Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru.
Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru tersebut (Dikutip dari  modul 2.1 Program guru penggerak)
Minat merupakan suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan diri.. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid.Â
Hal lain yang perlu disadari oleh guru terkait dengan pembelajaran berbasis minat adalah bahwa minat murid dapat dikembangkan. Pembelajaran berbasis minat seharusnya tidak hanya dapat menarik dan memperluas minat murid yang sudah ada, tetapi juga dapat membantu mereka menemukan minat baru. (Dikutip dari  modul 2.1 Program guru penggerak)
Profil Belajar mengacu pada gaya belajar yang dimiliki oleh masing-masing murid, sehingga murid tersebut bisa melakukan pembelajaran secara efektif dan efisien. Misalnya ada murid yang lebih cepat belajar melalui penglihatan, ada yang lebih cepat belajar melalui pendengaraan ada yang lebih cepat belajar dengan melakukan langsung dan lain sebagainya
Agar langkah pembelajaran berdiferensiasi bisa dilakukan maka seorang guru hendaklah terlebih dahulu mengidentifikasi kebutuhan belajar anak dengan melakukan berbagai upaya pemetaan
Langkah pemetaan  kebutuhan belajar murid dapat dilakukan  dengan berbagai cara di antaranya melakukan pengamatan, penilain formatif, penelusuran  data pencapaian murid, komunikasi dengan rekan sejawat dan lain sebagainya.
Pada pelaksanaannya pembelajaran diferensiasi dapat dibedakan dalam diferensiasi konten, ( Memvariasikan materi pembelajaran berdasarkan tingkat kesiapan  belajar  yang ada pada murid ), diferensiasi proses ( memvariasikan proses pembelajaran sesuai dengan  keragaman murid ) dan diferensiasi produk ( memberi kesempatan pada murid untuk menunjukan hasil pembelajaran dalam berbagai macam produk sesuai pilihan masing-masing murid). (Dikutip dari  modul 2.1 Program guru penggerak)
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan wujud nyata Pendidikan yang berpihak pada murid. Guru dengan nilai dan peran yang diembannya hendaknya menjadikan pembelajaran berdiferensiasi sebagai terobosan baru yang merupakan inovasi pada proses pembelajaran serta  mulai diaplikasikan dalam kegiatan pembelajaran sebagai salah satu upaya dalam pencapaian profile pelajar Pancasila sebagaimana amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional.Â
Diharapkan dengan langkah pembelajaran berdiferensiai, berbagai macam kebiasaan atau budaya positif akan berkembang di lingkungan sekolah, karena murid  mendapat tempat berkreasi dan berkembang, serta selalu mendapat dukungan untuk terus berprestasi sesuai dengan keunikan masing-masing.
Pembelajaran berdiferensiasi memberi kita gambaran tentang hal baru yang selama ini terlihat muskil untuk dilakukan , bahwa ada cara menyajikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing murid, Â efektifitas dan efisiensi selalu menjadi alasan bagi kita untuk menyamaratakan pembelajaran, padahal dengan pembelajaran berdiferensiasi sesungguhnya kerja kita lebih efektif karena pembelajaran yang kita lakukan menjadi lebih tepat sasaran.Â