Aruna Rai, seorang ahli wabah, ditugaskan kantornya untuk melakukan investigasi kasus flu unggas di Surabaya, Bangkalan, Pamekasan, Palembang, Pontianak, Singkawang, Medan, Banda Aceh selama kurang lebih dua minggu.
Dia diberangkatkan bersama Farish, seorang dokter hewan. Dia pun mengajak kedua sahabatnya, yaitu Bono (chef muda yang pernah bekerja di Pollen Street Social di London) dan Nadezhda (penulis spesialis makanan dan gaya hidup), dua manusia yang keranjingan makanan seperti Aruna.
Perjalanan mereka berempat seru. Bono menjadi referensi mereka untuk makan-makan karena chef muda itu memiliki daftar restoran setiap daerah yang dilengkapi dengan rating. Menariknya lagi, daftar itu selalu Bono perbarui. Aruna menyebut daftar restoran yang disusun Bono itu daftar sakti.
Mereka selalu berburu makanan setiap Aruna dan Farish akan maupun telah melakukan investigasi di setiap daerah. Pagi, siang, malam, dan ramai, sepi, bukan masalah bagi mereka untuk menginvestigasi rasa makanan yang ada dalam daftar sakti Bono.
Mereka pun rela berjalan jauh pada larut malam demi menginvestigasi rasa ko kue, chai kue goreng, dan sotong pangkong di pinggir jalan. Banyak makanan yang mereka investigasi rasanya selama kurang lebih dua minggu, antara lain rujak soto, sate lalat, bebek goreng legendaris, pempek, gulo puan Cek Mia, pengkang, sate matang, dan masih banyak lagi.
Kehadiran Bono dan Nadezhda, pada akhirnya, membuat investigasi flu unggas sebagai kedok wisata kuliner nusantara yang membuat Aruna bahagia dan menikmati misi investigasi flu unggas meskipun ditugaskan bersama Farish, tipe orang yang bikin Aruna enggan berbicara kecuali terpaksa atau menjaga profesionalitas.
Wisata kuliner nusantara terselubung di delapan kota ini membuka banyak pembicaraan, mulai dari resep makanan, sejarah makanan dan daerahnya, budaya makan dan daerahnya, seks, politik vaksin, hingga kepribadian seseorang dan hubungan antarmanusia.
Wisata kuliner bisa memengaruhi kepribadian seseorang dan hubungannya dengan orang lain, seperti yang dialami Farish. Farish yang tidak begitu peduli soal rasa makanan, apalagi seni dalam kuliner, atau makan sekadar makan, berubah menjadi pribadi yang mengekspresikan kelezatan makanan bahkan dia bisa terhubung dengan obrolan tiga penggila makanan itu.
Sikap Farish yang berubah itu memengaruhi hubungannya dengan ketiga penggila makanan itu, terutama pada Aruna.
Aruna tidak menyangka bahwa Farish, laki-laki yang berkesan playboy dan sedikit mesum itu tidak mencintai Nadezhda, perempuan cantik, seksi, cerdas, ramah, dan banyak laki-laki yang bermimpi bersanding dengannya. Pada sisi lain, Bono yang sangat akrab dengan Aruna justru kelepek-kelepek oleh pesona sahabatnya yang lain, Nadezhda.