Kesukaan saya akan jalan-jalan dimulai sejak saya duduk di bangku kuliah dan itu tidak bisa saya pungkiri. Prinsip saya ketika itu mumpung masih muda, kapan lagi kalau tidak sekarang. Jadi saya menabung yaa untuk sementara saja, habis itu uang saya pakai buat jalan-jalan atau membeli barang yang saya butuhkan. Boro-boro ketika saya muda sempat berpikir mau beli rumah atau menyisihkan uang untuk persiapan dana pensiun. Lha wong masih muda, kenapa berpikir terlalu jauh?, heheheh. Saya suka menikmati apa yang ada di depan saya saat ini, Â sedangkan untuk urusan masa depan atau hari tua, Â yaah saya pikir sambil jalan. Asal mau berusaha, insha Allah tetap ada jalan. Kenapa pusing dan terlalu dipikirin? Itulah saya dulu.
Maka jangan heran kalau saya sudah keliling hampir ke seluruh negara bagian Amerika dari California di ujung barat sampai ke Vermont dan New Hampshire di ujung timur. Saya pernah ke Saudi Arabia untuk menunaikan ibadah haji, pergi ke Mesir untuk jalan-jalan. Dan tidak lupa saya pun pernah singgah di Netherlands, Jepang dan Taiwan. Dan terakhir saya pernah berada di Beijing, China selama 1 bulan. Sayangnya saya belum banyak menikmati jalan-jalan di Indonesia, kecuali saya pernah jalan-jalan ke Flores selama 3 minggu melalui jalan darat.Â
Uniknya lagi, dari semua itu saya lakukan ketika saya masih single. Jadi bisa dibayangkan bagaimana orang tua saya tidak pusing melihat perilaku saya yang begitu mobile dan lincah kesana kemari. Tanpa pernah merasa takut akan masa depan yang belum jelas, pikir mereka. Â
Begitu juga saya jarang tergila-gila atau terbius setiap kali ada diskon besar-besaran atau bahkan obral. Beberapa kali saya dengar istilah Hari belanja online nasional (Harbolnas), dengan tawaran diskon sampai 90%, bagi saya sama sekali tidak menggiurkan dan saya jarang meliriknya. Lha wong saya sedang tidak butuh, kenapa saya mesti beli barang?. Bagi saya buat apa menumpuk barang kalau tidak dipakai. Lebih baik uangnya saya pakai untuk  membeli sesuatu yang lebih berguna nantinya.
Itulah prinsip saya terhadap barang-barang yang akan dibeli, tidak pernah keluar dari prinsip simple and stupid. Itu sebabnya Keep It Simple, Stupid (KISS) sangat cocok buat saya kapan dan dimana saja . Stupid disini yang saya maksudkan adalah saya tidak mau direpotkan oleh hal-hal yang tidak saya inginkan. Bahasa halusnya taken for granted. Otomatis saya berharap barang-barang yang saya miliki akan awet dan tidak cepet rusak atau ganti, yang berakibat rumah terasa penuh akan barang-barang yang tidak terpakai.  Â
Berikut daftar barang-barang elektronik yang saya bawa sebagai teman dalam perjalanan (traveling).
1. Smartphone beserta chargernya - ini satu hal yang tidak bisa ditinggalkan untuk masa sekarang, baik untuk berkomunikasi dengan sesama, keluarga maupun untuk menghasilkan karya atau tulisan yang bisa memberikan informasi kepada orang lain dengan mengupdate status atau untuk dipublish. Dalam hal ini masalah kualitas jangan disepelekan, karena bagaimana pun suatu barang seringnya yang berkualitas, itulah yang lebih bagus. bagus.
2. Kamera mirrorless berguna untuk mengambil foto biar hasil yang diperoleh kelihatan jernih.Â