Mohon tunggu...
NUR NGAFIFAH
NUR NGAFIFAH Mohon Tunggu... -

harus semangat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

“Geser-geser Teori”

5 November 2011   04:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:02 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa teori pembelajaran diantaranya behaviorise, koneksionisme, kognitif, konstruktivisme, dan humanistic. Dari beberapa teori itu masing-masing mempunyai kelemahan sehingga pada penerapannya di lapangan tidak sesuai dengan teori murninya. Hal ini dikarenakan apabila diterapkan sesuai dengan teori murninya, proses dan hasilnya kurang efektif. Kejadian yang seperti ini disebut mengalami pergeseran.

Misalnya dari teori yang pertama yaitu behavioristik. Teori ini adalah teori yang menekankan pada hubungan S-R. anak dikatakan belajar apabila ada respon dari stimulus yang diberikan oleh Guru dan hal itu dapat dilihat secara nyata dalam aspek fisik bukan mental yaitu melalui perubahan tingkah laku, dan sebaliknya. Itu merupakan salah satu hal yang membuat teori ini digeser oleh teori lain. Selain itu, anak akan cenderung pasif karena menunggu stimulus. Otak dianggap sebagai alat penjiplak dan pentransfer struktur pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik, siswa menjadi kurang produktif, kurang imajinatif, kurang kreatif, berpikir linear dan konvergen. Aspek mental seperti potensi, minat, bakat, perasaan tak diperhatikan karena menurut teori ini pendidiklah yang sangat dominan untuk memberikan stimulus. Dengan teori lain yang lebih mengaktifkan mental siswa (active learning), pembelajaran akan lebih efektif.

Pergeseran pada teori behaviorisme juga terjadi pada teori koneksionisme yang sama-sama menekankan hubungan S-R tetapi juga pada penguatan. Dalam teori koneksionis, suatu respon dianggap akan menghasilkan stimuli, yang pada gilirannya bisa menghasilkan respon-respon lain. Yang khas dari teori ini adalah kekuatan kebiasaan yang dapat ditingkatkan tetapi tidak dapat menurun. Teori koneksionisme hanya memberikan koneksi stimulus-respon secara spesifik bukan membelajarkan individu untuk memecahkan masalahnya secara mandiri.

Lanjut ke teori selanjutnya yaitu kognitivisme yang menekankan pemaksimalan aspek intelektual juga melibatkan lingkungan melalui asimilasi dan akomodasi. Pembelajaran didefinisikan sebagai proses memaknakan pemahaman pengetahuan terhadap individu sedangkan otak untuk menginterpretasi pengetahuan sehingga tiap-tiap individu dapat memiliki pemahaman yang berbeda dalam memaknai satu pengetahuan yang sama. Kelemahannya adalah siswa yang pintar semakin pintar, yang kurang semakin jauh tertinggal karena perubahan yang dihasilkan lambat sehingga sullit menentukan factor yang mempengaruhinya.

Teori yang selanjutnya masih berhubungan dengan kognitivisme yaitu konstruktivisme yang mendefinisikan belajar sebagai proses pemabangunan struktur pengetahuan secara mandiri oleh individu sehingga harapannya individu dapat aktif dan guru sebagai fasilitator melalui pengalaman nyata. Namun jika individu itu tidak ada kemauan atau motivasi, maka pembelajaran tidak efektif karena individu menjadi tonggak utama dalam belajarnya secara mandiri.

Teori yang terakhir yaitu humanisme "memanusiakan manusia". Jika siswa mampu mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah - masalah psikisnya asalkan pendidik menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri, maka dikatakan belajarnya berhasil dan pada prosesnya dapat memadukan teori manapun asalkan tujuannya memanusiakan manusia. Jadi pendidik mempunyai andil besar dalam pembelajaran. Selain itu karena dapat memadukan berbagai teori dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing teori tetapi tidak member gambaran efek perpaduan itu membuat bingung.

Kesimpulannya karena tiap teori memiliki kekkurangan dan kelebihan maka pintar-pintarnya kita memilih teori yang cocok diterapkan sesuai kondisi dan situasi karena tori itu bersifat relatif. Demikian yang dapat saya tulis semoga bermanfaat.....................

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun