Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Helicopter Parenting; Pola Asuh yang Bisa Membuat Anak Tertekan

24 Maret 2024   09:15 Diperbarui: 24 Maret 2024   10:00 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Helicopter Parenting, atau pola asuh helikopter, dewasa ini menjadi sorotan dalam perbincangan mengenai kesejahteraan anak-anak, bunda. Tidak dapat disangkal bahwa orang tua ingin yang terbaik bagi anak-anak mereka, tetapi apakah terlalu banyak campur tangan ternyata bisa berdampak negatif pada perkembangan mereka? Jawabannya ya, menurut penelitian, perhatian berlebihan ternyata dapat merusak kesejahteraan anak.

Helicopter Parenting mengacu pada pola asuh di mana orang tua terlalu intens dan terlalu banyak memberikan campur tangan dalam kehidupan anak-anak mereka. Mereka cenderung memonitor setiap langkah anak-anak, menyelesaikan masalah mereka, dan mengintervensi dalam interaksi sosial serta akademis.

Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh helikopter lebih rentan terhadap kecemasan, depresi, dan kurangnya kemandirian. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan, mengatasi kegagalan, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.


Salah satu ciri khas dari Helicopter Parenting adalah tekanan akademis yang berlebihan. Orang tua sering kali menekan anak-anak mereka untuk mencapai kesuksesan akademis tanpa memperhatikan kebutuhan emosional dan psikologis anak. Hal ini dapat menyebabkan stres berlebihan dan penurunan motivasi belajar.

Beberapa contoh perilaku Helicopter Parent diantaranya;

1. Monitoring yang Berlebihan 

Orang tua yang menjadi Helicopter Parent cenderung memantau setiap langkah anak-anak mereka dengan cermat.  Mereka mungkin terlalu sering memeriksa pekerjaan rumah, catatan sekolah, atau aktivitas ekstrakurikuler anak-anak.

2. Intervensi Berlebihan

Helicopter Parent cenderung terlibat secara berlebihan dalam kehidupan akademis dan sosial anak-anak mereka. Mereka bahkan menyelesaikan tugas sekolah anak-anak atau bahkan mencampuri masalah antara anak-anak dengan teman-teman mereka. Jika anak-anak berseteru dengan temannya, kemudian bunda turut berkelahi untuk permasalahan tersebut, waspadai karena bunda ternyata merupakan seorang helicopter parent.

3. Kontrol yang Ketat

Orangtua yang menjadi Helicopter Parent sering kali menerapkan kontrol yang ketat terhadap aktivitas dan pergaulan anak-anak mereka. Mereka mungkin membuat aturan yang ketat tentang siapa yang boleh menjadi teman anak-anak atau ke mana mereka boleh pergi di luar rumah.

4. Pengambilan Keputusan Mendominasi

Helicopter Parent cenderung mengambil keputusan atas nama anak-anak mereka tanpa memberikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Mereka mungkin memilih program ekstrakurikuler atau kursus yang anak-anak harus ikuti tanpa mempertimbangkan minat atau keinginan anak-anak.

5. Reaksi Berlebihan terhadap Kegagalan

Helicopter Parent sering kali memiliki reaksi yang berlebihan terhadap kegagalan anak-anak mereka. Mereka mungkin cenderung melindungi anak-anak dari pengalaman gagal daripada membiarkan mereka mengatasi tantangan dan belajar dari kesalahan mereka.

Perilaku-perilaku tersebut, ketika dilakukan secara berlebihan, dapat menghambat perkembangan kemandirian anak-anak serta menyebabkan stres dan kecemasan yang tidak perlu.

Ahli menggarisbawahi pentingnya orang tua memberikan dukungan dan bimbingan kepada anak-anak mereka tanpa menjadi terlalu dominan. Memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk belajar dari kesalahan mereka dan mengembangkan kemandirian merupakan bagian penting dari pertumbuhan mereka.

Kesejahteraan anak menjadi taruhan dalam pola asuh helikopter. Ketika anak-anak tidak diberi kesempatan untuk mandiri dan memecahkan masalah mereka sendiri, mereka mungkin kesulitan menyesuaikan diri dengan tantangan kehidupan di masa depan.

Helicopter Parenting merupakan fenomena yang mengkhawatirkan yang dapat menghambat perkembangan anak-anak. Penting bagi kita sebagai orang tua untuk menyadari pentingnya memberikan dukungan yang seimbang dan memberi ruang kepada anak-anak untuk tumbuh dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun