Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Orang Tua yang Menghasilkan Terobosan

15 Maret 2014   19:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1394860670986015369

[caption id="attachment_315758" align="aligncenter" width="368" caption="Orang Tua Abad ke-21 ......(doc: Peneribit Gramedia)"][/caption]

Menyambung  tulisan saya sebelumnya, Menjadi Orang Tua Abad ke - 21, Terobosan Menjadi Orang Tua di Zaman Sulit ada sedikit saran dari John C. Maxwell. Untuk mendeteksi apakah kita mengikuti pola pengasuhan terhadap anak-anak kita dengan cara biasa-biasa saja yang orang lakukan pada umumnya atau kita terus melakukan penyesuaian dengan terobosan disana-sini.

Kalau kita mau jujur, berbagai terobosan yang kita berikan pada anak-anak kita, entah mereka masih bayi, remaja atau berada di antara usia tersebut adalah suatu kemajuan. Karena perubahan itu sebenarnya merupakan hal yang penting, agar seorang anak bisa lebih memungkinkan untuk mengembangkan potensi atau kemampuannya. Intinya menurut saya adalah bagaimana kita bisa mendeteksi kemampuan dan bakat dari anak-anak kita secara dini agar mereka bisa lebih berkembang.

Sebenarnya kalau kita mau jujur, berbagai terobosan pada anak-anak kita, entah masih bayi, remaja atau berada di antara usia tersebut adalah suatu kemajuan. Disamping itu perubahan juga merupakan hal yang penting, agar seorang anak bisa lebih memungkinkan untuk mengembangkan potensi atau kemampuannya. Intinya menurut saya adalah bagaimana kita bisa mendeteksi kemampuan dan bakat dari anak-anak kita agar lebih berkembang. Tentunya setelah kita tahu bakat dan kemampuan anak, tinggal kita memberikan rangsangan atau istilahnya terus dikembangkan, sehingga bakat anak bisa dikembangkan sesuai dengan kemampuan dan bakatnya. Bahkan kalau kita bisa terus mengembangkannya, tentunya akan sangat berguna untuk anak di kemudian hari dan bahkan bisa juga mengubah kehidupan sang anak. Jadi disini kita lebih melihat potensi dari anak-anak kita dibanding kita yang ingin memaksakan kehendak kita untuk apa nantinya.

Dalam buku tersebut diungkapkan bahwa “kehidupan anak-anak ibarat sebuah perjalanan dengan banyak sekali persimpangan dan rintangan.” Inilah contoh dari pola pengasuhan seperti orang-orang pada umumnya dan dalam pikiran kita tidak pernah terlintas bagaimana menciptakan terobosan untuk anak-anak kita. Bahkan tidak pernah mengaitkan terobosan-terobosan itu dalam pola pengasuhan anak. Akhirnya banyaknya persimpangan dan rintangan itu membuat perjalanan itu menjadi semakin panjang dan lama untuk mencapai pada suatu tujuan. Hal ini disebabkan karena orang tua tidak membantu memberikan terobosan yang membuat anak melangkah ke depan menjadi lebih mudah.

Namun bagi orang lain perjalanan itu  mungkin akan lebih mudah. Karena sejak dini mereka tahu jalan mana yang harus ditempuh, makanya hambatan dalam kehidupannya tidak begitu mengganggu karena dia mempunyai pengharapan akan sesuatu. Inilah contoh bagaimana peran dari orang tua dalam mendidik anak-anaknya dengan melakukan terobosan-terobosan yang diterapkan dalam pola pengasuhan dengan mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.yang lebih banyak kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Apa yang membedakan kelompok kedua berbeda dengan yang pertama? Itu tidak lain karena terobsan. Manakala anak-anak sudah mempunyai terobosan, mereka sanggup bergerak lebih jauh menelusuri jalan yang memungkinkan mereka meraih potensi yang mereka miliki. Ada kalanya terobosan itu membuat anak-anak bisa memilih yang terbaik di antara dua jalan yang bercabang. Disaat-saat lain, terobosan membuat mereka sanggup mengatasi rintangan yang besar sekalipun dengan relatif mudah dan ini meningkatkan energi mereka dan memacu langkah mereka sepanjang perjalanan itu.

Makanya orang tua harus memimpin terobosan, sedangkan anak-anak bisa mengikuti di belakangnya. Karena pada dasarnya anak-anak jarang melakukan terobosan dengan sendirinya. Tanpa orang tua mendampingi, hanya segelintir diantara anak-anak yang bisa dengan cepat menemukan bakat dan potensi yang terpendamnya. Oleh karena itu, anak-anak tetap membutuhkan orang tua untuk membantu menemukan potensi dirinya. Memang untuk menolong anak-anak kita untuk menemukan terobosan, orang tua harus mengalaminya sendiri terlebih dahulu. Bagaimana kita memberikan sesuatu apa yang tidak kita miliki?.

Untuk itu kita harus membuat terobosan dalam pengasuhan. Kita perlu mengenali kemampuan kita untuk menciptakan terobosan-terobosan yang mengubah kehidupan anak-anak kita. Sehingga bisa membantu anak-anak mengatasi rintangan-rintangan yang terjadi. Tentu dengan semangat yang tinggi, maka kekuatan yang dihasilkan akan memperbesar peluang bagi mereka untuk mengembangkan seluruh potensinya. Hal ini tidak menjadi masalah apakah anak kita masih usia prasekolah atau sudah duduk di sekolah menengah, mereka tetap bisa memanfaatkan dorongan semangat yang disertai bantuan kita dalam mengatasi rintangan.

Inilah penghalang untuk melakukan terobosan menurut John C. Maxwell dalam buku tersebut antara lain:

1. Tidak mencoba menciptakan terobosan melainkan mengikuti pola pengasuhan lama.

2. Tidak mencoba sesuatu yang inovatif (baru) atau kreatif (mengandung daya cipta) karena keduanya bertentangan dengan pola berpikir tradisional.

3. Selalu beranggapan bahwa anak-anak tidak akan memberi tanggapan positif.

4. Kita mendambakan kesempurnaan.

5. Ingin menyerah apabila tidak langsung melihat hasil terobosan yang tengah kita upayakan.

Kapan kita bisa melakukan terobosan:

1. Ketika kita merasa tertekan, akan menciptakan kita tumbuh

2. Ketika kita melihat terang itu - mereka yakin ada kemungkinan untuk terjadinya perubahan

3. Ketika kita menerima kekuatan

a. Izin - baru bertindak

b. kebebasan

c. percaya diri

d. rasa humor

e. Pertolongan Allah

Bagaimana kawan, membingungkan yaa? Apapun cara yang kita tempuh, semoga memberikan hasil yang terbaik buat anak-anak kita. Dan biarkan mereka tumbuh sesuai dengan kemampuan, potensi maupun bakatnya. Bantulah mereka dengan memberikan terobosan-terobosan sedini mungkin, untuk meminimalkan hambatan dan rintangan yang akan mereka hadapi. Kita sebagai orang tua hanya sebatas mengantarkan saja, selebihnya anak-anak kita yang akan berjuang menghadapi berbagai rintangan dan hambatan yang ada. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun