Mohon tunggu...
Nuning Listi
Nuning Listi Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Seorang ibu rumah tangga biasa yang

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melalui Kecanggihan Teknologi, Mari Sebarkan Nilai Toleransi

4 Mei 2019   20:14 Diperbarui: 4 Mei 2019   20:22 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi - kompasiana.com

Teknologi memang diciptakan untuk membantu kebutuhan manusia. Teknologi bisa digunakan untuk kebutuhan yang positif. Tapi juga bisa digunakan untuk kebutuhan negative. Melalui teknologi, kita bisa belajar tentang apa saja dengan sangat mudah. Melalui teknologi, kita bisa melakukan aktifitas apa saja hanya dengan melalui smartphone. Dengan teknologi, kita juga bisa menyebarkan ide, gagasan, dan pemahaman kita dengan mudah. Semua kemudahan dan kelebihan itu banyak dibantu dengan adanya teknologi.

Salah satu contoh praktek buruk yang disebarkan melalui kecanggihan teknologi adalah informasi bohong dan kebencian. Penyebaran itu telah terjadi dalam waktu bertahun-tahun. Bahkan, ketika memasuki tahun politik, penyebaran hoaks dan kebencian masih terus terjadi sepanjang tahun politik hingga saat ini. 

Bahkan ketika setelah pilpres pun, praktek penyebaran kebencian dan kebohongan ini terus mengalami peningkatan. Ajakan untuk melakukan tindakan onar terus bermunculan di media sosial. Ajakan semacam ini tentu tidak dibenarkan. Semestinya kita semua berlomba-lomba berbuat kebaikan. Tidak lagi saling menebar kebencian dan kebohongan.

Indonesia adalah negara yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal. Perbedaan dan keragaman yang ada di Indonesia, bukanlah menjadi sebuah persoalan yang harus terus diperdebatkan. Bukankah kita sudah berbeda sejak dari lahir? Bukankah Tuhan menciptakan manusia saling berbeda satu dengan yang lain? Karena perbedaan itu pula, Tuhan menganjurkan kepada kita untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya. Karena upaya untuk saling mengenal itulah, kita dituntut untuk saling mengerti dan memahami satu dengan yang lain. Dan upaya untuk saling mengerti itulah yang kemudian dikenal dengan istilah toleransi.

Toleransi antar umat beragama sudah mulai dikenalkan oleh nenek moyang dan para orang tua, sejak kita masih di usia dini. Sedari kecil kita diajarkan untuk saling meminta maaf jika melakukan kesalahan. 

Dalam budaya suku-suku yang ada di Indonesia, juga menganut tradisi saling meminta maaf jika melakukan kesalahan. Ini bukti bahwa kita adalah negara yang toleran. Saling menghargai antar sesama merupakan tradisi yang diajarkan secara turun temurun. Dan budaya gotong royong adalah salah satu bukti nyata.

Tak dipungkiri, seiring dengan perkembangan zaman, nilai-nilai kearifan lokal itu mulai memudar karena terkikis oleh berbagai budaya dan paham dari luar. Pengaruh negative yang masuk melalui kecanggihan teknologi itu, harus segera disudahi, agar generasi penerus tidak berubah menjadi generasi pembenci yang selalu diselimuti amarah. 

Amarah yang tidak berdasar, harus diredam dengan nilai-nilai yang penuh kesejukan. Dan kesejukan itu harus disebarkan oleh semua pihak, termasuk generasi milenial. Melalui kecanggihan teknologi, kita semua harus terus menyebarkan pesan-pesan damai, agar toleransi di negeri ini tetap terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun