Mohon tunggu...
Nastiti Cahyono
Nastiti Cahyono Mohon Tunggu... Editor - karyawan swasta

suka menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Belajarlah dari Indonesia

3 Februari 2016   14:16 Diperbarui: 3 Februari 2016   14:49 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="yusufmansur.com"][/caption]Kenapa harus belajar dari Indonesia? Ya..karena banyak diantara kita, mungkin saya sendiri, yang kadang kurang belajar dari Indonesia. Negeri ini tidak hanya banyak mengandung emas, atau sumber alam lain, tapi juga kaya akan nilai-nilai luhur, yang diberikan Tuhan kepada generasi sebelumnya. Kemudian diajarkan, dan menyebar ke generasi berikutnya. Suku-suku yang tersebar di ribuan pulau, mengakui konsep kesatuan. Berbangsa satu, bangsa Indonesia. Ya…itulah Indonesia. Beragam dalam kesatuan.

Beberapa tahun yang lalu, saya sempat tinggal lama di Yogyakarta. Orang menyebut kota ini sebagai kota budaya, kota pendidikan, kota gudeg, dan mungkin masih banyak lagi sebutannya. Tapi menurut saya, Yogyakarta merupakan Indonesia kecil. Berbagai macam suku, ras, agama ada di kota ini. Bahkan, warga negara asing dari belahan negara lain juga ada di kota ini. Ya..Yogya penuh dengan beraneka ragam manusia, dengan berbagai macam karakter dan sifatnya. Namun, masyarakat yang mempunyai budaya masih-masing ini, bisa guyub, rukun dengan penduduk lokal yang berbudaya Jawa. Begitu indah. Dan saya yakin, Anda pasti betah tinggal di kota ini.

Keberagaman dalam kerukunan itulah, yang membuat banyak orang betah tinggal di kota ini. Keramahan penduduk lokal, telah menular ke dalam diri para pendatang yang berbagai macam karakter tadi. Itulah sebenarnya nilai-nilai luhur negara kita, yang masih bertahan di Yogya. Rasa saling menghormati, ramah kepada siapa saja, tidak ada saling membenci, toleransi, adalah salah satu nilai yang telah diajarkan sejak jaman dulu. Itulah Indonesia.

Negara kita, juga menjamin hak setiap warga negara untuk memeluk agama sesuai keyakinannya. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, menunjukkan bahwa negeri ini menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha ESA. Bentuk keyakinan itu, diwujudkan melalui memeluk agama. Makanya tak ada alasan, jika masih ada perselisihan, perpecahan yang mengatasnamakan agama. Bahkan, jika ada perselisihan yang mengarah ke ranah hukum, juga ada pengadilan agama.

Negara ini, berasal dari beribu pulau, suku, bahasa dan budaya, telah sepakat bersatu di dalam konsep negara kesatuan republik Indonesia. Jangan sampai konsep negara kesatuan ini, dirusak oleh konsep atau pemahan lain, yang justru mencederai masyarakat kita sendiri. Kelompok tertentu, telah mengusung konsep negara khilafah, untuk diterapkan di Indonesia. Konsep ini dinilai sejalan dengan konsep ‘Islam’. Memang Indonesia merupakan negara yang penduduknya muslim terbesar di dunia. Tapi bukankah negeri ini heterogen? Banyak suku, agama, budaya. Bukankah konstitusi juga menjamin, bahwa memeluk agama itu hak setiap warga negara?

Tentu kita tidak ingin seperti Syuriah, yang dijadikan basis kelompok ISIS, yang juga mengusung konsep negara Khilafah ini. Mari kita terus belajar, nilai-nilai yang telah diajarkan dan ada di Indonesia. Mari kita pahami makna lima sila yang terkandung dalam Pancasila. Jika kita bisa memahami dan mengimplementasikan dalam keseharian, maka keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu, benar-benar akan terwujud. Ayo jadikan Indonesia sebagai rumah sekaligus tempat belajar kita. Sekali lagi, belajarlah dari Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun