Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Alasan Mengapa Guru Harus Beralih ke Kindness Strategy: Inspirasi Pembelajaran Mendalam

27 Januari 2025   11:31 Diperbarui: 27 Januari 2025   11:49 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pentingnya Kindness Strategy Dibandingkan Reward dan Punishment dalam Pendidikan Anak

Sistem punishment berupa pengurangan point untuk meningkatkan kedisplinan atau sistem reward berupa pengumpulan bintang atau token banyak diterapkan oleh berbagai sekolah. Akan tetapi pada umumnya para siswa melaksanakan semuanya hanya karena takut hukuman atau menginginkan reward tertentu. 

Jika sistem punishment atau reward nya dihilangkan, masihkah siswa siswi berlomba-lomba untuk datang lebih pagi atau mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya? Jika karakter yang sebenarnya belum tertanam tentunya jawabannya "tidak".

Dalam sebuah presentasi yang menginspirasi, Prof. H. Dr. Dedi Mulyasana, M.Pd., menyoroti pentingnya penerapan kindness strategy dalam mendidik anak-anak, dibandingkan metode tradisional berbasis reward (penghargaan) dan punishment (hukuman). 

Beliau menegaskan bahwa ketika anak melakukan sesuatu hanya untuk mendapatkan reward atau menghindari punishment, mereka tidak memiliki pemahaman akan makna dibalik tindakannya dan kehilangan esensi keikhlasan atau "lillah" di dalamnya.

Bahkan, implementasi reward dan punishment yang berlebihan dapat memicu "mitomania" atau kebohongan kronis pada anak.

Kindness strategy adalah pendekatan yang berfokus pada pengasuhan berbasis kasih sayang, empati, dan pemahaman. Dalam pendekatan ini, anak dibimbing untuk memahami nilai moral dari tindakannya, bukan hanya sekadar mengejar hasil.

Misalnya, guru atau orang tua dapat mengajak anak berdialog tentang pentingnya datang tepat waktu ke sekolah untuk menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain, bukan sekadar karena takut dihukum atau ingin hadiah.

Menurut Prof. Dedi, pendekatan ini membantu anak memahami alasan mendasar di balik aturan atau norma sosial yang mereka jalani, sehingga tumbuh kesadaran intrinsik untuk berperilaku baik.

Mengapa guru perlu mempertimbangkan untuk beralih menggunakan Kindness strategy? Karena melalui kindness stategy siswa akan melakukan tindakan sesuai kesadaran diri yang akhirnya membentuk sebuah karakter.

Dalam berbagai kasus, reward dan Punishment mungkin berhasil. Tapi hasil tersebut tak bisa bertahan lama. Siswa bisa saja kehilangan motivasi apabila reward atau punishment tersebut tak lagi dijalankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun