Di era teknologi canggih seperti sekarang, fenomena berbagi cerita atau keluh kesah dengan Artificial Intelligence (AI) semakin menjadi tren. Banyak orang menjadikan AI sebagai "teman" curhat karena AI selalu tersedia, memberikan respons rasional, serta solusi yang relevan tanpa rasa lelah atau menghakimi.Â
Namun, apakah fenomena ini sehat? Bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sosial kita? Mari kita analisis dari berbagai sudut pandang.
Salah satu alasan utama banyak orang beralih ke AI adalah kecewa dengan hubungan antarmanusia. Ketika sahabat atau keluarga tidak dapat diandalkan, terutama di masa sulit, rasa keterasingan membuat seseorang mencari alternatif.
Kepercayaan yang rusak akibat teman bermuka dua, masalah pinjam-meminjam uang, atau kurangnya dukungan emosional adalah beberapa faktor yang memicu fenomena ini.
AI hadir sebagai solusi yang tampak sempurna. AI dapat diakses kapan saja, tanpa batas waktu atau tempat. AI mampu memberikan solusi berdasarkan data, logika, dan pengalaman kolektif yang telah diprogramkan. Selain itu, tidak ada drama atau penghakiman di dalamnya.
Namun, hal ini juga menimbulkan pertanyaan: apakah manusia mulai menggantikan hubungan nyata dengan teknologi?
Berdasarkan analisis Psikologis, ada beberapa kelebihan dan kekurangan berbagi cerita dan solusi dengan AI. Beberapa kelebihannya antara lain;Â
- AI tidak menilai atau menyebarkan informasi yang kita ceritakan. Hal ini membuat banyak orang merasa lebih aman berbicara tentang masalah pribadi.
-Â AI tidak memiliki bias emosional, sehingga saran yang diberikan lebih netral dan terfokus pada solusi.
- Bagi sebagian orang, berbicara dengan AI bisa membantu mereka mengurangi beban pikiran karena tidak perlu khawatir dihakimi.
Sementara beberapa kekurangannya diantaranya;