Mohon tunggu...
Nuning Listi
Nuning Listi Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Seorang ibu rumah tangga biasa yang

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadhan dan Politik Sesaat

25 Maret 2023   09:35 Diperbarui: 25 Maret 2023   10:24 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita masuk dalam ritual agama yang agak berbeda dengan sebelumnya yaitu bulan Ramadhan. Bulan penuh ampunan ini membuat Masjid menjadi sangat sibuk. Kegiatan berkumpul, mengaji dan berjamaah dilakukan untuk memeriahkan bulan suci Ramadan. Ini tentu sangat baik dan positif.

Kegiatan masjid yang sebagian diikuti oleh anak-anak dan remaja ini tentu sangat baik dan positif. Begitu juga para orangtua banyak melakukan kegiatan bernada keagamaan baik di masjid maupun komunitas pengajian eksklusif yang membahas agama.

Kegiatan-kegiatan itu tentunya sangat baik dan positif. Karena merupakan cara beribadah dan menambah ilmu pengetahuan. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan itu, tali silaturahmi dengan teman terdekat, kerabat atau kolega akan terjalin. Persaudaraan sebagai sesame muslim juga terjaga.

Hanya saja, Ramadhan pada tahun ini agak berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya. Ceramah dan narasi yang disampaikan para penceramah, sebagian dikaitkan antara agama dengan politik, diantaranya soal pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah 2024 yang akan datang.

Bahkan narasi itu dibawa pada pengajian-pengajian eksklusif bahkan pada saat salat Jumat. Inilah yang disebut politisasi masjid dan seringkali dijadikan kampanye terselubung oleh pihak ini itu dan mungkin tidak akan terjadi sekali dua kali. Seperti yang pernah kita lihat pada Pilpres 2019 dan Pilkada 2017.

Karena itu tidak ada salahnya jika kita menaruh kewaspadaan pada ancaman politisasi masjid di bulan suci Ramadhan. Ini seringkali dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab dan punya nafsu berkuasa diatas rata-rata. Jika itu terjadi di hari-hari kita harus khusuk pada ibadah puasa itu sama saja mencederai kesucian dan keluhuran bulan Ramadhan

Elite politik dan semua pihak harus sadar hal itu dan membawa nafsu meraih kekuasaan dan pilpres maupun pilkada ke dalam masjid bukan cara terbaik merebut kekuasaan. Terjun ke dunia politik bukan sebuah dosa, malah politik dalam konteks yang luas adalah hal penting dan dapat mencari cara agar masyarakat dapat sejahtera. Tapi menggunakan masjid sebagai sarana kampanye adalah cara buruk yang tidak membawa kemaslahatan umat. Itu sama saja menimbulkan perpecahan.

Jangan sampai bulan suci itu terceredai dengan nafsu-nafsu. Ramadan adalah bulan suci. Karena itu, kesucian Ramadan itu harus kita jaga. Jangan sampai kesucian Ramadan tahun ini ternodai oleh kepentingan politik yang bersifat sesaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun