Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mau Menjadi Guru Sukses? Praktikkan 5 Gaya Mengajar Kekinian Berikut!

2 Agustus 2024   19:11 Diperbarui: 23 Agustus 2024   18:19 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pengabdian guru. (Foto: KOMPAS/IRMA TAMBUNAN)

Rekan guru yang terhormat, dunia pendidikan terus berkembang, begitu pula dengan metode mengajar yang kita gunakan. 

Untuk menjadi guru yang relevan di era digital ini, penting bagi kita untuk mengadopsi gaya mengajar yang kekinian sesuai perkembangan pendidikan & teknologi saat ini. 

Berikut adalah lima gaya mengajar yang patut rekan guru coba agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan menyenangkan.

1. Authority (Pengajaran dengan Kepemimpinan)

Gaya mengajar ini umum dilakukan saat mengajar siswa dengan jumlah sangat banyak. Sebagai guru dengan gaya authority, kita dapat mengambil peran sebagai pengambil keputusan utama dalam kelas. 

Guru memberikan instruksi yang jelas dan mengarahkan siswa dengan tegas. Gaya ini sangat berguna dalam situasi di mana struktur dan disiplin sangat penting. 

Keuntungan: Kelas yang terstruktur dan disiplin, serta kejelasan dalam ekspektasi. Dampak: Siswa menjadi lebih teratur dan fokus, yang dapat meningkatkan efisiensi proses belajar mengajar.

2. Demonstrator (Menunjukkan Cara dan Memberi Contoh)

Gaya demonstrator mengutamakan penggunaan contoh konkret untuk mengajarkan konsep baru. Sebagai demonstrator, guru tidak hanya memberikan penjelasan teoritis tetapi juga menunjukkan bagaimana sesuatu dilakukan. 

Keuntungan: Mempermudah pemahaman konsep yang abstrak melalui visualisasi dan praktik langsung. Dampak: Siswa lebih cepat memahami materi dan dapat menerapkan pengetahuan dengan cara yang lebih praktis.

3. Fasilitator (Membimbing dan Menyediakan Dukungan) 

Dengan gaya fasilitator, peran guru lebih berfokus dalam mendukung dan membimbing siswa dalam proses belajar mereka. 

Guru menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan membantu siswa mengembangkan keterampilan mereka dengan menyediakan sumber daya dan dorongan. 

Keuntungan: Meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan independensi siswa. Dampak: Siswa merasa lebih percaya diri dan termotivasi, serta lebih siap menghadapi tantangan akademis dan kehidupan sehari-hari.

4. Delegator (Memberi Tanggung Jawab dan Otonomi)

Sebagai delegator, Guru memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk mengelola aspek-aspek tertentu dari proses belajar mereka. 

Gaya ini melibatkan memberikan proyek kelompok atau tugas individu yang memungkinkan siswa untuk memimpin dan mengelola pekerjaan mereka sendiri. 

Keuntungan: Mengembangkan keterampilan manajerial, tanggung jawab, dan kerja sama. Dampak: Siswa menjadi lebih mandiri dan belajar keterampilan yang berguna di luar lingkungan akademis.

5. Blended (Kombinasi Gaya Mengajar Tradisional dan Digital)

Gaya blended menggabungkan metode pengajaran tradisional dengan teknologi digital. Ini berarti guru menggunakan berbagai alat dan sumber daya, seperti platform e-learning, video, dan aplikasi pendidikan, bersama dengan teknik pengajaran konvensional. 

Keuntungan: Memperluas akses ke sumber daya dan meningkatkan keterlibatan siswa melalui teknologi. 

Dampak: Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan bervariasi, serta mempersiapkan siswa untuk dunia digital yang semakin berkembang.

Menguasai kelima gaya mengajar kekinian ini tidak hanya meningkatkan efektivitas pengajaran tetapi juga memberikan dampak positif yang signifikan bagi peserta didik dan pendidikan Indonesia secara keseluruhan. 

Jadi dengan mengadopsi berbagai gaya ini, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih kaya, bervariasi, dan sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Ini mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan dengan keterampilan yang relevan dan kemampuan adaptasi yang kuat. 

Bagi pendidikan Indonesia, pendekatan ini berpotensi meningkatkan kualitas pendidikan, mengurangi kesenjangan pembelajaran, dan menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi dunia global. Selamat mencoba dan terus berinovasi, rekan guru!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun