Sebagai seorang yang sehari-harinya di rumah, maka tidak ada keistimewaan yang saya punya. Kalau saya mau belanja, baru ada penambahan sebuah masker yang menempel di wajah saya. Lha saya mau membeli baju lagi buat apa?
Kebetulan di rumah baju-baju saya sudah numpuk banyak. Maklum badan saya nyaris tidak ada perubahan dramatis sejak saya sekolah dulu di SMA hingga sekarang. Jadi tidak ada baju dan kaos yang saya buang, kecuali kalau sobek tinggal saya alih fungsikan untuk yang lain. Â
Saya hanya memanfaatkan tumpukan baju dan kaos yang ada saja. Bagi saya pakaian untuk di rumah, yang penting praktis dan enak dipakai buat mengerjakan berbagai pekerjaan, baik di dalam rumah maupun di taman (kebun).Â
Lucunya, saya malah jarang pakai daster. Saya lebih suka pakai kaos (pendek) dan celana pendek. Kenapa? Saya membutuhkan kepraktisan dan gerak cepat. Beberapa kali punya daster, malah sobek hampir semuanya, hehehe. Akhirnya saya alihkan fungsi buat keset. Saya tidak tahu apa karena saya sibuk dan banyak ulah, sehingga baju daster tidak berdaya untuk mengikuti ritme saya.
Kaos yang dipakai pun banyak yang saya peroleh dari goodie bag dalam berbagai acara. Tentunya sebelum ada covid-19 menemani kita. Tidak ketinggalan pula kaos yang berupa recycle dari anak saya, yang sekarang sedang merantau di Amerika.
Tentu tidak semua kaos dibawanya mengingat pertimbangan berat  koper di pesawat. Siapa lagi yang mau memanfaatkan kaos-kaos yang ada. Ibunya sudah pasti atau dibagikan ke orang lain. Kebetulan badan kami tidak beda jauh, akhirnya saya yang manfaatkan sekalian sebagai obat kangen anak.Â
Tinggal masker saja yang membedakan, saya dulu dengan sekarang. Saya memang memaksakan diri untuk memakai masker ketika saya keluar rumah. Saya niatin untuk menjaga diri dan orang lain yang mungkin berhubungan dengan saya. Kasihan jika mereka sakit gegara saya, walaupun saya merasa sehat. Tapi memakai masker menjadi keharusan tatkala saya bepergian.Â
Konon menurut para ahli kesehatan, masker bisa menjadi penghalang tertularnya penyakit corona. Itu sebagai ikhtiar saya sebagai manusia agar tetap sehat dan juga berharap yang lain pun tetap sehat. Apa susahnya saya menambahkan sehelai kain di wajah. Betul seperti dalam ilustrasi dari foto diatas "Maskermu Melindungiku dan Maskerku Melindungimu".
Disisi lain saya perlu menjaga daya imum yang kuat dan melakukan protokol kesehatan lainnya seperti jaga jarak dan mencuci tangan sebagai usaha saya yang lainnya. Menariknya saya memakai masker yang biasa saja. Tidak perlu yang harganya mahal. Malahan saya mencoba buat sendiri maskernya dengan memanfaatkan baju kaos yang tidak dipakai. Terus saya jahit dengan tangan. Toh mayoritas aktivitas saya berada di rumah. Termasuk mencari nafkah juga dari rumah. Hanya untuk keperluan belanja saja, saya harus keluar rumah.
Yeah, saya tidak mungkin bisa memenuhi semua kebutuhan dari rumah. Apalagi untuk masalah kesehatan dan perut, itu saya harus ekstra hati-hati. Lebih-lebih saya pernah didiagnosa maag 1 tahun yang lalu, membuat saya harus sering makan, walaupun dengan porsi yang sedikit. Â Â
Itu saja kelebihan saya. Tidak ada yang fansi dalam penampilan saya yang baru, kecuali penambahan sehelai kain ketika saya berada diluar rumah, hehhehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H