Membaca tulisan Bung TauRa, "Anda Pilih Mana, Peluang atau Uang?" dan Bung Mahendra Paripurna, "Dilema Pilih Uang atau Peluang" sedikit menggelitik saya untuk menulis apa yang terjadi pada diri saya. Bung Mahendra sendiri lebih memilih uang, karena dengan uang bisa dipakai untuk menciptakan peluang.Â
Bagaimana dengan saya? Saya sendiri langsung flashback, ternyata saya lebih jeli melihat peluang dan kurang pinter mencari uang, hahahha.
Jujur saja, apa yang saya rasakan persis apa yang tertulis dalam judul tulisan di atas. Jadi inilah yang sebenarnya terjadi pada diri saya.
Ternyata saya lebih mementingkan nilai (value) dari suatu peluang daripada segi nominal yang berupa uang itu semata.
Kalau dihitung secara nominal sih totalnya jauh lebih tinggi dari hanya melihat uang dari segi nilai nominalnya. Itu menurut saya, peluang itu tidak terhitung manfaatnya.
Berikut saya coba menuliskan secara singkat beberapa peruntungan karena kejelian menangkap peluang.Â
1. Saya bisa pergi ke Amerika gegara mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di sana.
Saya sengaja memilih Amerika daripada sekolah di Australia atau Eropa, karena alasan yang cukup sederhana. Kalau saya sekolah yang jauh sekalian dalam ukuran jarak, saya bisa menahan diri untuk tidak bolak balik pulang. Jadi bertahan sampai selesai, alias tidak pulang kalau belum berhasil.
Apalagi dengan jarak yang jauh, berarti biaya tiket pun cukup mahal buat dompet seorang mahasiswa. Dengan tidak pulang berarti saya bisa menabung dengan melakukan penghematan.
Apalagi di sana tidak ada kuota (pembatasan) untuk para calon jamaah haji yang hendak pergi ke tanah suci. Saya hanya butuh waktu sekitar 2 bulan untuk mendaftar dan persiapannya.