Ada sebagian orang beranggapan bahwa karting itu layaknya wahana bermain bumper car atau istilah awamnya ‘bom-bom car’, jelas itu tidak benar. Mobil gokart dirancang spesifik untuk seseorang yang ingin mendalami olahraga balap murni karena gokart harus dipacu dengan kecepatan semaksimal mungkin dan tidak boleh sembrono menyalip, apalagi menabrakkan lawan didepan kita. Meskipun mobil gokart bisa dipasang sebilah bumper atau pelindung di seluruh sisi kerangkanya, bukan berarti mobil gokart dipandang sebagai bom-bom car.Â
Tidak sekedar menjajal, mobil gokart pun bisa disetel sesuai keinginan si pembalap mengikuti karakteristik sirkuit yang akan dites oleh pembalap itu sendiri. Selain itu, teknik dasar dalam bermain gokart pun harus mempelajari jalur lintasan balap atau dikenal dengan istilah ‘Racing Line’, yaitu jalur dimana seorang calon pembalap melintasi satu putaran penuh di sebuah lintasan sirkuit.Â
‘Racing Line’ (RL) ini hal yang sangat mendasar bagi pembalap dan penting untuk dipelajari karena RL menentukan sebuah pacepembalap sejauh manakah ia bisa melaju lebih kencang. Satu kesalahan kecil apabila racing line-nya meleset, pembalap lain di belakangnya bisa mengejar kurang lebih sepersekian detik, bahkan gap satu detik bisa dikejar jika pembalap tersebut mengalami degradasi ban. Itulah mengapa balapan karting tidak bisa disamakan dengan ‘bom-bom car’ layaknya wahana bermain anak-anak.
Saat ini, olahraga karting sudah mulai digandrungi baik dari kalangan anak-anak maupun orang dewasa. Jauh sebelum Rio Haryanto masuk F1, olahraga karting belum banyak diminati dan masih kalah jauh pamornya dengan futsal, bulutangkis, basket, dan olahraga alternatif lain yang merakyat.Â
Meskipun demikian, menurut saya sejauh ini olahraga karting sudah mulai digandrungi berbagai kalangan, dimulai dengan acara fun kart yang diadakan oleh komunitas Sahabat Rio pada Januari yang lalu. Bahkan tidak menutup kemungkinan kedepannya akan ada kompetisi gokart yang tidak hanya diikuti oleh Sahabat Rio semata, melainkan menyusul pula komunitas-komunitas otomotif lainnya.
Referensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H