Sebenarnya ini yang ingin saya lakukan. Tapi kenapa menulis itu tidak semudah yang saya bayangkan. Buktinya, saya masih terus berusaha untuk belajar bisa menulis sampai sekarang. Bahkan saya sering kesulitan mendapatkan ide untuk menulis. Duh sampai kapan keinginan ini bisa terwujud yaa??Ah! saya  masih terus bermimpi. Yeayy, keep dreaming, hehehe
Mungkinkah karena menulis masih dinomerduakan?? Sebenarnya sih tidak, tapi karena tidak ada ide yang muncul buat menulis, makanya saya tidak menulis. Maksud hati sih pingin menulis, malah kalau bisa setiap hari. Biar lancar ceritanya. Tidak gagap seperti sekarang. Setiap mau menulis butuh waktu lama, akhirnya capek sendiri.
Kadang saya jadi bingung sendiri. Kenapa menulis begitu sulit. Apa karena saya terlalu sibuk sehingga tidak punya waktu? Nyatanya tidak. Saya masih bisa ngobrol dan chit-chat dengan teman-teman, keluarga. Apalagi dengan anak. Sehari tidak kontak saja, bisa senewen diri ini. Maklumlah, anak semata wayang, tinggalnya jauh lagi. Dengan situasi sekarang yang kurang menggembirakan, yaitu adanya covid-19 membuat diri ini ingin tahu saja kabar kaburnya setiap hari.
Lucunya, alasan kemalasan sering dialihkan dengan tidak punya waktu? Padahal kita semua sudah dijatah sama 24 jam sehari. Terserah mau dipakai buat tidur, bekerja, ngobrol, makan dan lain-lain kepada yang bersangkutan. Pokoknya apa saja, jatah per harinya sama 24 jam. Yang jadi pertanyaan sekarang, "Kenapa  orang lain bisa dan sempat menulis???"
Sebaliknya saya sampai sekarang masih belum piawai menulisnya. Ah! saya sendiri yang salah, ketiadaan waktu menjadi sasaran empuk untuk tidak menulis. Belum lagi nanti capek, ngantuk, lapar dan segudang alasan lain yang menjadi penyertanya. Ujung-ujungnya sih tidak menulis. Sudah bisa ditebak khan??
Padahal seharusnya saya menyiapkan waktu barang 30 -- 60 menit sehari dipakai untuk belajar menulis. Niscaya dalam 1 -  5 tahun, saya  yakin sudah banyak kemajuan atau progress. Jadi jangan berharap serba instant untuk mempunyai ketrampilan yang mumpuni. Semua itu harus diimbangi dengan usaha dan kerja keras, eh kerja cerdas juga. Dalam artian pantang menyerah dan terus berusaha.
Mana ada yang instant?? Mie instant saja perlu dimasak dulu biar enak untuk dimakan. Plus dikasih pernak pernik sayuran, telur atau yang lainnya. Â Saya salut dengan Bapak Tjiptadinata Effendi dan ibu Roselina yang begitu rajin berbagi lewat tulisan sampai sekarang. Hebat yaa, semangat dan energinya
Padahal kalau dilihat dari usia tentu mereka sudah tidak muda lagi. Tapi mereka tidak kenal lelah untuk terus berbagi lewat tulisan. Harusnya saya malu yaah, belajar terus tidak pernah berhenti?? I am growing indeed. Betul, saya memang sedang tumbuh tak berbatas usia. Saya  ingin tumbuh seperti pohon menjulang tinggi ke langit. Mimpi lagi, hahahha
Jadi ingat ketika Elon Musk diwawancarai oleh CBS 60 menit mengenai peluncuran ketiga roketnya yang gagal, tapi beliau masih  mengatakan I never give up. Tentunya kita bisa membayangkan berapa biaya yang sudah dikeluarkan untuk ke 3 roket itu. Bahkan SpaceX nyaris bangkrut. Namun beliau masih mencoba untuk yang ke 4 kalinya.
Alhamdulillah akhirnya peluncuran roket yang ke 4 berhasil hingga sekarang. Bahkan sekarang SpaceX mendapat support dana dari NASA sebagai bentuk kerjasama dan  pada tanggal 31 Mei 2020 yang lalu SpaceX berhasil meluncurkan roket Falcon 9 yang membawa 2 Astronout NASA ke International Space Shuttle (ISS). Peluncuran yang membawa Astronot NASA ini yang pertama dilakukan oleh SpaceX, yang merupakan perusahaan swasta. Bahkan merupakan peluncuran pertama yang dilakukan oleh perusahaan Amerika di negaranya sendiri (AS) setelah 9/10 tahun tearkhir.
Semangat itulah yang membuat saya untuk kembali menekuni dunia tulis menulis. Apa pasalnya? Karena keinginan untuk bisa menulis belum tercapai hingga sekarang. Saya masih terseok-seok untuk menulis. Begitu juga mood untuk menulis masih On and Off. Seringnya malah Off, yang membuat saya begitu lama untuk bisa menghasilkan tulisan.
Biarlah sejarah menjadi saksi bagaimana saya terus berusaha untuk bisa menulis. Sebenarnya saya tidak ingin menulis yang rumit dengan teori-teori karena itu bukan keahlian saya. Tapi saya hanya ingin bisa menulis yang sederhana dan bisa dipahami oleh banyak orang saja, sudah membuat saya sangat bersyukur.
Menulis untuk Berbagi
Sebenarnya inilah yang menjadi cita-cita saya dengan menulis. Begitu sederhana khan?? Ya, saya ingin berbagi lewat tulisan. Entah apa saja yang mau saya bagi. Yang jelas sih bukan uang, karena disini bukan medianya. Tapi saya bisa berbagi mengenai pengalaman maupun impian-impian saya. Maklumlah saya suka bermimpi. Mimpinya tinggi-tinggi lagi. Wah tinggi banget maunya, sementara usahanya saja masih belum kelihatan. Begitulah yang namanya pemimpi yang  mimpinya itu masih tertinggal di awan-awan, heheheheh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H