Tetes pada tetes menghunjam
Rintik dari langit tak terhenti
Bumi kini nampak basah dalam pandang
Aroma tanah pun terendus mengiringi
Geming tubuh di antara tumpukan buku
Mata baradu pada kaca jendela
Ada harap pada tatapan nanar
Meski bibir nampak rapat tertutup
Masa mengisahkan sejarah
Kasih pada anak yang kini entah di mana
Pintu itu seakan tak pernah terbuka
Hingga rindu membeku di dada
Lamtin, 200719
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!