Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Guru Berfikir Filsafat Agar Dapat Memberikan Layanan Pembelajaran Terbaik bagi Siswa Berkebutuhan Khusus

23 September 2023   14:26 Diperbarui: 23 September 2023   14:35 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pembelajaran di SLBN Tasikmalaya 

Guru adalah pilar utama dalam menciptakan lingkungan pembelajaran inklusif yang efektif. Dalam rangka memberikan layanan pembelajaran terbaik bagi siswa-siswi berkebutuhan khusus, guru perlu mengadopsi pola berfikir filsafat yang radikal, sistematis, dan logis. Berikut adalah beberapa langkah bagaimana guru dapat melakukannya:


Berfikir Radikal: Kata radic yang memiliki arti mendasar merupakan sebuah kata yang sangat positif jika digunakan secara arif. Berfikir radikal berarti berfikir secara mendasar sampai ke akar-akarnya. “Cara berfikir seperti inilah yang bisa menghasilkan sikap arif dan bijaksana. 

Guru harus mempertanyakan norma-norma dan paradigma pembelajaran konvensional. Sebagai pendidik kita perlu berfikir out of the box dan bersedia mencoba pendekatan yang inovatif. Ini dapat melibatkan atau mengintegrasikan teknologi, metode pembelajaran yang berbeda, atau mengubah cara mereka mengevaluasi kemajuan siswa.

Berfikir Sistematis: Guru perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang setiap siswa dengan kebutuhan khusus mereka. Selain melakukan identifikasi dan asesmen, ada banyak buku, jurnal dan berbagai penelitian terkini yang bisa kita jadikan bahan referensi. Ini melibatkan proses menyusun program pembelajaran individual yang terstruktur dan menyeluruh. PPI tersebut harus memperhitungkan kebutuhan, potensi, dan tujuan pembelajaran masing-masing siswa.

Berfikir Logis: Guru harus menggunakan logika yang kuat dalam merancang strategi pembelajaran. Kita perlu mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang realistis dan langkah-langkah konkret untuk mencapainya. Selain itu, sebagai guru kita perlu secara objektif mengevaluasi hasil pembelajaran siswa dan menyesuaikan pendekatan mereka sesuai kebutuhan.

Mengenal Siswa dengan Baik: Guru harus benar-benar mengenal siswa-siswanya, termasuk kebutuhan khusus, minat, dan bakat mereka. Komunikasi yang baik dengan siswa dan orangtua juga penting untuk memahami perubahan kebutuhan siswa seiring waktu.

Mengembangkan Keterampilan Empati: Guru perlu memiliki empati yang tinggi terhadap siswa-siswa berkebutuhan khusus. Ini akan membantu mereka merasa didengar dan diterima, sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar.

Melibatkan Dukungan Tim: Jangan khawatir bapak ibu, sebagai guru pendidikan khusus kita tidak harus berjuang sendirian. Kita bisa bekerja sama dengan orang tua, psikolog, terapis dan staf pendidikan khusus lainnya dalam mengembangkan dan melaksanakan rencana pembelajaran yang efektif.

Pembelajaran Terus-Menerus: Guru perlu terus-menerus mengupgrade atau memperbarui pengetahuan tentang metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus. Ini dapat melibatkan pelatihan dan pengembangan profesional secara berkala.

Dengan mengadopsi pola berfikir filsafat yang radikal, sistematis, dan logis, guru akan dapat memberikan layanan pembelajaran terbaik bagi siswa-siswi berkebutuhan khusus. Hal ini akan membantu menciptakan lingkungan inklusif yang merangsang perkembangan siswa dan memungkinkan mereka untuk mencapai potensi maksimal mereka dalam pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun