Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cerdas Finansial sebagai Landasan Masa Depan yang Lebih Baik

2 September 2017   09:27 Diperbarui: 3 September 2017   08:39 1766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Cerdas Finansial Sejak Dini, sumber DBunda

Tidak ada pilihan lain kalau kita ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik adalah dengan mengelola keuangan secara cerdas. Tanpa pengelolaan keuangan yang cerdas, kita akan sulit mencapainya secara maksimal. Persis seperti kata pepatah A goal without a plan is just a wish.

Hal ini karena pengelolaan keuangan secara cerdas, tidak bisa dilepaskan dengan pengendalian keinginan yang bermacam-macam untuk dialihkan ke tindakan penghematan dan pengekangan nafsu (sementara) untuk tujuan yang lebih besar di masa depan. Dengan tindakan yang cerdas, kita tidak mudah tergiur oleh diskon besar-besaran, gengsi atau sifat konsumerisme, karena semua sudah diperhitungkan dananya dari awal untuk setiap posnya.

Itu sebabnya bagi yang berperilaku besar pasak daripada tiang, maka sampai kapan pun akan sulit dan bahkan tidak akan pernah mencapai financial freedom di hari tuanya. Justru perilaku demikian membuat mereka miskin secara financial, karena tidak bisa menyisihkan uang untuk ditabung, diinvestasikan, bahkan menyiapkan dana darurat atau membeli asuransi sekali pun.  Jadi pertanyaan kenapa gaji habis ditengah bulan, bisa dimaklumi.

Disisi lain dompetnya mungkin tebal dan gemuk, karena banyak kartu kredit, kartu debit, dan kartu membership dari berbagai toko. Tapi semua itu tidak berarti kalau ternyata tabungan kita bersaldo minimum. Ini yang membuat kita menangis dan bertanya, untuk apa uang yang sudah dibelanjakan?

Inilah resiko kalau kita hanya menuruti lapar mata dan lapar perut. Tidak peduli berapa gaji yang diperoleh setiap bulannya serta profesi yang dipunyainya. Selama kita tidak bisa mengelola keuangan secara cerdas, maka gaji akan habis sebelum waktunya.

Percayalah jalanan macet kalah mengerikan dibanding keuangan yang macet. Hal ini karena jalanan macet masih bisa dilewati. Namun, kalau keuangan bermasalah susah mencari jalan keluarnya

Makanya pengetahuan akan melek atau cerdas secara financial adalah sangat penting untuk dimiliki siapa saja. Semua itu agar apa yang kita inginkan di masa depan bisa tercapai. Dengan demikian kebahagian dan kesejahteraan keluarga diharapkan bisa terwujud, karena urusan financial tidak menjadi masalah yang utama baginya.

Dengan cerdas secara financial, otomatis kita akan bijak dalam membelanjakan uangnya, tanpa merasa dipaksa oleh siapa pun. Semua itu dijalani dengan penuh kesadaran, DISIPLIN, RUTIN dan KOMITMEN.

Bahkan dengan menjadi cerdas secara finansial ada sisi spiritualitas yang harus dipahami dan dijalankan yaitu bagaimana kita memperoleh dan membelanjakan uang yang diperolehnya. Menurut Eko Pratama, salah seorang Perencana Keuangan, ada 4 kategori dari makna dibalik hubungan antara uang dan spiritualitas, yaitu:

Pertama adalah orang yang beruntung. Mereka itu bisa mendapatkan dan menggunakan uangnya dengan benar. Kedua adalah orang yang merugi yaitu mereka yang bisa mendapatkan uang dengan benar, tetapi tidak benar dalam menggunakannya. Ketiga adalah orang yang celaka, yaitu mereka yang bisa mendapatkannya tidak benar, tetapi bisa membelanjakannya dengan cara yang benar. Dan keempat adalah mereka yang celaka dan merugi, karena mereka bisa mendapatkan uang dan membelanjakannya dengan cara yang tidak benar. 

Dari kriteria tersebut diatas hanya orang yang beruntunglah yang dapat mendapatkan dan membelanjakan uangnya dengan cara yang benar. Hal ini sesuai dengan proses penting dalam manajemen keuangan pribadi maupun keluarga. Yang berarti adalah bagaimana kita merencanakan pendapatan yang diperolehnya untuk kemudian dibelanjakan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Sisanya sebagai  target keuntungan yang kita peroleh atau bisa ditabung dalam arti luas.

Memang tidak mudah untuk menjalaninya, tapi tindakan cerdas harus dilakukan untuk kebahagiaan di masa depan. Katakanlah  kita memang harus menyisihkan  sebagian uang untuk ditabung, agar uang yang dihasilkan tidak habis ditengah bulan. Bahkan sisa uangnya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan dana darurat, jangka pendek, tahunan maupun untuk kebutuhan jangka panjang dengan cara kita investasikan.

Dengan demikian instrument budget dipakai untuk memonitor agar tujuan tersebut bisa tercapai. Ini berarti kita perlu menyadari pentingnya membuat prioritas kebutuhan dan memiliki tameng yang kuat untuk melindungi benteng finansial dari gempuran keinginan yang tidak terbatas. 

Segundang Manfaat Cerdas secara Financial

Sekarang apakah keuntungan yang bisa diperoleh dengan kita bertindak cerdas secara finansial? Keuntungan utamanya adalah kita terhindar dari siklus menerima gaji dan menghabiskannya. Hal ini karena ada kesadaran untuk menyisihkan sebagian dari penghasilan secara rutin dan konsisten. Dengan demikian kita bisa hidup secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain.

Sisa uangnya tentu bisa kita simpan dalam bentuk produk bank yang berupa tabungan, baik itu disimpan di Bank milik pemerintah atau bukan. Namun kita tetap harus berhati hati apakah bank atau institusi tersebut masuk dalam daftar lembaga yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Ilustrasi Kriteria LPS, sumber Kompasiana
Ilustrasi Kriteria LPS, sumber Kompasiana
Hal ini penting agar uang kita tidak hilang secara percuma. Kalau pun terjadi ketidakberesan dalam pengelolaan, maka uang kita akan diganti. Saya sendiri juga menabungnya di Bank milik pemerintah, yang menjadi anggota dari LPS untuk memudahkan dalam melakukan transaksi

Keuntungan lain dengan cerdas secara financial adalah kita memiliki kesempatan untuk mempunyai Dana Darurat (DD) sebagai salah satu prioritas utama.  Menurut Safir Senduk, minimum besarnya adalah 3 bulan pengeluaran rutin bulanan. Tujuannya adalah sebagai cadangan likuiditas yang bisa dicairkan kapan saja kita sangat membutuhkan.

Manfaat lain dari DD adalah untuk melindungi investasi jangka panjang. Dengan dana darurat, kita tidak perlu menjual investasi yang kita punya, apalagi dalam  kondisi yang tidak menguntungkan. Ini berarti rencana investasi jangka panjang terselamatkan.

Hal lain dari keuntungan Cerdas secara financial adalah kita bisa mengalokasikan dana untuk membeli ASURANSI, baik itu berupa asuransi jiwa atau asuransi kesehatan yang didalamnya termasuk kondisi kritis. Hal ini sangat penting untuk mengantisipasi risiko finansial yang ditimbulkan dari suatu kejadian yang tidak kita harapkan, seperti terjadinya kematian dan terkena penyakit.  

Kalau tidak mempunyai proteksi (asuransi), maka kita akan dipaksa untuk membayar biaya yang jauh lebih besar apabila terjadi risiko sakit, sakit kritis, kecelakaan yang bisa berakibat cacat tetap total maupun meninggal dunia. Itu sebabnya lebih baik terlindung sebelum hal itu terjadi. Itu sebabnya asuransi diumpakan sebagai payung yang harus kita siapkan sebelum hujan dan badai datang menimpa kita.

Keuntungan terakhir dari cerdas secara finansial adalah kemampuan kita untuk menyisihkan dana untuk jangka panjang atau pensiun yang disebut dengan INVESTASI. Bedanya dengan Tabungan adalah dimana dana itu ditempatkan. Menabung erat kaitannya dengan produk perbankan, yaitu tabungan. Sebaliknya investasi berkaitan dengan produk perbankan yang lebih luas, seperti obligasi, saham, reksa dana, emas ataupun property.

Dengan berinvestasi kita berharap akan memperoleh return yang lebih tinggi dari menabung. Hal ini penting karena untuk memenuhi kebutuhan masa depan yang saat ini belum tersedia dananya. Untuk  itu investasi membutuhkan perencanaan, sehingga dana untuk kebutuhan jangka panjang bisa dicicil secara berkala dan relative kecil.

Kita harus berani menyisihkan sebagian penghasilannya untuk berinvestasi secara berkala, jika ingin menyiapkan masa depan yang sejahtera. Karena hidup tidak hanya untuk hari ini. Sementara jumlah dana untuk masa depan cenderung meningkat dan sangat besar setiap tahunnya, jika tidak disiapkan secara dini. Ini tidak lain karena ada pengaruh inflasi, yang di Indonesia relative tinggi.

Untuk itu investasi jangka panjang perlu dicicial ini secara berkala, agar nilainya tidak tergerus inflasi. Kalau semua uangnya ditabung atau disimpan dalam bentuk deposito, maka uang tidak akan berkembang secara maksimal dan tidak cukup untuk mengimbangi laju inflasi. Bahkan secara riil nilainya berkurang.

Itu sebabnya kita perlu menggunakan instrumen yang tepat dalam berinvestasi, agar uang yang kita peroleh bisa berkembang dan bekerja buat kita. Satu hal yang perlu diingat adalah jangan sampai kita tergiur oleh iming-iming yang akan memberikan imbal hasil yang luar biasa. Ini dikhawatirkan investasi itu bodong atau abal-abal, yang berakibat kita tidak hanya untung berlimpah, melainkan buntung atau merugi.

Actions Speak Lauder

Alhamdulillah, saya sendiri sudah mempraktekan pengelolaan keuangan secara cerdas, baik sebagai individu maupun keluarga. Saya selalu berusaha menyisihkan uang setiap bulannya untuk ditabung dalam bentuk Dana darurat, berasuransi dan berinvestasi supaya hidup saya mapan. Bahkan kegiatan menabung ini sudah saya lakukan sejak dini.

Ilustrasi Cerdas Finansial Sejak Dini, sumber DBunda
Ilustrasi Cerdas Finansial Sejak Dini, sumber DBunda
Buah dari kegiatan menabung ini adalah ketika saya kuliah di Amerika. Saya bisa pergi jalan-jalan keliling Amerika, pernah juga mampir di Belanda, pergi ke negeri pyramid (Mesir) serta menunaikan ibadah haji ke tanah suci, Mekkah. Semua itu dilakukan ketika saya masih muda.

Kini dengan kemajuan teknologi, kegiatan menabung saya diperluas dengan cara mengalihkan dan mengelolanya sendiri secara online dengan menabung atau berinvestasi di pasar modal yaitu dalam bentuk saham. Tentunya saya sudah belajar terlebih dahulu apa dan bagaimana memilih saham-saham yang bagus fundamentalnya. Makanya saya berani berinvestasi saham untuk jangka panjang.

Saya pun telah menyiapkan Asuransi yaitu asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Dengan mempunyai asuransi jiwa, jika suatu saat terjadi risiko yang berupa kematian,  maka anak saya akan memperoleh uang santunan. Hal ini penting agar anak yang ditinggal bisa tetap tersenyum dan bisa melanjutkan kehidupannya. Kesedihan bagi seorang anak mungkin tidak bisa digantikan, namun itulah wujud dari surat cinta saya kepada anak yang tulus.

Untuk asuransi kesehatan saya perlu untuk mengantisipasi risiko finansial yang muncul apabila saya terkena sakit, sakit kritis maupun terjadi kecelakaan yang berakibat cacat tetap total.  Kalau saya tidak mempunyai proteksi (asuransi), maka saya akan dipaksa untuk membayar biaya yang jauh lebih besar.

Itulah ulasan singkat kenapa pengelolaan keuangan secara cerdas adalah suatu keharusan. Ini tidak lain agar masa depan yang lebih baik bisa terwujud. Tidak sekedar angan-angan, karena kita mempunyai road map dan rencana yang jelas kemana jalan yang kita dituju. 

Mari kita dukung masyarakat Indonesia yang cerdas secara finansial.

Tulisan sekedar berbagi dan  semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun