Pandemi covid-19 memang telah memberikan dampak yang sangat luar biasa. Yang paling terasa adalah dampak perekonomian. Hampir semua negara merasakan dampak ini. Corona telah mengganggu perekonomian negara maju dan berkembang. Bahkan IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi negara maju dan berkembang minus. Ini artinya, hingga akhir tahun ini, jika kita tidak bisa melakukan serangkaian perubahan, perekonomian kita kedepan akan semakin sulit.
Untuk itulah, penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi harus terus sinergi. Jumlah kasus positif covid-19 masih terus bertambah. Rata-rata penambahan kasus baru setiap harinya terus mencapai diatas 1000 kasus. Per 27 Juni 2020, jumlah kasus terkonfirmasi positif di Indonesia sudah mencapai 52.812 kasus, dirawat 28.183 kasus, meninggal 2.720 kasus, dan sembuh 21.909 kasus. Jumlah tersebut masih terus menunjukkan tren kenaikan, dan belum menunjukkan tren penurunan.
Disisi lain, dampak di tingkat perekonomian juga tidak kalah mengerikan. Ancaman ledakan pengangguran di Indonesia akibat covid-19 ini sudah di depan mata. Pada Mei 2020 kemarin, Bappenas menyebut angka pengangguran akibat corona telah mencapai 2 hingga 3,7 juta orang, lebih tinggi dari angka Kementerian Ketenagakerjaan yang mencapai 1,7 juta orang.
Bappenas juga memperkirakan, jika dampak pertumbuhan ekonomi terus menurun, ledakan pengangguran ini juga akan meningkat hingga 5,5 juta di tahun 2020. Angka ini pun juga masih berpotensi mengalami kenaikan di 2021 mencapai 10,7 hingga 12,7 juta orang.
Apa yang terjadi jika hal ini benar terjadi? Namun, kita bisa mencegahnya karena angka ini masih sebatas proyeksi kondisi terburuk. Karena itulah, untuk mensinergikan penanganan covid dan pemulihan ekonomi, harus dilakukan oleh semua pihak. Dari level masyarakat bawah hingga atas.
Seperti kita tahu, pandemi ini sudah terjadi hampir 4 bulan terakhir di Indonesia. Selama ini pula, kita semua saling belajar untuk beradaptasi. Saling belajar untuk saling memahami, meski tak jarang diantara kita saling berdebat, saling mencaci, bahkan saling menebar kebencian akibat terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan terkait covid.
Narasi-narasi kebencian yang sengaja dibangun oleh kelompok tertentu, berpotensi memecah belah persatuan di tingkat masyarkat bawah. Karena itulah mari kita bekali diri dengan literasi yang kuat, dengan informasi yang valid, agar tidak mudah terbujuk oleh informasi bohong alias hoaks.
Mari kita kembali menelaah nilai-nilai Pancasila, agar kita tetap on the track. Mari kita tetap mengedepankan sila pertama, sila kedua, sila ketiga, sila keempat dan sila kelima dalam setiap ucapan dan perilakukita. Mari kita tanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dari dalam pikiran.
Dengan Pancasila kita bisa menolak segala pengaruh buruk yang masuk ke negeri ini, seperti radkalisme dan intoleransi. Dengan Pancasila kita bisa tetap saling menghargai keberagaman. Dengan Pancasila kita juga bisa saling sinergi di tengah pandemi. Sekali lagi, cepat tidaknya kita keluar dari pandemi ini, tergantung dari kita sendiri. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H