Dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan terhadap tantangan masa kini, tiga isu prioritas yaitu perubahan iklim, pendidikan kesehatan, dan literasi finansial diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah.Â
Langkah ini diambil oleh Pemerintah melalui untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan serta meningkatkan relevansi pendidikan terhadap tantangan masa kini.Â
Pihak sekolah, guru, siswa, dan komunitas sekolah secara keseluruhan diharapkan turut berperan aktif didalamnya.
Integrasi tiga isu prioritas dalam kurikulum bertujuan untuk menggabungkan materi perubahan iklim, pendidikan kesehatan, dan literasi finansial ke dalam pembelajaran di sekolah.Â
Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam ruang kelas, tetapi juga mencakup kegiatan kokurikuler, ekstrakurikuler, dan budaya sekolah.Â
Pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menjadi motor penggerak utama dari inisiatif ini. Selain itu, pihak sekolah, guru, siswa, serta komunitas sekolah dan masyarakat setempat juga turut terlibat.Â
Kolaborasi antara berbagai pihak ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang komprehensif dan mendukung. Â Ketiga isu tersebut diharapkan mulai diintegrasikan dalam berbagai aspek pembelajaran pada tahun ajaran baru 2024.Â
Integrasi tiga isu prioritas tersebut diharapkan dapat diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia, baik di tingkat dasar, menengah, maupun atas. Setiap sekolah diharapkan mampu mengintegrasikannya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lokal masing-masing.Â
Tujuan dari integrasi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan siswa mengenai isu-isu kritis yang mempengaruhi kehidupan mereka sekarang dan di masa depan.Â
Perubahan iklim, kesehatan, dan literasi finansial adalah topik yang sangat relevan dan penting untuk dibahas sejak dini.Â
Jadi, dengan membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan ini, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan dan mampu mengambil keputusan yang bijaksana terkait kesehatan, lingkungan, dan keuangan.Â
Bagaimana cara pengintegrasiannya? Dalam pembelajaran intrakurikuler, isu perubahan iklim diintegrasikan ke dalam mata pelajaran seperti Geografi, Biologi, dan Sains.Â
Misalnya, siswa akan mempelajari dampak perubahan iklim terhadap ekosistem dan kehidupan manusia. Pendidikan kesehatan disisipkan dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, serta Biologi, di mana siswa belajar tentang pentingnya gaya hidup sehat dan pencegahan penyakit.Â
Literasi finansial dimasukkan dalam pelajaran Matematika, Ekonomi, dan Kewirausahaan, mengajarkan siswa tentang pengelolaan uang, investasi, dan perencanaan keuangan.Â
Selain dalam pembelajaran intrakurikuler,ketiga isu prioritas tersebut dapat diintegrasikan dalam kegiatan kokurikuler. Program kokurikuler melibatkan kegiatan yang menggabungkan teori dan praktik.Â
Misalnya, siswa melakukan projek penguatan profil pelajar pancasila dengan tema-tema tertentu, misalkan dalam tema gaya hidup berkelanjutan terkait dengan dampak perubahan iklim di lingkungan sekitar, yang memungkinkan mereka untuk menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari di kelas.Â
Pelaksanaan projek kampanye kesehatan di sekolah, seperti program kebersihan sekolah melalui berbagai projek yang membantu siswa memahami pentingnya menjaga kesehatan. Serta mengintegrasikan pengelolaan keuangan pribadi atau bisnis kecil memberikan pengalaman praktis dalam literasi finansial dalam projek P5 bertema kewirausahaan.
Ketiga isu tersebut juga dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Berbagai kegiatan ekstrakurikuler sekolah, dapat menjadi platform bagi siswa untuk mengembangkan minat dan keterampilan mereka dalam ketiga isu ini.Â
Ekstrakurikuler seperti pramuka dan pecinta alam dapat mengorganisir kegiatan seperti menanam pohon dan daur ulang.Â
Ekstrakurikuler PMR, olahraga mengajarkan pentingnya aktivitas fisik dan kesehatan. Kegiatan ekstrakurikuler lainnya juga dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar tentang kewirausahaan dan manajemen keuangan.Â
Budaya sekolah juga didorong untuk mendukung integrasi ini. Sekolah menerapkan kebijakan ramah lingkungan, seperti mengurangi penggunaan plastik dan meningkatkan program daur ulang.Â
Program kebersihan dan kesehatan, seperti pemeriksaan kesehatan rutin dan kampanye gizi seimbang, menjadi bagian dari budaya sekolah.Â
Literasi finansial juga diterapkan dalam pengelolaan keuangan sekolah dan program beasiswa, mengajarkan siswa tentang transparansi dan akuntabilitas.Â
Dengan demikian, diharapkan siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis tetapi juga keterampilan praktis yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan generasi yang lebih sadar, sehat, dan bijaksana serta lebih siap menghadapi tantangan global di masa depan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H