Alhamdulillah, event tahunan WB - IMF terbilang sukses besar dan berjalan dengan lancar. Saya yang berada di Jakarta hanya bisa memonitor acara-acaranya saja lewat media online. Sementara mereka yang bertugas di Bali tentu sibuknya bukan main, apalagi yang hadir  adalah para delegasi dan petinggi di masing-masing negara yang tergabung dalam keanggotaan WB - IMF.
Melihat kehebohan dan keramaian di event tersebut membuat pikiran anak saya bangkit dan tergugah. Di kala senggang dalam bertugas, dia sempatkan untuk menelpon saya, "Mommy, when can I go back to the States?".Â
Saya yang selama ini tidak pernah mendengar ada keinginan dia untuk balik ke Amerika sedikit kaget. Ini anak tidak ada angin dan tidak ada hujan, kok pingin balik ke Amerika. Saya pun menjawab dengan sekenanya , "After your birthday".
Bagi saya jawaban itu sebagai hadiah ulang tahunnya. Kebetulan bulan November adalah ulang tahunnya. Jadi tidak berlebihanlah kalau saya menjawab sekenanya. Paling tidak membuatnya terus bersemangat menanti hadiahnya.
Bulan Februari paspor kelar dan saya pancing lagi, takut dia berubah pikiran. Sebelum beli tiket, saya tanya lagi ntuk meyakinkan niatannya, "Are you sure you want to go back to the States?". Jawabannya mantap dan tidak berubah, "Yes, mommy. I want to." Dari situlah, saya kemudian mulai hunting tiket  untuk penerbangan internasional. Saya coba mencari tiket pesawat yang murah. Maklum kebutuhan dia khan tidak cuma tiket. Betul nggak?, hahhaha
Sambil menunggu keberangkatan, dia mendapatkan surat rekomendasi dari Direktor HRD nya IMF. Rasa senangnya pun membuncah dengan mengatakan "Mommy, I got a recomendation letter from Direktor HRD IMF in Washington DC. Surat itu kemudian dia share ke teman-temannya di US untuk mendapatkan tanggapan. Wow!, this is very good letter. You can use it to apply for jobs and schools. Tambah semangatlah dia untuk berangkat dan tidak ada sedikit pun keraguan di hatinya. Â
Menuju Keberangkatan
Rencana keberangkatan pertama anak saya pada bulan Mei dengan harapan dia punya banyak waktu untuk penyesuaian dan memenuhi semua persyaratan sekolahnya.Â
Ternyata perjalanan pertama tidak berjalan mulus, ada sedikit drama yang membuatnya harus dibatalkan. Padahal tiket dan paspor sudah ditangan dan sudah berada di airport Soekarno Hatta. Dengan berat hati kami harus pulang kembali menjelang tengah malam.
Sambil menunggu refund dari tiket, kami beresin permasalahan yang ada di rencana keberangkatan pertama dengan berkonsultasi ke beberapa orang tentunya. Sekitar 2 minggu refund tiket sudah kami terima, lalu saya nyoba hunting tiket lagi. Tentunya nyoba dengan pesawat lain, karena pakai pesawat yang sama, Air China harganya sudah melonjak tajam.
Maka saya tidak kehabisan akal mencari pesawat yang lain, dapatlah pesawat Philippines Air. Alhamdulillah dapat harganya tidak beda jauh dengan harga sebelumnya. Namun perjalanan yang kedua ini sudah masuk bulan Juni, suhu udara pun sudah mulai hangat, karena memasuki musim panas.