Tasikmalaya-Pendidikan merupakan hak bagi setiap individu, tanpa memandang latar belakang, kondisi, atau kebutuhan mereka. Dalam hal ini, anak-anak berkebutuhan khusus juga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Keberhasilan pendidikan bagi anak-anak ini menjadi perhatian utama, dan salah satu kuncinya yakni melalui internalisasi 7 landasan pendidikan yang kuat.
Ketua Prodi Pascasarjana Pendidikan Khusus, Dr. Imas Diana Aprilia, M.Pd. menyampaikan bahwa internalisasi 7 Landasan Pendidikan menjadi kunci keberhasilan Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.
“Guru-guru Pendidikan khusus atau siapa pun yang mengajar anak berkebutuhan khusus harus memiliki belief” kata Ibu Dr. Imas Diana Aprilia, M.Pd ketika mengisi salah satu mata kuliah Pengembangan Program Pendidikan Anak dengan Hambatan Penglihatan dan Pedengaran. Belief atau keyakinan itulah yang menjadi dasar yang dapat mengahantarkan ABK mencapai potensi maksimal mereka.
Keberhasilan pendidikan ABK merupakan salah satu aspek penting dalam mewujudkan inklusi sosial dan memberikan peluang yang sama bagi semua individu dalam masyarakat. Internalisasi 7 landasan pendidikan, yaitu landasan filosofis, ideologis, yuridis, psikologis, sosial budaya, pedagogis, dan religius, menjadi kunci utama untuk mencapai keberhasilan ini.
Landasan Filosofis memberikan dasar pemahaman bahwa setiap anak memiliki potensi yang harus diakui dan dikembangkan. Ini berarti memahami bahwa setiap individu berharga, tidak peduli apa pun kekurangan atau kelebihannya.
Landasan Ideologis menekankan pada prinsip kesetaraan, keadilan, dan hak asasi manusia. Ini menciptakan lingkungan yang mendukung integrasi anak berkebutuhan khusus ke dalam masyarakat.
Landasan Yuridis menjamin bahwa setiap anak berkebutuhan khusus memiliki akses hukum yang sama terhadap pendidikan yang layak. Ini melibatkan peran aktif pemerintah dalam mengatur dan memastikan hak ini.
Landasan Psikologis mengakui perbedaan individu dalam belajar dan perkembangan. Guru dan orang tua harus memahami kebutuhan psikologis anak-anak ini dan memberikan dukungan yang sesuai.
Landasan Sosial Budaya menghargai keanekaragaman budaya dan nilai. Ini berarti mengintegrasikan aspek-aspek budaya anak berkebutuhan khusus ke dalam proses pendidikan.
Landasan Pedagogis menekankan penggunaan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi anak. Guru harus mampu mengadaptasi kurikulum dan metode pengajaran untuk mencapai hasil terbaik.
Landasan Religius mengakui peran nilai dan keyakinan dalam pendidikan anak. Ini memungkinkan orang tua dan guru untuk memasukkan nilai-nilai agama dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus.
Dengan menginternalisasi ketujuh landasan pendidikan ini, guru, orang tua, dan masyarakat dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan mendukung. Ini akan membantu anak-anak berkebutuhan khusus untuk mencapai potensi maksimal mereka dan menjadi anggota produktif dalam masyarakat. Keberhasilan pendidikan bagi anak-anak ini adalah tanggung jawab bersama, dan dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, kita dapat meraih prestasi yang luar biasa dalam mendukung perkembangan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H