"Nah,, pas!, Tuan orang yang cocok untuk saya jadikan mentri penjelasan, tugasnya kan hanya memberikan penjelasan penjelasan apa saja yang sudah terjadi selama kepemimpinan saya nantinya, saya yakin ..tuan ular ahlinya! kembali si buaya memberi semangat 'janji jabatan' kepada ular.
berikutnya , buaya ketemu Burung ,
"Halloo cantik, apa kicauanmu hari ini?" buaya pinter merayu juga. kebetulan sicantik ini adalah burung dara. selama kepemimpinan raja singa, si burung dara jadi INTEL alias mata mata yang memantau kegiatan para binatang dari atas. Tapi karena kecerobohannya ia pun di gantikan si Elang,bermata lebih tajam.
“ haloo pak buaya, saya sudah tau maksud bapak menemui saya. Karena dari atas saya sudah melihat, bapak berbicara dengan sigajah dan si ular untuk bisa menolong bapak memenangkan pemilurata nanti, bukan? Kata si burung penuh selidik.
“ wah,, bener.., kamu mang cerdas dan cepat taunya. Sepantasnya kamu akan saya jadikan mentri pengembangan pengetahuan . kamu pasti mau kan?”ayoo bantu saya untuk menang pemilurata nanti ya?”
Begitulah seterusnya, setiap bertemu binatang yang lainnya, buaya selalu menebarkan janji janji jabatan.hingga pada saat pemilurata tiba. Memang si buaya menang dengan persen yang lumayan tinggi, raja singa tersungkur tak berdaya.” Sudah tua..alon alon nang prabon..” sindir si buaya.
Buaya naik tahta menjadi raja hutan mangluva. Karena terlalu banyak berjanji dengan banyak binatang. Buaya bingung dan lupa. Siapa tadinya yang dijadikan mentri mentri yang bisa sesuai dengan keahliannya. Dan buaya juga lupa dengan sahabat karibnya si kancil yang telah bersusah payah memenangkan nya dalam pemilurata.
Buaya mabok kekuasaan, ia menaikkan para mentri mentri dengan terlebih dahulu memilih siapa yang paling banyak menyuguhkan makanan lezat untuk ia santap, maka itu yang akan dijadikan mentrinya. Kebijakan buaya juga sering ngawur, giliran di demo para binatang ,buaya ngacir nyelam ke sungai, alasannya..adaaaa aja, kalo sudah aman..dia pun naik kedarat mencari mangsa.
Penyesalan kancil, gajah, ular dan burung pun tak berkesudahan.mereka hanya bisa menggerutu dan mengumpat. Saat mereka bertemu mantan raja mangluva yaitu SINGA, mereka tertunduk sambil menceritakan keadaan hutan mangluva sejak kepemimpinan BUAYA. Singa tua itu hanya mengaum pelan..
”” berarti.. masih enak jaman ku mbiyen, toh?”””