalamu’alaikum..”ucapku.

“Wa’alaikumussalam.. Hilyah.. Alhamdulillaah, ada kabar bahagia hari ini..”tutur Hanah dari kejauhan sana. Aku tersenyum. Biasanya jika Hanah mau meneleponku, ia akan minta tolong pada Milah untuk menghubungkannya ke nomorku.

“Kabar bahagia apa, Nah?”tanyaku antusias mendengar suara bahagia sahabatku.

“Alhamdulillaah.. Ada seorang sukarelawan yang ingin mendonorkan matanya untukku, Yah.. Karena ia divonis berumur tak lama lagi, jadi dia ingin mendonorkan matanya.. In Syaa ALLAH, operasinya pekan depan..”

“Alhamdulillaah... Selamat, ya? Aku turut senang mendengar kabar bahagia ini. Semoga operasinya berjalan lancar.. Aamiin..”responku turut bahagia.

“Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin..”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun