Mohon tunggu...
Nunung Nuraida
Nunung Nuraida Mohon Tunggu... profesional -

teacher, English, novel, x-files, Rayhan \r\n\r\nhttp://nunungnuraida.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rudy Ramawy: Tentang Google Indonesia

17 Juni 2012   09:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:52 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak kenal dengan Google? Mesin pencari yang paling dicari di dunia. Tak ayal google ini sering dipanggil mbah google, saking banyaknya pengguna yang ingin mencari informasi datang ke google. hebatnya google, sampai-sampai ia menjadi satu kosa kata baru dalam perjalanannya yaitu "googling".

Menurut seorang Rudy Ramawy, country head google indonesia, salah seoarng pembicara dalam acara YCPA 2012 yang diselenggarakan oleh Caring Colours Martha Tilaar, google adalah tempat para pekerja berinovasai dan berkreasi. Ia memulai, membangun, dan mengembangkan Google di Indonesia mengingat Google menjadi satu nama teratas yang dituju masyarakat untuk pencarian berbagai informasi di internet.

Sumber ia bekerja adalah ketidaknyamanan. Tidak nyaman dalam arti tidak ingin merasa sudah puas atas apa yang diraihnya saat ini. Baginya "comfort is scary". Ketika manusia sudah merasa nyaman dengan titel dan logo perusahaan tempat ia bernaung, maka ia akan berhenti untuk mencipta, berkreasi atau mengembangkan diri. Pakemnya ketika akan memulai sesuatu adalah "I want to be uncomfortably excited". "Saya harus merasa senang dengan ketidaknyamanan itu sehingga ia bisa mempekerjakan otaknya untuk mencipta sesuatu yang baru" lanjutnya.

Di google sendiri, mereka membangun lingkungan kerja yang aman dan budaya yang merasa tidak nyaman ketika kita tidak bekerja. Budaya keterbukaan dan saling mendengarkan ide juga menjadi pondasi untuk maju. Satu hal lagi yang menarik di Google, yaitu Google sangat memperhatikan kenyamanan perut karyawannya. Ketika perut tidak nyaman, maka otak tidak akan bekerja. Untuk itu, Google memfasilitasi karyawannya dengan makan gratis 3 kali sehari selama 5 hari kerja! Dengan berpedoman bahwa, ketika ketidaknyamanan di perut sudah teratasi, maka ketidaknyaman itu akan berpindah ke otak, sehingga kerja otak akan menjadi maksimal bahkan beyond belief.

Satu budaya lain di Google adalah pemberian 20% off work time dimana di 20% waktu tersebut, karyawannya dibiarkan bereksperimen dan berinovasi di waktu-waktu santainya. Mereka dapat melakukan apapun hingga muncul ide-ide kreatif dari waktu "tidak bekerja" tersebut. Dua produk hassil 20% time itu adalah gmail.com dan google art project.

Anda mungkin sudah sangat mengenal gmail.com atau mungkin anda adalah salah satu pengguna gmail.com sebagai account email anda? Sementara Google Art Project adalah satu platform dimana Google mengumpulkan artefak-artefak yang ada di seluruh dunia.

Dari budaya-budaya kerja yang diterapkan Google pada karyawan-karyawannya, tentu hal ini menandakan betapa Google sangat caring dan perhatian terhadap setiap hal yang mengarah ke etos kerja yang positif. Semoga saja bisa menjadi inspirasi bagi perusahaan atau instansi lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun