Mohon tunggu...
Nunung Nuraida
Nunung Nuraida Mohon Tunggu... profesional -

teacher, English, novel, x-files, Rayhan \r\n\r\nhttp://nunungnuraida.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anak Tawuran? Lakukan 5 Hal Ini!

3 Oktober 2012   14:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:18 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

2. Murobiyah

Fungsikan diri kita sebagai pendidik di rumah.

Ada satu kisah ketika seorang ulama ditanya "Mengapa anda tidak menyekolahkan anak-anak anda?" Ia pun membalas:

"aku tidak pernah melihat kambing sekolah, tapi ia bisa mengembik seperti ibunya."

"aku tidak pernah melihat sapi sekolah, tapi ia bisa me"moo" seperti ibunya."

"aku tidak pernah melihat kuda sekolah, tapi ia bisa meringkik seperti ibunya."

Artinya adalah ketika kita menjadi pendidik di rumah kita masing-masing, maka anak tidak perlu lagi mencari pendidik lain di luar rumah. Ketika anak-anak kita sekolahkan, fakta sebenarnya adalah kita hanya membeli "suasana" belajar saja di sekolah. Coba kita ciptakan suasana belajar di rumah, tidak perlu lagi anak disekolahkan. Dengan mendidik di rumah, kita bisa tahu dan memantau keseharian kegiatan anak-anak kita. Misalnya kita bisa cek makannya, minumnya, doanya, mengajinya, sholatnya, dll. Jangan sampai anak lebih dekat dan percaya dengan facebook, twitter, youtube, dibandingkan dengan kita, orang tuanya sendiri. Kepada siapa anak bertanya jika bukan ke orang tuanya? Namun, jika orang tua tidak memfungsikan dirinya sebagai pendidik, maka tidak menutup kemungkinan anak akan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mereka di luar sana. Tugas kita lah untuk mengawasi, memperhatikan dan mendidik anak-anak kita.

3. Mu'alimah

Mengajarkan sendiri putra putri kita tentang berbagai hal akan meminimalisir krisis fungsi dan jati diri yang banyak terjadi pada anak-anak kita terutama yang sedang menginjak masa remaja.

4. Khodam

Harus ditumbuhkan semangat melayani, mengayomi, ngemong. Seandainya apa yang kita kerjakan, dilaksanakan dengan nikmat dan ikhlas, niscaya kita akan mendapatkan ganjaran baiknya. Anggaplah orang lain adalah majikan kita, sehingga kita memiliki semangat untuk orang lain. Kenyataan yang ada saat ini adalah orang berlomba-lomba ingin jadi majikan yang maunya dilayani orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun