Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Kebiasaan yang Baik

29 September 2014   16:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:05 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14119562261179731147

[caption id="attachment_344970" align="aligncenter" width="418" caption="Motivation gets you started. Habit keeps you going by John Rohn (doc: relentlessroger.com)"][/caption]

Kebiasaan yang baik itu harus dibangun agar bisa membekas atau paling tidak harus dibiasakan agar kita tidak lupa. Apalagi kalau mau ditanamkan kepada anak-anak kita, maka mau tidak mau kita sebagai orang tua harus memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Jadi apa yang diinginkan oleh orang tua sudah menjadi kebiasaan di rumah. Jangan sampai kita hanya bisa nasehati atau memerintahkan, tapi tidak bisa menjalaninya atau memraktekkannya. Khan lucu, bagaimana anak-anak mau percaya?

Itulah yang saya coba lakukan kepada anak saya. Kalau saya menginginkan anak berperilaku baik, maka saya pun harus memberikan contohnya lebih dahulu. Bagaimana dia mau percaya kalau kita sendiri tidak memberikan contohnya. Ngomong, menasehati dan memerintahkan itu memang mudah. Yang sulit itu justru melaksanakannya atau mengamalkannya. Makanya tidak heran ada pepatah yang mengatakan Actions Speak Louder. Itu karena memang benar adanya.

Bagaimana orang mau sukses, berhasil, kaya dan segudang rencana yang indah-indah. Kalau hanya sekedar masih dalam angan-angan, ide, obrolan dan bahkan sebagai bahan diskusi. Biarpun itu dilakukan di hotel berbintang 5, ujung-ujungnya perlu direalisasikan dalam dunia nyata. Inilah kehidupan yang sebenarnya, semua harus mengalami proses.

Tidak ada gunanya semua resep untuk sukses atau kebijakan untuk mengentaskan kemiskinan yang dirumuskan berbuku-buku. Namun hanya sekedar disimpan di lemari atau ditumpuk di perpustakaan. Tahun berikutnya dibahas lagi, ya paling resepnya cuma itu-itu saja. Paling angkanya saja yang berubah naik banyak atau turun sedikit.

Cuma memang masing-masing punya daya tahan dan daya tangkap sendiri-sendiri. Ada yang cepat lulus dan berhasil dengan gemilang, ada juga yang harus mengulang berkali-kali sampai berdarah-darah. Dari sinilah akhirnya muncul seleksi alam. Ada manusia yang sukses, berhasil dan berjaya. Ada juga yang harus menjalani proses yang berliku-liku dengan segala rintangan yang ada dihadapannya.

Semua itu wajar, dan memang begitulah kehidupan. Selama kita masih tetap bisa bertahan, insha Allah jalan masih terbuka lebar dan kesuksesan pun akan datang mengikutinya. Tinggal kesabaran kita yang diuji, sanggupkah kita untuk melalui semua rintangan dan hambatan yang ada. Jadi memang tidak ada jalan pintas untuk mencapai puncak kesuksesan. Semua harus melalui proses dan kebiasaan yang baik.

Bagaimana kawan? Sekedar renungan pagi sebagai pengingat diri.

Selamat beraktivitas,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun