Dan aku memilih untuk diam,
di tengah kata-kata pahit nan tajam,
di sela bisik yang meremehkan,
di antara pandangan yang tak paham.
Mereka tak tahu, aku bertahan,
bukan karena lemahnya hati,
bukan karena takut atau mati langkah,
melainkan karena ada api di dalam diri.
Aku berdiam, namun bukan menyerah,
ada tujuan yang kugenggam erat,
sebuah mimpi yang tak terkatakan,
sebuah harapan yang tak tertawar harga.
Sindiran itu bagai angin lalu,
kan kutahan walau menusuk tulang,
sebab aku tahu langkahku tegar,
menapak jalan yang kupilih dengan sadar.
Di balik diam ini ada kekuatan,
menghormati diriku dalam kesunyian,
melihat ke depan, pada impian yang jauh,
pada keberhasilan yang kutunggu penuh.
Dan aku memilih untuk diam,
menghargai diri dalam senyap yang kuputuskan,
bertahan, menguat, tak goyah dihalang,
sebab di ujung jalan, ada cahaya yang kuinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H