Mohon tunggu...
Nuning Listi
Nuning Listi Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Seorang ibu rumah tangga biasa yang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancasila dan Pentingnya Moderasi Beragama

1 Juni 2024   12:28 Diperbarui: 1 Juni 2024   12:40 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Anda ingat seorang wanita yang menerebos istana untuk bertemu presiden Joko Widodo? Dia berniat mengemukakan pendapat bahwa Indonesia seharusnya berfalsafah Syariat Islam dan bukan Pancasila. Pancasila dianggapnya tidak sesuai dengan ajaran agama di tengah negara yang punya mayoritas umat Islam ini. Aksi nyleneh ini membuat sang wanita ditangkap dan didalami oleh paspampres.

Hal ini sama dengan aksi seorang wanita yang menyerang mabes polri dengan senjata airsoftgun. Perempuan pendiam yang besar di keluarga yang tidak aneh dan cukup moderat ini akhirnya meregang nyawa karena tembakan polisi di halaman mabes polri. Dalam surat wasiatnya pada keluarga, jelas terlihat bahwa wanita ini menganut faham tertentu yang tidak sejalan dengan ajaran Islam moderat.

Perspektif Pancasila layak diganti dengan syariat Islam dan negara tak layak untuk dihormati kini banyak dimiliki oleh sebagian umat di Indonesia. Dua kasus di atas adalah puncak gunung es dari sekian bayak kasus intoleransi di Indonesia.

Banyak dari umat yang memandang agama dengan prespektif baru yang lebih keras. Dalil-dalil dalm ajaran agama di potong sana sini menjadi tanpa konteks. Perbedaan atau keberagaman yang dulu diterima secara baik karena merupakan takdir bagi Indonesia, kini banyak pihak yang menginginkan harus satu (keyakinan) dengan dalih bahwa 90 % memeluk satu keyakinan (mayoritas). Prrespektif agama menciptakan kedamaian bagi semua, perlahan menjadi sirna, dan diganti oleh beberapa kasus intoleran lalu radikal dan beberapa diantaranya bahkan terorisme. Kita bisa melihat hal ini dalam beberapa kasus pengeboman rumah ibadat, penyerangan dan lain sebagainya.

Ini juga yang banyak dilansir oleh beberapa penelitian. Banyak (meski tidak major), anak muda yang berpendapat bahwa Pancasila bisa diganti sebagai dasar negara. Penelitian ini berbasis asumsi bahwa intoleransi makin marak di Indonesia dan ditemukan bentuk sikap intoleransi di banyak sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia.

Karena itu meluruskan niat dan ajaran ditengah-tengah umat agama lain yang berbeda, menjadi penting. Moderasi agama menjadi penting sekaligus mengingatkan kita pada pentingnya menghargai perbedaan-perbedaan yang ada.

Pancasila yang kita peringati lahirnya hari ini, menjadi tonggak sekaligus momentum penting akan perlunya moderasi selama Indonesia berdiri sebagai bangsa. Karena Pancasila adalah inti dari nilai dan moral segenap bangsa Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun