Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Terasa Setahun Sudah Dia Hidup di Negara Paman Sam

11 Juli 2020   16:02 Diperbarui: 18 Juli 2020   12:41 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari anak saya sedang bertugas di Bali dalam rangka acara tahunan World Bank - IMF bulan October 2018 yang lalu. Saat itu Indonesia bertugas sebagai Host Country Reception dan di sela istirahatnya dia menelpon dan minta ijin ke saya untuk pergi ke Amerika. 

Saya tahu dibalik minta ijinnya,  dia ingin belajar disana. Tidak tanggung-tanggung memang, rencananya adalah New York City, kota yang relatif jauh dari pandangan mata kita karena terletak di ujung sebelah timur. 

Saya sendiri sedikit kaget, karena tidak ada angin, hujan dan petir, dia mau ke New York. Alhasil, saya jawab iya, boleh. Nanti setelah ulang tahun yaa. Itu yang saya lakukan kepada anak saya. Kebetulan 1 bulan lagi dia ulang tahun.  Jadi bolehlah itu sebagai kado ulang tahunnya. Namun pikiran saya terus melayang dan bersyukur, berarti dia sudah merasa besar dan berani melakukan perjalanan jauh sendiri.

Sejak saat itu, otak saya pun mulai berpikir untuk mengatur rencana dan menyiapkan segala keperluannya. Kayaknya lebih dari 10 tahun kami tidak melakukan perjalanan jauh, boro-boro pergi ke luar negeri. 

Makanya rencana perjalanan anak saya ke Amerika terasa sebuah mimpi. Mimpi baik tentunya, walaupun semua dokumen kami yang berupa paspor sudah kadaluarsa. Maka mulailah saya berjibaku untuk mengurus keperluannya satu per satu, mulai dari  paspor, tiket dan keperluan yang lainnya. 

Yang tidak kalah pentingnya saya pun terus berdoa, semoga semuanya dilancarkan. Maklumlah, anak saya berangkat sendiri dalam usianya yang masih sangat muda.

Negara yang dituju pun sangat jauh, karena butuh 2 hari untuk melakukan perjalanan dengan pesawat. Belum lagi dia harus transit di beberapa negara. 

Beruntunglah dia mempunyai kecakapan bahasa Inggris yang mumpuni, jadi bisa dipakai sebagai alat seandainya dia membutuhkan bantuan. Saya pun tidak lupa pesen, "If you don't know, just ask the Security Officer or Police, ok! 

Disisi lain, saya hanya bisa menyerahkan semua urusan ini kepada Yang Maha Kuasa. Alhamdulillah, kini sudah 1 tahun berlalu dia hidup di negeri Paman Sam. Dengan suka dan duka dia lewati tentunya. 

Namun kelihatan dia bahagia tinggal disana, badan kelihatan seger dan gemuk,  mandiri dan dewasa. Teman-temannya juga semua baik kepada anak saya. Begitu juga keluarga ibu dan Bapak kost sayang sekali kepada anak saya. Katanya, dia sering diundang makan malam bersama keluarganya.

Anak saya yg pakai topi diundang makan malam oleh keluarga ibu kost (dokpri)
Anak saya yg pakai topi diundang makan malam oleh keluarga ibu kost (dokpri)
Saya sungguh beruntung dia merantau setelah ada kemajuan teknologi komunikasi, jadi saya bisa sering kontak dengan anak saya. Bayangkan kalau saya harus menelpon atau dia yang telpon berbayar, bisa dihitung saja berapa ongkos/biaya yang dikeluarkan setiap harinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun