Koq ada orang lain panggil ayah ke ayahku?
Mungkin itulah yang ada di benak gadis kecil berusia 9 tahun itu. Sebut saja Putri, namanya. Saat itu Putri diajak ayah bundanya bersilaturahim ke keluarga dari ayahnya di Jakarta. Sebenarnya ini bukan pertemuan pertamanya dengan keluarga besar ayahnya. Tapi kali ini kunjungannya lebih spesial karena ada acara lamaran seorang kerabat.
Putri kecil adalah gadis yang pendiam namun ia sangat peka terhadap sekelilingnya. Di acara tersebut, ia sempat mendengar si calon pengantin memanggil ayah ke ayahnya. Demikian juga satu orang adik si pengantin, melakukan hal yang sama. Diapun bertanya kepada sang bunda.
Bunda, koq kakak itu panggil ayah ke ayah aku?
Oh, nanti bunda jelasin ya sayang. Putri sabar dulu ya? Kita ikutin acaranya sampai selesai.
Mendengar jawaban bundanya, Putri pun terdiam. Namun, sang bunda sempat was was juga. Dia memperhatikan bahwa buah hatinya tampak sangat kebingungan. Seperti ada tanda tanya besar terukir di wajahnya yang pias. Tatapan dan raut wajahnya menunjukkan ketidakmengertian yang teramat besar.
Ketika tiba saatnya prosesi lamaran tiba, sang bunda pun meminta si ayah untuk duduk mendampingi si calon mempelai pria dan ibundanya.
Ayah, duduk di sana aja, takut ada hal penting yang harus dibicarakan.