Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Buah Lokal Yes, Proton No

11 Februari 2015   16:02 Diperbarui: 4 April 2017   16:12 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_368285" align="aligncenter" width="523" caption="Anak saya sedang memanjat salah satu pohon jambu yang sedang berbuah di halaman rumah Kebumen (doc: pribadi)"][/caption]

Di tengah hiruk pikuknya berita tentang kunjungan Presiden Jokowi yang diselingi dengan penandatangan MOU antara Proton dengan PT Adiperkasa Citra Lestari membuat saya ikutan nimbrung dalam pemilihan untuk mengambil keputusan. Tentunya inilah pilihan saya yang tidak lepas dari hasil baca sana sini dan juga pengalaman saya selama ini sebagai dasar berpijaknya. Kalau mau dibilang subyektif bolehlah, lha wong ini keberpihakan saya kok. Jadi saya pun bebas untuk memilih dan menentukan.

Hmmm, sengaja saya benturkan antara Proton dengan Buah Lokal biar terasa sekali kontrasnya. Mana ada Buah Lokal yang notabene produk pertanian dibandingkan dengan produk otomotif hasil dari pengembangan suatu teknologi. Tapi suka-suka saya mau menyandingkan 2 produk yang memang bertentangan ini untuk dikaji lebih dalam dari segi kualitas tentunya.

Yaa saya mengakui kalau saya menyukai dan mencintai buah-buahan lokal dibanding buah-buahan impor. Walaupun tidak berarti saya tidak membeli buah impor. Tapi kadar dan keseringan saya membeli buah lokal jauh lebih banyak. Hal ini karena jenis dan variasi yang luar biasa banyaknya. Belum lagi rasa dari masing-masing buah yang mempunyai ciri khas sendiri-sendiri. Kelebihan lainnya buah lokal lebih fresh daripada buah impor.

Terbukti, saya bisa makan buah-buahan langsung memetik dari pekarangan saya. Seperti yang tertera dalam gambar di atas adalah foto ketika anak saya memanjat pohon jambu yang sedang berbuah dari kebonnya sendiri (halaman rumah). Dulunya kami mempunyai pohon mangga Golek yang besar, mangga Sengir (nggak tahu nama yang sebenarnya), berbagai pohon jambu termasuk jambu biji, pisang dan duwet (buah yang kalau dimakan berwarna ungu). Jadi kalau musim panen tiba, kami tidak perlu membeli buah-buahan, tinggal metik saja dari pekarangan depan. Kadang kalau banyak sekali buahnya, tetangga kanan kiri pun ikut kebagian dari panenan kami.

Sementara buah impor, mungkin sudah mereka petik beberapa hari sebelumnya. Baru kemudian dipacking dan dikirim ke berbagai negara tujuan, yang tentunya membutuhkan waktu untuk perjalanan sehingga bisa masuk ke toko. Jadi jelaslah bahwa buah lokal lebih segar dibanding buah impor. Secara logika yang pendek saja, saya lebih memilih buah lokal dibanding buah impor. Tulisan saya sebelumnya, Kenapa Kehadiran Buah Lokal Masih Sebagai Pelengkap Penderita?, mungkin bisa menambah catatan kenapa saya lebih memilih buah lokal. Ini yang saya lakukan untuk saya nikmati bersama keluarga.

[caption id="attachment_368287" align="aligncenter" width="524" caption="Ilustrasi Buah-buahan Lokal (doc: republika.co.id)"]

14236200541696077303
14236200541696077303
[/caption]

Sekarang tiba pada giliran pemilihan mobil Proton sebagai kendaraan pribadi? It's just no no. Sebagai seorang yang mencintai kualitas dan mau dipakai sebagai kendaraan sehari-hari buat diri sendiri dan keluarga, saya tidak akan menyerahkan uang saya untuk membeli kendaraan setingkat Proton. Kalau dikasih bolehlah, tapi kalau saya harus menghabiskan uang saya untuk membeli mobil Proton. Mending saya belikan yang lain atau malah saya investasikan dulu, agar saya bisa membeli kendaraan yang lebih bagus, aman dan nyaman untuk dipakai, baik untuk tujuan jarak dekat, apalagi jarak jauh. Jangan sampai saya sendiri khawatir kalau saya pakai kendaraan Proton, malah terjadi apa-apa dengan kendaraan yang harganya murah meriah. Belum nanti kesulitan mencari sparepartnya jika dibawa kelain daerah. Bagi saya terlalu riskan untuk bisa leluasa mengendarai Proton dan mungkin terlalu mahal harga yang harus dibayar akhirnya.

Lebih baik saya memilih dan membeli kendaraan yang sudah jelas produk dan kualitasnya. Ini saya lakukan juga ketika saya tinggal di Amerika. Lebih dari 15 tahun saya mengendarai kendaraan, semuanya boleh dibilang kendaraan keluaran Jepang. You name it: Toyota, Honda, Nissan dan mungkin Daihatsu. Yang terakhir saya sedikit lupa. Kesan saya adalah mobil-mobil itu kuat dan kualitasnya bagus. Saya bukan bermaksud untuk promosi, tapi kalau saya disuruh memilih atau menghabiskan uang saya, kenapa saya memilih yang kualitasnya rendah atau kurang bagus?

Lha orang Amerika nya sendiri banyak yang memilih kendaraan yang bukan produk dari negaranya. Karena mereka melihat produk itu dari kualitasnya. Ini terlihat dari banyaknya merk mobil-mobil di atas di jalanan, baik di jalan-jalan Toll maupun di pusat-pusat perkotaan seperti Manhattan, NY dan Washington, DC. Bahkan di kota-kota kecil pun sama, seperti Athens,OH; Binghamton, NY dan Ithaca, NY.

[caption id="attachment_368286" align="aligncenter" width="532" caption="Presiden Jokowi bersama Chairman Proton Dr Mahattir MUhammad sedang mengendarai mobil Proton Iriz (doc: Kompas.com)"]

14236198581351452831
14236198581351452831
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun