[caption id="attachment_194093" align="aligncenter" width="541" caption="House seen from right side (Doc: Pribadi)"][/caption] Sebagai seorang pecinta lingkungan, saya senang sekali kalau melihat rumah yang dikelilingi oleh pepohonan. Sehingga terlihat sejuk dan indah dipandang mata. Tanpa harus melihat ke dalamnya, kita sudah bisa menebak bagaimana tingkat ekonomi keluarga tersebut. Sengaja saya tidak menyebutkan dimana lokasi perumahan ini dan siapa pemiliknya. Cuma saya sendiri ingin melihat keindahan dari luarnya saja, walaupun saya memang mengecek sampai ke dalam. Terus terang saya tertarik untuk memilikinya this kind of a house yang ijo royo royo (red: bahasa Jawa) someday and somewhere, ngarep.com hahahhaha Bayangkan di halaman rumah itu ada berbagai pohon buah-buahan dari mangga, rambutan, belimbing, jambu air dan mungkin pohon jeruk nipis kalau tidak salah lihat. Plus ada empang untuk pembudidayaan ikan sekalian dengan saungnya. Sama pemiliknya, empang itu dipakai untuk pembudidayaan ikan emas yang berwarna warni, terus dijual. Dia sudah mempunyai pelanggan sendiri yang datang untuk membelinya. Wow!, I love it. Sehari sebelum saya datang ke rumah kawan tersebut, saya mengandaikan kalau ada kolam ikannya, pasti cantik yaa. Eh, ternyata setelah saya datang, benar-benar ada empangnya. It's really my dream house, hehehhe. Yeah, sekarang ini saya baru bisa bermimpi atau boleh dikatakan berhayal saja. Karena belum ada uang yang dipakai untuk membelinya. Tapi siapa tahu ada orang yang baikan dengan saya, akhirnya membelikan rumah itu sebagai hadiah, ho ho ho ho. Coba, siapa yang tidak menolak?. [caption id="attachment_194188" align="aligncenter" width="541" caption="Rumah dilihat dari samping dengan sedikit jalan (Doc: Pribadi)"]
[/caption] Duh senangnya saya bisa mengelilingi rumah ini. Sewaktu saya mengelilinginya, saya membayangkan ingin membudidayakan ikan gurami, lele, patin atau apalah nama jenis ikannya. Jadi setiap saya mau memasak ikan, tinggal ambil saja dari kolam/empang. Saya juga ingin menanam berbagai sayur-sayuran di salah satu pojok nya, seperti tomat, cabe, mungkin bayem, dan lainnya yang kira-kira bisa. Pikiran liar saya terus kemana-mana. Seandainya ... seandainya dan terus ... membuat rencana yang baik-baik tentunya. Cuma karena rumah yang saya tempati sekarang tidak ada tanah yang tersisa, makanya saya tidak bisa berbuat banyak. Lain halnya sewaktu di rumah ibu saya di Kebumen, masih banyak tanah yang tersisa, atau paling tidak ada sejengkal tanah yang dapat saya pakai untuk berkebun. Maka saya berusaha menyibukkan diri dengan menanam berbagai sayur-sayuran dan juga memelihara lele. Rasanya seneng banget karena bisa dipakai sebagai hiburan. Tapi sekarang tidak banyak yang bisa saya kerjakan disini, kecuali duduk di depan komputer dan bersama dengan para penumpang lain mengais rejeki, pulang penuh dengan peluh dan keringat yang sudah membasahi baju. [caption id="attachment_194189" align="aligncenter" width="541" caption="Rumah dilihat dari depan dekat pintu masuk (Doc: Pribadi)"]
[/caption] Lumayanlah sepulang dari rumah kawan tersebut, mata saya kelihatan segar karena sudah memperoleh vitamin dengan melihat hijau-hijauan. Apalagi selama ini saya jarang melihatnya dalam satu rumah ada berbagai jenis pohon buah-buahan sekaligus dengan empangnya. Otak saya terus beraksi membuat memori
"The Magic of Thinking Big" karanganÂ
David J. Schwartz dan ikut membayangi saya. Tak apalah sekarang sekedar bermimpi lebih dahulu. Siapa tahu hati selalu mengikutinya dengan doa dan tangan selalu menengadahkan kepada Allah Yang Maha Kuasa agar membuat saya terus bersemangat dalam berusaha. Semoga!!! Bagaimana menurut Anda? Sekedar berbagi impian, hehehhe. Terima kasih dan Selamat Beristirahat [caption id="attachment_194191" align="aligncenter" width="561" caption="Rumah dilihat dari samping (Doc: Peribadi) "]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya