Mohon tunggu...
Nastiti Cahyono
Nastiti Cahyono Mohon Tunggu... Editor - karyawan swasta

suka menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sinergi dalam Beradaptasi "New Normal" di Tengah Pandemi

31 Mei 2020   07:05 Diperbarui: 31 Mei 2020   07:49 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Covid - katadata.com

Saat ini, masa pandemi di Indonesia akan memasuki babak baru. Bulan depan, mulai diwacanakan adanya pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara bertahap. Aktifitas di tempat publik yang awalnya dilarang, kini pelan-pelan akan kembali dibuka dengan syarat. Aktifitas beribadahan pun juga akan diperbolehkan, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Pemerintah pusat dan daerah saat ini sedang mengkaji, wilayah-wilayah mana yang diperbolehkan dilakukan pelonggaran.

Tidak hanya DKI Jakarta, Jawa Barat dan sejumlah provinsi pun sedang mengkaji untuk menerapkan new normal. Apa itu new normal? Sebuah kondisi dimana segala aktifitas yang kita lakukan harus mengedepankan protokol kesehatan. Hal ini penting dilakukan agar kita tetap bisa melakukan aktifitas di luar rumah, tapi pada saat yang sama juga bisa mencegah terpaparnya virus corona dalam diri kita. 

Salah satunya adalah dengan mengenakan masker dalam setiap aktifitas. Hal ini simple tapi perlu dibiasakan. Karena menggunakan masker dalam setiap aktifitas bukanlah hal yang lumrah sebelumnya. Namun, di masa pandemi ini masker harus dibiasakan dan dijadikan kebiasaan baru.

Selain itu adalah social distancing. Sederhananya adalah jaga jarak. Jagalah jarak kalian dengan orang-orang dalam setiap beraktifitas. Mungkin kita tidak bisa lagi berdampingan dengan teman kantor. Karena penyebaran virus corona bisa terjadi melalui kontak fisik. 

Karena itulah, bersalaman secara fisik kalau bisa juga bisa dihindari. Bukan berarti kita akan memutus tali silaturahmi, bukan. Hal ini murni semata bagian dari pencegahan covid-19. Sederhana bukan? Tapi belum tentu bisa dilakukan, karena hal tersebut belum menjadi kebiasaan kita.

Selain itu, cuci tangan juga merupakan hal mudah tapi belum menjadi kebiasaan bagi sebagian masyarakat. Kemana-mana usahakan bawa hand sanitizer. Cucilah tangan kalian setiap beraktifitas. Karena virus bisa menempel dimana saja, di tempat-tempat yang mungkin biasa kita pegang. Di pintu, kursi, meja, baju dan lain sebagainya. Berbagai pentuk pencegahan ini harus dilakukan, di era new normal ini.

Suka tidak suka, kita semua harus beradaptasi dengan era new normal yang mengedepankan protokol kesehatan ini. Dan adaptasi ini harus dilakukan oleh semua pihak, dari level bawah sampai atas. Ingat, virus ini belum hilang. Masih ada di sekitar kita. 

Cluster baru bisa berpotensi muncul, jika kita masih tetap abai dan tidak mengedepankan protokol kesehatan. Jika lihat pemberitaan belakangan ini, cluster baru yang muncul salah satunya adalah pasar tradisional. 

Pasar memang menjadi tempat berkumpulnya orang untuk melakukan aktifitas jual beli. Tetap jaga jarak, gunakan masker, dan hindari kontak fisik. Dan tak lupa cucilah tangan, kalau perlu mandi setelah berkatifitas di luar rumah.

Mari saling sinergi untuk beradaptasi menuju kondisi new normal ini.  Semuanya akan mudah dan ringan, jika dilakukan secara bersama. Dan yang tak kalah penting adalah, akseslah informasi dari sumber-sumber yang valid. Karena di masa pandemi ini, masih saja ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang menebar provokasi dan kebencian di media sosial. Sekali lagi, disiplin dan kesadaran perlu kita kedepankan dalam beradaptasi dengan protokol kesehatan ini. Salam sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun