Mohon tunggu...
nunung aulia
nunung aulia Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Saya seorang guru yang suka menulis dan menerbitkan 4 karya solo berupa novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Tidak Gila

20 Juli 2024   15:59 Diperbarui: 20 Juli 2024   16:04 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dibuat oleh AI

Aku hanya tersenyum mendengar ucapannya. Lantas, dr. Arifin memanggil dua petugas perempuan untuk membawaku ke ruang inap. Sebelum ke kamar, aku sudah diganti dengan pakaian pasien. Semua barang yang aku bawa diletakkan di loker penyimpanan barang. Aku mengatakan kepada dua perawat kalau aku tidak gila.

"Kamu gila. Semua orang gila yang datang kemari juga mengatakan tak gila." seloroh salah satu perawat yang membawaku.

Aku mengulanginya sekali lagi. Namun, tetap saja dua perawat tidak percaya dengan apa yang aku ucapkan. Aku juga mengatakan pula kepada mereka bahwa aku datang ke sini hanya sekadar melakukan riset untuk pengambilan data tentang kehidupan pasien di sini. Dua perawat itu tetap diam tak menggubrisku. Sehingga, aku menyerah dan membiarkan mereka membawaku ke kamar rawat. Sesampainya di kamar, aku bertemu dengan pasien lain.

Beragam tingkah yang dilakukan para pasien tersebut membuatku ikut tersenyum. Ada yang selalu melakukan salat karena semasa hidupnya dia berbuat dosa. Ada pula yang mengancam akan membunuh. Aku hanya duduk dan tersenyum melihat aksi mereka di atas tempat tidur. Sesekali aku mencatat apa yang aku lihat dan aku dengar di buku kecil dengan tinta biru. Saat aku menulis di atas buku kecil, dia datang dari belakang untuk melihat apa yang aku tulis. Aku bertingkah layaknnya seperti orang gila sungguhan. Sungguh menguras hati dan emosi. Kalau saja ini bukan untuk tulisan yang akan dimuat, aku tidak akan berada di tempat seperti ini.

Hari berganti hari. Sudah seminggu aku berada di sini. Saatnya aku kembali ke kantor untuk membuat tulisan yang akan dimuat. Aku pergi ke ruang dr. Arifin untuk sekadar undur diri. Namun, apa yang terjadi. Di ruangan itu hanya ada perawat yang galaknya minta ampun. Aku bertanya kepada dia keberadaan dr. Arifin.

"Sedang apa kamu di sini?" tanya perawat itu dengan nada sewot.

"Aku ingin bertemu dengan dr. Arifin. Ke mana beliau?" tanyaku dengan wajah bingung mencari keberadaannya.

"Ada urusan apa kamu menanyakan dr. Arifin? Dia sudah meninggal tiga hari yang lalu karena serangan jantung." jawabnya dengan sewot.

Bagaikan petir menyambar. Aku terkejut mendengar berita duka itu. Aku mulai takut apa yang dikatakan dr. Arifin dulu waktu aku minta izin untuk melakukan riset. Aku terjebak di sini dengan ide gila ini. Aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan. Aku mengatakan semuanya kepada satu perawat yang memberikan kabar duka itu. Namun, tampaknya dia tidak percaya dengan apa yang ucapkan. Dia memanggil perawat lain untuk menyeretku kembali ke kamar rawat.

"Sus, aku tak gila, Sus. Aku tak gila. Aku ke sini hanya sekadar melakukan riset. Hanya dr. Arifin yang tau itu." rengekku terus-menerus kepada dua perawat agar dilepaskan.

Seperti biasa, mereka tidak mempercayaiku. Bahkan, pasien yang lain pun juga mengatakan hal yang sama. Aku dianggap gila sungguhan. Aku mulai merutuki diri. Aku tertunduk dan menangis di atas tempat tidur. Berusaha mencari akal untuk bisa keluar dari rumah sakit ini. Segala macam cara sudah aku lakukan. Aku melihat bang Oman---tukang sayur sedang menurunkan belanjaan sayur dari atas mobil. Terlintas sebuah ide. Aku memanggil bang Oman untuk minta bantuan. Namun, apa yang terjadi? Bang Oman pergi begitu saja tak menanggapi. Aku berteriak memanggilnya, tetapi dia tidak menoleh sedikit pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun