Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Keluar dari Zona Nyaman

3 Januari 2015   17:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:54 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14202558811464124494

[caption id="attachment_362903" align="aligncenter" width="476" caption="Step Out of Your Comfort Zone! Now (doc:muji0n0.wordpress.com)"][/caption]

Membaca tulisan Rhenald Kesali di Kolom Perubahan Harian Kompas yang judulnya persis sama dengan tulisan diatas,yaitu Keluar dari Zona Nyaman, membuat saya sedikit senyum-senyum. Apa pasal? Karena saya merasa menjadi salah satu pelaku dari orang yang keluar dari zona nyaman.

Entah kenapa saya menyukai dan menikmatinya. Bahkan boleh dikatakan kalau saya tetap bertahan di zona nyaman malah produktivitas saya turun. Ujung-ujungnya saya merasa kurang bersemangat dalam menjalaninya. Bagi saya menghadapi tantangan adalah bagaikan minum vitamin yang membuat saya menjadi lebih bersemangat.

Hal ini justru sudah saya lakukan semenjak saya duduk di bangku SLTP. Hingga sekarang saya menikmatinya. Sebagai contoh, dulu saya sekolah di Negeri untuk SLTP nya. Seperti biasa sekolah negeri ada yang bagus dan ada yang kurang bagus dalam hal kualitasnya. Kebetulan saya sekolah di tempat yang kurang bagus. Entah kenapa  embel-embel sekolah dengan afiliasi Kemenag ternyata belum bisa memberikan contoh yang bagus dalam hal kedisiplinan para pengajarnya dibanding sekolah dengan afiliasi Kemendikbud pada waktu itu.

Akhirnya membuat saya merasa bosan untuk sekolah, karena kurang memperoleh tantangan. Saya pun minta ke orang tua kalau saya lebih baik keluar sekolah di negeri,terus pindah ke sekolah swasta. Untungnya ada beberapa guru yang mengajar di sekolah saya,  mengajar juga di sekolah swasta. Bahkan menjadi orang pentingnya disana, sebagai pengurusnya. Jadi kepindahan saya ke sekolah swasta menjadi lebih mudah, karena kenal dengan orang dalam, hehehheeh.

Setelah saya diterima dan mulai aktif sekolah di swasta walaupun hanya 1 tahun saya bersekolah, saya berubah 180%. Saya menjadi anak yang rajin sekolah, biarpun saya harus berangkat pagi-pagi sekali karena tempatnya jauh dan masuknya juga lebih awal, yaitu jam 6: 30. Bisa dibayangkan sekolah di kampung dengan lalu lintas yang relatif sepi. Tapi masuknya jam 6:30 pagi, pada jaman dulu. Jadi saya harus berangkat jam 6:00 pagi agar saya tidak telat sekolahnya. Masih ditambah lagi, saya ikut les Bahasa Inggris.

Itu semua atas kemauan saya, bukan dorongan atau keinginan orang tua. Anehnya saya menikmati dan menyukai apa yang saya lakukan. Saya tidak menganggapnya sebagai beban atau keterpaksaan. Hal ini terwujud dari prestasi yang bisa saya raih di sekolah swasta, yang akhirnya saya bisa melanjutkan kembali ke sekolah negeri, di tempat yang bergengsi dan menjadi incaran bagi banyak siswa di daerah saya. Di sekolah lanjutan ini, tentunya penuh tantangan, karena sekolah tersebut tempat berkumpulnya anak-anak pintar dari lulusan sekolah negeri di berbagai sekolah dan daerah. Sementara saya berasal dari sekolah swasta yang notabene baru berdiri.

Singkat cerita saya pun bisa menyelesaikan sekolah dengan baik dan selanjutnya saya diterima di salah satu Universitas Negeri bagus di Yogjakarta. Waktu terus berjalan dengan mulusnya, akhirnya 1 tahun menjelang kelulusan, saya ingin melakukan sesuatu yang heroik dalam kehidupan saya. Saya yang di SMA nya sering sakit-sakitan, dan sering pergi ke dokter, karena kurang darah. Namun sewaktu saya kuliah, saya ingin sekali mengikuti ekspedisi ke Luar Jawa. Tidak tanggung-tanggung, saya ikut ekspedisi ke Flores pada tahun 1986. Bisa dibayangkan bagaimana minimnya kondisi infrastruktur pada waktu itu, karena saya harus menggunakan kapal untuk di lautnya, disambung dengan bus yang kanan kirinya terbuka. Tentunya tidak ada dana buat naik pesawat. Namanya saja ekspedisi, keenakan donk kalau naik pesawat. Alhamdulillah, kami semua selamat dan itulah perjalanan terpanjang saya ketika saya masih kuliah.

Akhirnya saya selesai kuliahnya dengan baik dan tepat waktu, kemudian saya diterima kerja di salah satu Universitas Swasta terkenal di Yogja. Hmmm, baru saja berjalan beberapa bulan, saya mulai kasak kusuk lagi. Bukan saya kalau hidupnya tenang dan mulus. Dalam posisi saya yang relatif baru, saya berusaha mencariinformasi untuk sekolah lanjut, tapi dengan catatan harus sekolah di luar negeri. Saya terus mengawalinya dengan kursus bahasa Inggris, karena merasa belum pinter. Tidak mengapa kursusnya harus saya bayari sendiri, karena memang ini keinginan saya dan untuk keahlian saya. Jadi gaji saya pun lama-lama habis untuk kursus, hahahhaha.

Kolega saya sampai bingung melihat saya, apa sebenarnya yang saya cari?. Kerja saja baru dan masih enak-enaknya duduk santai di kantor bisa ngobrol sana sini, saya malah sibuk kursus bahasa Inggris dengan biaya sendiri. Saya pun tak bergeming mendengar sindiran dari mereka. Saya tetap menjalaninya dan dalam waktu 1 tahun lebih sedikit, akhirnya keinginan saya untuk sekolah lanjut bisa terwujud.

Bayangkan naik pesawat saja saya belum pernah.Ini saya harus terbang jauh ke Athens, Ohio, Amerika Serikat, dengan pergi sendiri lagi. Bagaimana perasaan orang tua pada waktu itu? Yang jelas campur aduk antara senang, sedih dan pasrah karena surat-surat sudah ditangan saya. Tapi saya tetap harus berangkat.

Itulah sekelumit petualangan saya jaman dulu, yang sampai sekarang saya masih menyukainya. Saya mungkin termasuk orang yang tidak pernah puas akan suatu pencapaian? atau saya mau mencari sesuatu yang sedikit lebih diatasnya?. Atau saya memang menyukai tantangan dan perubahan?. Terus terang saya tidak suka duduk dan ngobrol santai yang tidak menghasilkan sesuatu. Apalagi hanya untuk mengisi waktu senggang.

Jadi kalau saya sedang duduk, kadang pikiran saya kemana-mana memikirkan apa yang bisa saya lakukan  untuk menjadi sedikit lebih baik atau diatasnya. Ibarat perusahaan adalah mereka yang selalu berubah dan mencari terobosan atau inovasi. Bukan suatu perusahaan yang statik dan menerima apa adanya atau tidak pernah berubah. Boleh dikatakan membuat lompatan atau terobosan baru adalah kesukaan saya.

Bagi saya hidup dalam zona nyaman adalah membosankan dan kurang berwarna. Katakanlah semuanya sudah tersedia, dan kita tinggal menjalaninya dengan mulus. Terus dimana fungsi dari otak apabila kita hanya menerimanya saja?. Mensyukuri apa yang ada memang sudah seharusnya, tapi mencari dan berusaha menjadi lebih baik adalah jauh lebih bermakna. Bukankah tidak ada yang salah dengan berusaha menjadi lebih baik?.

Jadi kita tidak hanya bekerja keras untuk mencapai sesuatu, tapi juga bekerja secara cerdas. Dan agar kita bisa tetap berjalan sesuai dengan relnya, maka kita harus mempunyai pikiran yang positif. Artinya apapun tantangan yang dihadapi,kita seharusnya tetap teguh dan berusaha untuk mewujudkannya. Suatu tantangan yang dihadapinya tidak akan bisa menggoyahkan keinginan dan impian kita yang sudah terpateri. Apalagi semua impian itu sudah bisa dengan jelas kita gambarkan apa dan bagaimana maunya kita.

Hmmm, ibaratnya tidak akan lari gunung dikejar. Dengan bertambahnya hari, bulan dan tahun diharapkan akan semakin dekat waktu yang dibutuhkan untuk mewujudkan impian. Bukankah thousand miles begins with a single step. Iya tidak? Jadi kejarlah apa yang menjadi impian dan keinginan kita, pelan tapi pasti semoga akan tercapai. Syukur-syukur bisa lebih cepat dalam mencapaianya, hahahah.

Met Berlibur kawan dan Selamat Tahun Baru 2015. Semoga di tahun 2015 membawa keberkahan dan  semakin kinclong hasilnya, karena apa yang menjadi harapan kita bisa segera terwujud, aamien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun