Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar

10 Agustus 2019   23:05 Diperbarui: 10 Agustus 2019   23:18 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flier Film Mahasiswi Baru (doc: MNC Pictures

Itulah kata-kata mutiara yang selalu saya pakai dalam setiap harinya. Saya tidak pernah malu untuk belajar sesuatu yang baru, walaupun usia saya sudah tidak muda lagi. Bahkan saya saya berusaha mencari kesibukan dengan menghadiri berbagai event atau kegiatan yang belum pernah saya datangi, hanya untuk belajar sesuatu yang baru.

Di event tersebut, tentunya saya akan ketemu dengan orang-orang baru yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Semua itu saya lakukan karena dorongan untuk belajar dan mencari inspirasi atau ide.

Ternyata apa yang saya lakukan, benar-benar mirip apa yang digambarkan dalam film terbaru yang sekarang baru tayang di bioskop, yaitu film #MahasiswiBaru yang dibintangi oleh Widyawati.

Di dalam film itu, Widyawati digambarkan  kembali berkuliah dan teman-temannya adalah anak-anak muda milenial. Menariknya Widyawati bisa berbaur dan bergaul akrab dengan teman-temannya yang milenial, bahkan dia bergabung dengan membentuk genk.  

Melihat film ini, mengingatkan apa yang saya lakukan dalam menuntut ilmu yang tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Saya dulu pergi ke Amerika juga karena alasan untuk melanjutkan study (s2) dan S3.

Sayangnya S3 nya tinggal disertasi yang belum dirampungkan. Bermaksud pulang sebentar untuk berlibur, akhirnya terdampar di Jakarta. Who knows someday I can go back to the States to  finish it. Hahahaha mengikuti jejak Widyawati dalam film Mahasiswi Baru yang berusaha balik ke kampus lagi. 

Flier Film Mahasiswi Baru (doc: MNC Pictures
Flier Film Mahasiswi Baru (doc: MNC Pictures
Kisah selanjutnya ketika saya pergi ke Beijing, China selama 1 bulan juga bertujuan untuk belajar Usaha Kecil Menengah (UKM), atau dikenal dengan  Small Medium Enterprises (SMEs). Selama di Beijing, China bersama teman-teman dari negara-negara berkembang, kami pun diajak jalan-jalan melihat-lihat perkembangan SMEs di negara tersebut.

Jadi dalam hidup saya memang tidak pernah ada kata berhenti untuk belajar. Saya begitu haus untuk terus menimba ilmu dan meningkatkan kualitas diri (Personal Development).

Begitu juga keikutsertaansertaan bergabung dalam Training of Trainers (TOT) untuk bidang Pendidikan Ekonomi yang diadakan oleh Center for Economic Education of New York (CEE) yang diadakan oleh US Department of Education selama 4 minggu ketika itu saya berstatus sebagai pengajar di Fakultas Ekonomi di UIN Jakarta.

Kegiatan ini  tidak lepas dari rasa hausnya saya untuk terus belajar dan menuntut ilmu.  Yeayyy, saya jadi bisa belajar lagi. Kesempatan ini benar-benar blessing in disguise. 

Saat kami diajak jalan2 saat di Beijing (dokpri)
Saat kami diajak jalan2 saat di Beijing (dokpri)
Saat perpisahan Seminar SME di Beijing pun tiba (dokpri)
Saat perpisahan Seminar SME di Beijing pun tiba (dokpri)
Ternyata kehausan saya akan ilmu belum juga berhenti. Itu sebabnya saya pun mendaftar Danone Blogger Academy 1 (DBA1) dan lagi-lagi saya harus mensyukuri keberkahan ini, karena saya termasuk yang lolos dalam seleksi. Padahal ilmu saya tentang dunia tulis menulis, belum begitu mumpuni dan boleh dibilang kurang produktif.

Sering angot-angotan alias saya menulis masih berdasarkan mood, belum menjadi kebutuhan. Bahkan sering kesibukan darat, baik itu mengajar, keluarga maupun mengurus bisnis mengalahkan keinginan saya untuk menulis. Namun tidak menyurutkan keinginan saya untuk ikutan DBA1.

Tentunya banyak pelajaran yang saya peroleh dari DBA1, terutama masalah kesehatan dan lingkungan. Terus terang ilmu saya tentang gizi pada anak hanya sebatas bahwa gizi itu penting untuk pertumbuhan otak dan tumbuh kembang si anak.

Tapi pada usia anak berapa, gizi baik itu begitu penting, saya benar-benar tidak tahu. Jadi keikutsertaan saya di DBA1 seperti flash back apa yang telah saya lakukan dulu. Alhamdulillah, anak saya tumbuh dan berkembang dengan normal dan bagus, baik kecerdasan otaknya maupun badannya.

Adakah Coincidence dengan Anak saya?

Kini DBA3 sudah diambang pintu dan menanti calon-calon baru yang menjadi pesertanya. Kami para alumni  DBA1 dibolehkan mendaftar untuk menjadi pendamping dan membantu panitia. Maka saya pun berkeinginan  untuk mengambil kesempatan dan momentum yang baik ini. Bagi saya ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan. Apalagi lokasi yang mau dipakai adalah Bali. 

Wow! Bali adalah satu-satunya propinsi yang paling dikenal oleh turis manca negara. Mereka tahunya Indonesia adalah Bali. Sementara saya sendiri belum pernah jalan-jalan  ke Bali. Peluang untuk bisa ke Bali membuat saya begitu excited.

Di samping itu, Bali menjadi titik balik bagi anak saya (Amri) ingin kembali ke Amerika. Saat itu dia sedang bertugas di Bali menjadi salah satu panitia pertemuan dunia IMF dan World Bank di bulan Oktober 2018.

Dalam waktu senggangnya, dia menelpon saya dan bertanya, "Mommy, when I can go back to the States?". Tidak ada angin tidak ada hujan, dia  kok pingin balik ke US. Saya pun menjawab after your birthday, yang kebetulan tidak lama lagi adalah ulang tahunnya di bulan November. 

Maka setelah selesai semua urusan di Bali, dia pun kembali ke Jakarta dan saya pun menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Bulan February urusan paspor kelar dan saya masih menanyakan keseriusannya "Are you sure you want to go back to the States?". Dia pun menjawab, Yes, mommy

Sambil menanti keberangkatan ke US, dia dapat rekomendasi dari Direktur HRD IMF.Kata teman-temannya di US, surat rekomendasi itu bisa dipakai untuk mendaftar kuliah dan kerja.

Maka dia senengnya bukan main. Apalagi hanya dia yang dapat surat rekomendasi itu, bukan boss atau atasannya. Tambahlah semangat dia untuk balik ke USA.

Dan alhamdulillah, sekarang dia sudah tinggal di Amerika untuk mengejar cita-cita dan impiannya. Saya akui dia mempunyai semangat yang membara untuk menuntut ilmu dan belajar. Tidak pernah ada kata menyerah dalam pikirannya, walaupun tidak diterima SBMPTN. Dia memilih untuk menyibukkan diri dengan bekerja setelah lulus SMA. Beruntung sekali dia tidak pernah menganggur. Satu pekerjaan selesai kontrak, pindah ke tempat lain. Begitu mudah dia menapaki dunia kerja, walaupun hanya berbekal ijazah setingkat SMA.

Sekarang pertanyaannya, adakah coincidence Bali menjadi tempat untuk titik balik buat saya. Hanya Allah yang Maha Tahu dan saya pun tidak menolak jika saya diberi kesempatan untuk ke Balik.

Lebih-lebih saya sudah tidak mempunyai kesibukan yang berarti, terutama masalah keluarga. Jadi saya bisa fokus dan siap untuk mendampingi peserta DBA 3 dan panitia. Selama ini saya sangat mengutamakan keluarga, karena bagi saya keluarga adalah nomer 1.

Saya rela untuk resign dari pekerjaan, karena ingin mendampingi anak saya belajar untuk menempuh Ujian Negara. Dengan bekal bahasa Indonesia yang minim, membuat dia kesulitan untuk memahami pelajaran dan menghafal pelajaran. Saya melihat dia begitu tertekan dalam belajar.

Saya  sudah beruntung sekali dia bisa menyelesaikan sekolah SMA nya. Jadi saya pun maklum kalau dia tidak lolos SBMPTN nya, karena memang penguasaan bahasa Indonesia yang minim, alias lemah sekali. Setiap dia belajar ada banyak kosa kata yang dia tidak tahu, "Mommy, what is that?". Aduh saya jadi begitu prihatin melihatnya.  

Saat Keseruan DBA1 di Klaten (dok: mbak Uli)
Saat Keseruan DBA1 di Klaten (dok: mbak Uli)
Apa Sumbangan saya buat DBA3?

Tentu saja saya  akan mengajak teman-teman DBA3 memberikan motivasi untuk terus belajar diman dan kapan saja  untuk terus belajar. Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan jangan pernah menyerah. Usahakan untuk terus memperbaiki kualitas diri. Kejarlah apa yang menjadi impian dan cita-citanya. Be Tough and Keep Pushing. The Future is Unlimited for You right now and Don"t Worry about Your Age.  Of course, Say Yes  to Your Dreams. Itulah beberapa pesan yang akan saya berikan untuk peserta DBA3

Sebaliknya untuk panitia, saya siap membantu apa saja yang dibutuhkan dan berjibaku untuk ikut  mensukseskan jalannya DBA3. Tidak ada kata yang bisa saya ucapkan selain Selamat bagi mereka yang terpilih dalam DBA 3dan seraplah ilmu sebanyak-banyaknya dan nikmati prosesnya.

Bagi semuanya yang ikut, See you in Bali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun