Mohon tunggu...
Nastiti Cahyono
Nastiti Cahyono Mohon Tunggu... Editor - karyawan swasta

suka menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

G20, Recover Together Melawan Bibit Kebencian

20 November 2022   08:57 Diperbarui: 22 November 2022   06:47 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KTT G20, www.dw.com

Tema besar KTT G20 di Bali kemarin adalah recover together recover stronger. Tema ini menggambarkan tentang semangat gotong royong, yang selama ini menjadi karakter bangsa Indonesia. Kenapa tema ini diusung? Karena kondisi global saat ini dalam kondisi penuh tekanan. Baik secara perekonomian ataupun geopolitik. Seperti kita tahu, perang antara Rusia dan Ukraina yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, memberikan dampak negatif bagi perekonomian. Akibatnya, rantai pasok makanan dan energi global terganggu.

Dalam kesempatan ini, saya tidak akan membahas perang antara Rusia dan Ukraina. Namun saya coba akan mendiskusikan dengan para pembaca tentang sentiment kebencian, yang saat ini tidak hanya melanda di Indonesia, tapi juga negara-negara lain. Sentimen kebencian di dunia maya ini, semakin hari semakin mengkhawatirkan. Tujuan dan kepentingan maraknyanya sentiment kebencian ini pun juga beragama.

Dalam konteks G20 kemarin, sentimen kebencian banyak ditujukan ke Rusia, yang dianggap menjadi penyebab kekacauan selama ini. Bahkan, pemberintaan tentang delegasi Rusia yang hadir, sempat bermunculan. Tidak hanya itu, sempat ada video viral, pembicaraan antara presiden Canada Justin Trudeau dan presiden China Xi Jinping. Xi terlihat kecewa dengan Trudeau karena pembicaraan mereka muncul di berbagai media. Bibit kebencian ini mulai bermunculan di media sosial.

Tapi disisi lain, G20 juga banyak pembelajaran berharga. Salah satunya adalah pertemuan bilateral antara Joe Biden dan Xi Jinping. Kedua negara ini, Amerika Serikat dan China, sudah lama berseteru akibat perang dagang yang dilakukan di era sebelumnya. Kebencian antara kedua negara tersebut sering kita di media sosial dan media mainstream. Namun, dalam pertemuan kemarin, keduanya mengaku saling berintrospeksi dan membukan peluang untuk bekerja sama.

Lalu, dalam konteks Indonesia, tentu G20 memberikan kesan yang sangat positif. Terlebih ujaran kebencian terkait peristiwa bersejarah ini minim terjadi. Semoga ini menjadi indikasi bahwa masyarakat Indonesia semakin dewasa, dalam menyikapi setiap perkembangan yang ada. Karena bibit kebencian di Indonesia belum sepenuhnya hilang. Kelompok radikal di Indonesia, seringkali masih menggunakan cara-cara seperti ini untuk mengadu domba, membuat kegaduhan, hingga memprovokasi satu dengan lainnya.

Tumbuh bersama dalam melawan kebencian, harus terus ditumbuhkan oleh semua negara, khususnya negara-negara G20. Karena setiap negara, mempunyai problema tersendiri dalam memerangi bibit kebencian di negaranya. Setiap negara mempunyai kelompok garis keras, yang berpotensi terus memunculkan ujaran kebencian dalam bentuk apapun. Karena itulah, mari kita jadikan KTT G20 yang berhasil dilaksanakan secara santun, toleran dan aman ini, sebagai titik awal untuk terus memerangi kebencian di seluruh dunia. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun